Tampilkan postingan dengan label Berita Perang Suriah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita Perang Suriah. Tampilkan semua postingan

Assad: Senjata Kimia Suriah Sepenuhnya di Bawah Kontrol Militer

Add Comment
Presiden Suriah mengatakan, senjata-senjata kimia Damaskus berada di tempat yang aman dan sepenuhnya berada bawah kontrol militer.
Bashar al-Assad dalam wawancara dengan televisi pemerintah Cina, CCTV menandaskan, sejak beberapa dekade lalu, Suriah telah memproduksi senjata kimia, sebab Damaskus di masa itu tengah berperang dan sebagian wilayahnya diduduki. Demikian dilaporkan Alalam, Senin (23/9).

Ia menambahkan, kami memiliki senjata kimia, tetapi militer Suriah telah menyiapkan dirinya untuk perang dengan menggunakan senjata konvensional.

Assad menegaskan, senjata kimia Suriah berada di tempat aman dan berada di bawah kontrol penuh militer.

Mengenai draf resolusi anti-Suriah yang diusung oleh sejumlah negara Barat di PBB, presiden Suriah menuturkan, kami tidak khawatir dengan draf resolusi PBB terkait senjata kimia tersebut.

Ia menandaskan, sejumlah negara berusaha agar kelompok-kelompok teroris di Suriah menyerang tim inspektur PBB untuk mengkambinghitamkan pemerintah Damaskus.

Di bagian lain pernyataannya, Assad mengatakan, Rusia dan Cina berperan positif di Dewan Keamanan PBB sehingga tidak ada dalih lagi untuk intervensi militer ke Suriah.

Presiden Suriah lebih lanjut menuturkan, dengan menggelontorkan draf resolusi tersebut, Amerika Serikat, Inggris dan Perancis berusaha menunjukkan seakan-akan mereka telah menang dalam perang melawan musuh imajiner mereka. (IRIB Indonesia/RA)

Presiden Suriah: Pidato Obama Penuh Kebohongan dan Klaim

Add Comment
Presiden Suriah Bashar al-Assad menyebut pidato Presiden Amerika Serikat Barack Obama di sidang tahunan ke-68 Majlis Umum PBB dipenuhi dengan klaim dan kebohongan.

Assad dalam wawancaranya dengan jaringan televisi Venezuela, TeleSUR mengatakan, kebijakan Washington tidak berubah dan masih ada kemungkinan AS akan menggelar operasi militer ke Suriah. Demikian dilaporkan FNA, Kamis (26/9).

Ia menyebut pidato Obama di sidang Majlis Umum PBB penuh dengan klaim dan kebohongan.
Presiden Suriah menandaskan, "Kebanyakan pernyatan para pejabat AS di berbagai lembaga dipenuhi dengan ketidakjujuran. Kebijakan Washington terhadap Suriah sejak awak krisis didasarkan pada kebohongan, dan tipuan mereka memuncak ketika menggelontorkan isu senjata kimia di Suriah. Pemerintah tersebut tidak memberikan bukti untuk menguatkan klaimnya itu. Pidato Obama di Majlis Umum PBB seperti halnya pidato-pidato sebelumnya, yang penuh dengan klaim dan didasarkan pada kebohongan."

Ia menambahkan, AS bergerak dari satu agresi ke agresi lainnya dan kebijakan negara tersebut hingga kini tidak berubah. Dengan demikian, lanjutnya, kemungkinan agresi AS ke Suriah masih ada: kadang-kadang dengan dalih penggunaan senjata kimia, dan di lain waktu dengan dalih baru lainnya sehingga kami selalu waspada terhadap kemungkinan serangan tersebut.

Di bagian lain pernyatannya, Assad menegaskan, langkah-langkah AS selama beberapa tahun ini  akan merugikan kepentingan-kepentingan mereka sendiri, dan Suriah adalah sebuah negara independen, di mana AS tidak berhak untuk menentukan siapa yang berkuasa di negara Arab ini dan siapa yang harus pergi. Hal ini berkaitan dengan tuntutan dan keingingan rakyat Suriah, bahkan negara-negara sahabat pun tidak memiliki peran dalam masalah ini.

"Saya mengatakan, AS lebih baik menyelesaikan persoalan dunia. Sebab, setiap tindakannya telah mengubah kawasan dari buruk menjadi lebih buruk. Kami ingin Amerika tidak intervensi terhadap urusan negara-negara di dunia," pungkasnya. (IRIB Indonesia/RA)

Takfiri Suriah Menghalalkan Siapa Saja yang Bukan Anggotanya

Add Comment

Sekjen kelompok bernama Suriah untuk Demokrasi, Muhammad Mar'i menyatakan, "Bentrokan antara Pasukan Bebas Suriah (FSA) dan Al-Qaeda atau kelompok bernama Pemerintahan Islam Irak dan Sham, adalah hal biasa dan ini terjadi karena perbedaan pemikiran dan ideologi antarkeduanya serta struktur mereka."

Dalam wawancaranya dengan Alalam, Mar'i mengatakan, "Bentrokan antara FSA dan Pemerintah Islam Irak dan Sham hanya akan terjadi jika dukungan asing terhadap keduanya  dihentikan."

Dijelaskannya, "Pemerintahan Islam Irak dan Sham adalah kelompok Takfiri yang membolehkan dan menghalalkan pembunuhan siapa pun yang bukan kelompoknya; sementara FSA sebagian besarnya adalah warga Suriah sendiri yang memiliki pandangan berbeda dari sisi pemikiran dan ideologi.(IRIB Indonesia/MZ)

Inilah Alasan Suriah Menandatangani Pelarangan Senjata Kimia

Add Comment
Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Moallem dalam pernyataannya baru-baru ini mengkonfirmasikan kesepakatan pemerintah Damaskus untuk hadir dalam perundingan Jenewa-2 dan menjelaskan keanggotaan negaranya dalam Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW).

Al-Moallem  dalam wawancara dengan Sky Newsmengatakan, pemerintah Damaskus siap pergi ke Jenewa untuk memulai perundingan dengan tujuan menciptakan perdamaian di Suriah, namun kekuasaan tidak akan diserahkan kepada pihak manapun dan pemerintah hanya siap bernegosiasi dengan partai-partai legal di Suriah. Demikian dilaporkan Alalam, Ahad (29/9).

Ia mengkritik koalisi oposisi di luar Suriah dan menandaskan, "Koalisi yang dibentuk di Doha ini tidak memiliki tempat dan posisi di antara rakyat Suriah, sebab koalisi tersebut meminta Amerika Serikat untuk menyerang Damaskus."

Menlu Suriah menegaskan, setiap solusi yang diambil dalam konferensi Jenewa-2 namun tidak diterima oleh rakyat Suriah, maka solusi tersebut tidak dapat direalisasikan.

Ia menambahkan, pengunduran diri Bashar al-Assad, Presiden Suriah dari kekuasaannya tidak dapat dibahas saat ini. Assad, lanjutnya, adalah presiden pilihan rakyat Suriah dan tak seorangpun berhak mempertanyakan legitimasinya serta ia akan melanjutkan aktivitasnya hingga pemilu presiden mendatang yang rencananya digelar pada pertengahan tahun 2014.

Mengenai kesepakatan pemerintah Suriah untuk menghancurkan senjata-senjata kimianya, Al-Moallem mengatakan, "Penggunaan senjata kimia oleh kelompok-kelompok bersenjata di Khan al-Assal beberapa bulan lalu telah mendorong Assad untuk menyetujui penghancuran senjata tersebut sebagai upaya untuk mencegah bahaya dari senjata itu terhadap rakyat Suriah."

Terkait ancaman senjata nuklir rezim Zionis Israel, Menlu Suriah menuturkan, "Senjata-senjata penangkal lainnya yang tidak dilarang di tingkat internasional dapat digunakan sebagai pengganti senjata-senjata kimia, dan senjata-senjata alternatif memiliki kekuatan pencegahan yang lebih besar."

Ketika ditanya mengenai resolusi Dewan Keamanan PBB untuk menghancurkan senjata kimia Suriah yang ditetapkan pada Jumat, al-Moallem mengatakan, "Tanpa resolusi tersebut, Suriah bergabung dengan kesepakatan-kesepakatan pelarangan senjata-senjata kimia dan serius untuk melaksanakan isi kesepakatan tersebut.

Menlu Suriah juga mengkritik PBB karena telah mengabaikan berbagai bukti penggunaan senjata kimia oleh militan yang diserahkan oleh delegasi Rusia beberapa waktu lalu.

"Dokumen-dokumen itu menegaskan penggunaan senjata kimia oleh kelompok-kelompok bersenjata," ujarnya

Menurutnya, kesepakatan untuk menyelesaikan isu senjata kimia Suriah bukan berarti konflik internal di negara ini berakhir, dan untuk mengakhiri konflik ini pihak-pihak yang mendukung militan seperti Amerika Serikat, Eropa dan sejumlah negara Arab harus menghentikan intervensi mereka terhadap urusan internal Suriah. (IRIB Indonesia/RA)

Anasir Teroris Makin Terkepung Militer Suriah

Add Comment

Militer Suriah hari ini (Senin, 30/9) melanjutkan operasinya melawan gerombolan anasir teroris dan selain mempersempit ruang gerak mereka, juga berhasil menewaskan para teroris Salafi-Takfiri "berkumis klimis dan berjenggot panjang itu."

Tasnim News melaporkan, militer Suriah juga menghancurkan sejumlah kendaraan pengangkut senjata dan logistik milik para teroris.

Operasi militer Suriah terhadap para teroris Front Al-Nusra di berbagai tempat terus berlanjut dan kepungan militer terhadap para teroris juga semakin sempit.

Kantor berita Suriah (SANA) melaporkan, dalam operasi pengejaran para teroris, militer Suriah menghancurkan sejumlah tempat persembunyian dan gudang-gudang senjata para teroris. Selain itu, di berbagai tempat yang para teroris Al-Qaeda menebar ketakutan di antara warga dan merusak fasilitas publik, militer Suriah mampu menewaskan sebagian besar anasir teroris.

Upaya kelompok teroris merelokasi senjata dan amunisi ke kota Deir Al-Zour juga berhasil digagalkan oleh militer Suriah. Sejumlah laporan menyebutkan, banyak anasir Front Al-Nusra dan Ahrar Al-Sham tewas di sekitar Lattakia Utara. Namun tidak disebutkan jumlah pastinya. (IRIB Indonesia/MZ)

PM Suriah: Kami Memiliki Senjata Alternatif untuk Hadapi Agresi Israel

Add Comment
Perdana Menteri Suriah mengatakan, usulan Moskow untuk menghancurkan senjata kimia Suriah sepenuhnya sesuai dengan sikap pemerintah Damaskus dan kami memiliki peralatan militer yang diperlukan untuk menghadapi agresi rezim Zionis Israel.

Wael al-Halqi dalam wawancaranya dengan jaringan al-Manar menegaskan, prakarsa Rusia untuk menghapus senjata kimia Suriah sepenuhnya sejalan dengan sikap Damaskus dan kami komitmen dengan kewajiban kami, oleh karena itu kesepakatan melalui resolusi internasional tidak diperlukan lagi. Demikian dilaporkan FNA, Ahad (29/9).

Ia menambahkan, pemerintah Damaskus akan menyiapkan segala yang diperlukan untuk aktivitas tim inspektur PBB yang bekerja di Suriah dan kami telah menyerahkan daftar gudang-gudang senjata kimia kami kepada PBB, di mana gudang-gudang senjata kami itu terbuka bagi tim inspektur PBB.

PM Suriah menegaskan bahwa senjata kimia hanya digunakan dalam kondisi yang sangat terjepit dan Damaskus hingga kini tidak sampai pada situasi seperti itu dan bahkan kami tengah melangkah menuju kemenangan.

Mengingat ada tekanan AS dan Barat untuk menyerang Suriah, masih kata al-Halqi, pemerintah Damaskus hanya menjalankan tugasnya untuk membela bangsa dan tanah air dan menghindari perang, oleh karena itu pemerintah menerima usulan penghapusan senjata kimia. Meski demikian, ujarnya, Suriah memiliki kemampuan militer yang diperlukan untuk menghadapi agresi Israel.

Di bagian lain pernyataannya, al-Halqi menyinggung kejahatan-kejahatan teroris di Suriah dan mengatakan, rakyat Suriah telah menjadi korban berbagai kejahatan teroris dan pendukung mereka. (IRIB Indonesia/RA)

Assad: Turki Akan Menebus Mahal Dukungannya Terhadap Takfiri

Add Comment
Presiden Suriah Bashar Al-Assad memperingatkan bahwa Turki akan  menebus sangat mahal atas upayanya mengobarkan api instabilitas di Suriah dengan mendukung kelompok-kelompok ekstremis Salafi-Takfiri.

"Dalam waktu dekat para kelompok teroris itu berdampak buruk pada Turki . Dan Turki akan menebus sangat mahal atas kontribusinya," kata Assad kepada sebuah stasiun televisi milik kelompok oposisi Turki, Halk TV, Jumat (4/10).

Presiden Assad juga menyatakan, "Tidak mungkin menggunakan terorisme sebagai kartu truf dan mengantonginya dalam saku Anda. Karena dia akan seperti kalajengking yang tidak akan ragu menyengat Anda setiap saat."

Wawancara Assad dan Halk TV itu memfokuskan pada kehadiran militan Al-Qaeda di dekat perbatasan Suriah dengan Turki, yang memaksa Ankara menutup salah satu jalur penyeberangan perbatasan dengan Suriah bulan lalu menyusul bentrokan antara kelompok Al-Qaeda dan Pasukan Bebas Suriah (FSA) di kota Azaz, utara Suriah.

Pada tanggal 23 September, Presiden Turki Abdullah Gul mengatakan negaranya tidak mampu mencegah infiltrasi militan dari Suriah ke wilayahnya meski telah diambil berbagai langkah keamanan ketat di sepanjang perbatasan .

Presiden Suriah juga menuduh Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan bohong atas situasi di Suriah. "Semua yang dia katakan tentang Suriah dan orang-orangnya bertumpu pada kebohongan ... Erdogan tidak melakukan apapun kecuali mendukung teroris."

Turki telah menjadi pendukung utama kelompok militan dan teroris melawan pemerintah Suriah sejak pecahnya kerusuhan di negara itu pada pertengahan Maret 2011.

Kamis (3/10), parlemen Turki memperpanjang hingga satu tahun otorisasi pengerahan pasukan ke Suriah jika diperlukan.

Di bagian lain pernyataannya, Presiden Assad juga mengakui bahwa helikopter Suriah yang ditembak jatuh oleh militer Turki pada tanggal 16 September telah melanggar wilayah udara Turki, namun ia menegaskan bahwa langkah itu dimaksudkan untuk mencegah "infiltrasi para anasir teroris dalam jumlah besar."

Menurut Presiden Suriah , dua pilot Suriah dipenggal oleh anasir Takfiri setelah helikopter tersebut  jatuh di wilayah Suriah.(IRIB Indonesia/MZ)

AS dan Israel Keliru Mengukur Kekuatan Suriah Menghadapi Takfiri

Add Comment
Analis politik menyatakan Amerika Serikat dan Israel keliru memperhitungkan kekuatan pemerintah Suriah dalam perang melawan kelompok Takfiri dukungan asing. Demikian dilaporkan Press TV  (4/10).
 
Mark Weber, anggota Institute for Historical Review, mengatakan bahwa Amerika Serikat dan Israel meremehkan kekuatan pemerintah Suriah yang telah terbukti kokoh, tangguh dan lebih kuat dari yang telah mereka prediksi dalam pertempuran melawan kelompok Takfiri.
 
Dalam beberapa bulan terakhir, militer Suriah berhasil menimbulkan kerugian besar pada kelompok-kelompok bersenjata anti-Damaskus tersebut. Militer juga sukses dalam operasi pembersihan banyak wilayah dari kehadiran kelompok Takfiri.
 
Kamis (3/10), militer Suriah kembali mengontrol penuh Khanasser, sebuah kota strategis di Aleppo.
 
"Ini bukan pemberontakan spontan orang di Suriah terhadap pemerintah ... ini merupakan bagian dari upaya besar untuk menggulingkan setiap rezim dan setiap pemerintahan di kawasan yang tidak bekerjasama dengan Amerika Serikat dan Israel, yang dianggap musuh atau ancaman bagi kepentingan keduanya," tambah Weber.(IRIB Indonesia/MZ)

Saudi Berada di Balik Serangan Kimia di Suriah

Add Comment
Dinas Rahasia Arab Saudi terlibat dalam serangan kimia di Rif Dimashq, Suriah.
 
Jaringan televisi Russia Today mengutip sumber-sumber diplomatik di Rusia melaporkan, serangan kimia sebulan lalu di wilayah al-Ghouta, Rif Dimashq dilakukan oleh "Black Op Team"/ (Tim Operasi Hitam) Saudi. Demikian dilaporkan FNA, Jumat (4/10).
 
Berita tersebut tesebar luas dari berbagai sumber diplomatik, di mana Black Op Team di kirim Saudi masuk ke Suriah melalui perbatasan Yordania dengan bantuan kelompok Liwa al-Islam.
 
Sebelumnya, sejumlah sumber melaporkan bahwa roket-roket dengan hulu ledak kimia yang jatuh di Rif Dimashq ditembakkan dari daerah yang dikuasai oleh batalyon Liwa al-Islam.
 
Liwa al-Islam adalah salah satu kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Free Syrian Army (FSA). Kelompok tersebut dipimpin oleh putra salah satu ulama Salafi Saudi.
 
Salah satu operasi yang telah dilakukan kelompok teroris tersebut adalah pemboman pada bulan Juli 2012 di pertemuan para pemimpin militer Suriah, di mana Menteri Pertahanan Suriah dan sejumlah pejabat politik dan keamanan negara itu tewas dalam serangan tersebut.
 
Sebelumnya, semua media internasional juga memberitakan keterlibatan Saudi dalam mempersenjatai pemberontak Suriah dengan gas Sarin. Langkah tersebut dilakukan bekerjasama dengan Turki. (IRIB Indonesia/RA)

Seperti Ini Kelakuan Para Teroris Salafi-Takfiri di Suriah

Add Comment
Kelompok Pemerintahan Islam Irak dan Sham yang mengontrol wilayah-wilayah kaya minyak di Suriah, telah mengantongi keuntungan sebesar tiga milyar dolar hasil penjualan minyak ilegal ke luar negeri.
 
Tasnim News (4/10) mengutip laporan DamPress menyebutkan, sejak sumur-sumur minyak di timur Suriah dikuasai oleh kelompok-kelompok teroris selama satu setengah tahun, lebih dari 150 ribu barel minyak mentah per harinya dijual ke luar negeri.
 
Namun, tampaknya data tersebut terlalu berlebihan mengingat banyak dari sumur-sumur minyak di Suriah yang rusak akibat aksi-aksi para teroris. Namun mereka tetap menyedot sumber-sumber minyak itu dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan prosedur teknis, yang menurut Menteri Perminyakan Suriah, produksinya ditingkatkan hingga tiga kali lipat.
 
DamPress menambahkan, seorang penyelundup yang bekerjasama dengan kelompok teroris Pemerintahan Islam Irak dan Sham, dalam menjual minyak mentah Suriah, mengkonfirmasikan profit hingga tiga milyar USD oleh kelompok afiliasi Al-Qaeda itu.
 
Menurutnya, Turki merupakan penadah utama minyak mentah selundupan dari Suriah, dan Ankara mengeruk keuntungan besar mengingat minyak mentah tersebut dijual dengan harga hanya sepertiga dari harga pasar internasional. Tidak hanya itu, para teroris menggunakan hasil penjualan minyak  mentah itu untuk membeli senjata dari Turki.
 
Berdasarkan keterangan penyelundup itu, para anasir Pemerintahan Islam Irak dan Sham bukan hanya menyelundupkan minyak mentah saja melainkan menanam opium dan menyelundupkannya ke Turki. Aksi mereka sama seperti yang dilakukan oleh anasir Taliban, Afghanistan.
 
Seorang yang pernah bekerjasama dengan kelompok teroris Pemerintahan Islam Irak dan Sham mengatakan, "Saya sebagai penyedia perempuan-perempuan (selir) para anggota Al-Qaeda termasuk Amir Deir Al-Zour. Dia tidak tertarik dengan perempuan-perempuan lokal, akan tetapi dia sangat tertarik dengan perempuan dari Eropa. Besar dana yang dikhususnya untuk membeli perempuan-perempuan itu, dan Amir Deir Al-Zour telah mengeluarkan ratusan juta dolar dalam hal ini, bahkan dia mengeluarkan satu juta dolar untuk membeli seorang perempuan asal Swedia. Setelah kami mengetahui kedok asli mereka, kami memutuskan untuk memisahkan diri."(IRIB Indonesia/MZ)

Setiap Hari Teroris Curi 25 Ribu Barel Minyak Suriah

Add Comment
Menteri Perindustrian Suriah mengatakan, kelompok-kelompok teroris bersenjata di wilayah-wilayah yang dikuasainya, setiap hari menjarah 25 ribu barel minyak milik Damaskus.
 
Kamal Eddin Touma, kepada IRNA (5/10) di Damaskus menuturkan, "Para teroris membawa lari minyak-minyak hasil curian dari sejumlah sumur dan pabrik ke Turki untuk dijual dengan harga yang sangat murah kepada perusahaan-perusahaan swasta juga pemerintah di negara itu."
 
Ia menlanjutkan, "Bagian terpenting dari sumber-sumber minyak Suriah terdapat di wilayah-wilayah yang minim pengawasan dan kontrol."
 
"Nilai minyak curian yang merupakan kekayaan nasional Suriah itu, setiap tahunnya mencapai satu milyar dolar," ungkapnya.
 
Menurutnya, aksi para teroris menunjukkan bahwa tujuan utama mereka dan negara-negara pendukungnya adalah kehancuran serta kerusakan total infrastruktur juga merampok seluruh kekayaan nasional Suriah.
 
Menteri Perindustrian Suriah menambahkan, "Tidak hanya sektor industri, krisis dan agresi militer tidak sebanding 83 negara melawan Suriah telah menyeret seluruh sektor dan infrastrukstur Suriah ke ambang kehancuran."
 
Berdasarkan laporan IRNA, provinsi Haska dan Deir Al Zour yang berbatasan dengan Turki juga Irak, adalah wilayah-wilayah penghasil minyak di Suriah yang sampai sebelum krisis, dengan kerjasama perusahaan Total milik Perancis, mampu memproduksi hampir 400 ribu barel perhari.
 
Sulaiman Al Abbas, Menteri Perminyakan Suriah dalam wawancaranya dengan IRNA bulan lalu mengumumkan, saat ini volume produksi minyak Suriah 15-20 ribu barel. "Perang dan krisis telah mengakibatkan kerugian serius bagi industri perminyakan Suriah," akunya.   
 
Volume cadangan minyak Suriah sekitar 2-3 milyar barel dan volume cadangan gas 241 milyar meter persegi. Bagian terpenting dari sumber-sumber ini berada di wilayah-wilayah Kurdi, Suriah. (IRIB Indonesia/HS)

Pemberontak Suriah Mengakui Kekalahannya

Add Comment
Kantor berita Perancis dalam sebuah laporannya menulis, sekalipun kelompok-kelompok bersenjata di Suriah telah melakukan segala upaya, namun kegagalan dalam menghadapi pasukan pemerintah Damaskus tidak bisa menutupi rasa putus asa dan kekalahan mereka.

Sebagaimana dilaporkan Mehr News (5/10), kantor berita Perancis baru-baru ini merilis laporan soal keputusasaan kelompok-kelompok teroris bersenjata di Aleppo (Utara Suriah) menyusul serangkaian kekalahan beruntun yang mereka telan dari militer Suriah.

Abu Ahmad, salah seorang anggota kelompok bersenjata di wilayah Salahuddin dan Saif Al Daula, Aleppo dalam wawancaranya dengan AFP mengatakan, "Kami berhasil menguasai sebuah gedung, namun beberapa hari  kemudian gedung itu kembali lepas dari tangan kami, kami tidak mengalami kemajuan dalam perang dan kami tidak akan memenangkan pertempuran ini."

Ia melanjutkan, "Kalian lihatlah jalan ini, sejak setahun lalu jalan ini berada di bawah kontrol kami, akan tetapi sejak saat itu sampai sekarang kami tidak bergerak satu meter pun dari sini."

Menyinggung masalah kelangkaan makanan dan air minum yang layak untuk anggota kelompok bersenjata, Abu Ahmad mengabarkan tentang merosotnya semangat para pemberontak. (IRIB Indonesia/HS)

Soal Bashar Assad, Kami Salah Perhitungan

Add Comment
 
Seorang pejabat senior militer rezim Zionis Israel memperingatkan dampak-dampak setiap perang melawan Hizbullah, Lebanon mengingat kemampuan tinggi gerakan perlawanan Islam itu. Ia juga mengakui kemampuan Bashar Assad, Presiden Suriah dalam memimpin perang melawan terorisme dan kelompok-kelompok bersenjata di negaranya.
 
Tasnim News (6/10) melaporkan, Jenderal Yair Golan, Komandan wilayah Utara militer Israel terkait Suriah mengatakan, "Sebelumnya kami menganggap enteng Bashar Assad karena ia hanya seorang dokter mata, memiliki suara bergetar dan tampak dari luar seperti orang yang labil, namun kemudian menjadi jelas bahwa ia adalah musuh yang tangguh dan sulit dikalahkan. Ketangguhan Assad tidak kurang dari ayahnya, dan dapat dikatakan, ia pasti bisa menahan tekanan dan muncul dengan sebuah kekuatan yang tidak boleh dianggap remeh."  
 
Golan menambahkan, "Sebagian orang mengira Bahsar Assad perlahan-lahan akan tumbang, sebelumnya saya katakan, hanya diperlukan beberapa bulan saja untuk menjatuhkan Assad, akan tetapi saya salah perhitungan dan kemudian saya katakan butuh waktu satu setengah tahun untuk menggulingkan Assad, namun sekali lagi saya keliru, kita harus berbicara tentang perang jangka panjang."
 
Pejabat senior militer Israel ini menilai kejatuhan Assad merupakan kepentingan Tel Aviv dan memperingatkan, Assad harus tumbang karena ia bagian dari poros keburukan termasuk Iran dan Hizbullah.
 
Jenderal Golan menganggap kehadiran kelompok-kelompok teroris Takfiri di Suriah menguntungkan Israel dan mengakui bahwa para teroris yang terluka diobati di rumah sakit-rumah sakit milik Israel. Namun untuk mengalihkan opini publik, Israel menunjukkan aksinya tersebut sebagai upaya bantuan kemanusiaan terhadap  pemberontak Suriah. 
 
Golan juga memperingatkan soal dampak-dampak setiap perang yang dilakukan untuk melawan pejuang Hizbullah. Ia menegaskan kemampuan tinggi gerakan perlawanan Islam Lebanon itu, "Pertempuran dengan Hizbullah akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi kita."
 
"Hizbullah dari sisi kekuatan dan kemampuan militer adalah musuh yang seimbang  dengan kita, dan saya katakan kepada seluruh pasukan Israel untuk tidak menganggap enteng kekuatan gerakan ini," tandasnya. (IRIB Indonesia/HS)

Syria: Prahara di Negeri Kaum Pengungsi

Add Comment
 ©Dina Y. Sulaeman
Ada satu tesis yang pernah saya dapat dari seorang ulama Iran: dalam menganalisis konflik di dunia ini, lihat siapa yang berada di sisi AS, maka itulah pihak yang salah (atau lebih salah). Silahkan saja untuk tidak percaya. Tetapi, tesis ini berkali-kali terbukti dalam berbagai analisis politik, bahkan yang ditulis analis Barat sekalipun. Di manapun AS berada, maka yang berada di barisan AS-lah yang terbukti berbuat makar. Tak perlu jauh-jauh, kita masyarakat Indonesia hari ini bisa melihat, siapa saja yang berada satu kubu dengan AS (lewat tangan-tangannya, semisal IMF atau Bank Dunia, atau LSM-LSM asing, atau dalam berbagai bentuk ‘tangan' lainnya), pastilah dia melakukan aksi-aksi yang anti-rakyat. Contoh konkritnya, mantan Menkeu kita yang rajin menambah hutang negara ke Bank Dunia itu. Sudah banyak analis ekonomi yang memperingatkan bahaya hutang, tapi mantan menkeu kita yang anak emasnya AS itu tetap saja berhutang. Tak heran ketika dia tersandung kasus Century yang merampok uang rakyat 6,7 T, induk semangnya menyelamatkannya dengan cara mengangkatnya sebagai salah satu Direktur Bank Dunia.

Tesis ini kembali terbukti di Libya dan Syria. Libya, betapapun Qaddafi adalah diktator bagi rakyatnya, tapi ketika AS ikut campur, bisa dipastikan di antara kedua pihak, Qaddafi atau AS, maka yang lebih salah adalah AS. Qaddafi adalah pemimpin yang kejam terhadap lawan politiknya, tapi dia juga pemimpin sebuah negara dengan cadangan minyak terbanyak di Afrika; minyak yang diincar oleh serigala-serigala rakus di belakang NATO. Lebih-lebih lagi, Qaddafi sedang merintis gerakan ‘pertukaran minyak dengan emas'. Qaddafi tahu bahwa Dollar dan Euro adalah uang semu; dia menyerukan agar Afrika menjual minyak dengan emas. Bila gagasan Qaddafi terlaksana, Euro dan Dollar akan langsung kolaps. Serigala-serigala rakus (para kapitalis top dunia) tidak akan rela menukar emas mereka dengan emas. Mereka ingin sistem dunia tetap berjalan sebagaimana hari ini: mereka bebas membeli emas dengan uang kertas yang harganya hanya setara dengan harga cetak uang kertas itu (=selembar kertas yang dicetak angka-angka tertentu di atasnya). Gagasan perlawanan dari Qaddafi adalah gagasan berbahaya, dan untuk itu dia harus disingkirkan. Untuk menutupi belangnya, mereka menamakan aksi mereka dengan istilah ‘humanitarian intervention', melakukan operasi militer demi kemanusiaan. Bahkan mengebom rumah Qaddafi dan menewaskan anak-cucunya pun dianggap sah.
Sekali lagi, kita tidak sedang membela Qaddafi, tapi dalam kasus ini, AS jauh, jauh, jauh lebih kotor dari Qaddafi.
Bagaimana dengan Syria? Bashir Al Asad bukan pemimpin suci yang harus dibela sampai mati. Tapi, Syria selama 60 tahun terakhir berada di kubu yang berbeda dengan AS. Syria berada di kubu yang sama dengan Hizbullah, Hamas, dan Iran untuk menentang Israel, ‘anak emas' AS. Mari kita pakai lagi tesis di atas, maka akan terbukti bahwa sekalipun Asad bukan pemimpin suci, tapi AS jauh,jauh, jauh lebih kotor.
Syria adalah sebuah negeri dengan tingkat pengangguran yang semakin hari semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh sikap Asad sendiri yang mau saja dibodoh-bodohi IMF. Syria adalah negara penerima petunjuk IMF: berusaha memperbaiki ekonomi dengan deregulasi keuangan, reformasi perdagangan, dan privatisasi, yang ujung-ujungnya hanya memperkaya yang kaya, dan memperbanyak kelas miskin dan pengagguran. Maka, memang wajar bila ada demo-demo menentang Asad.
Namun, ketika AS berkeras ingin menyingkirkan Asad dengan alasan demokrasi (padahal pada saat yang sama melindungi raja-raja Arab yang sudah jelas-jelas monarkhi dan despotik), maka, AS-lah yang jauh, jauh, jauh lebih salah. Benar bahwa ada sebagian rakyat Syria yang demo menentang Asad, tapi siapa mereka? Mengapa mereka juga bersenjata militer? Darimana senjata mereka? Mereka menembaki demonstran dan polisi, lalu mengapa media Barat tidak mengupas hal ini?
Pakar Timur Tengah, Michel Choosudovsky menulis bahwa ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa manipulasi dalam pemberitaan aksi demo di Syria. Bahkan media tidak memberitakan adanya demo besar-besaran pro Asad, dengan jumlah peserta yang jauh lebih besar daripada demo anti-Asad. Kenyataan bahwa Asad minta maaf kepada rakyatnya karena ada tentara yang bersikap keras menghadapi demonstran, menujukkan kualitas Asad: dia dengan segala kekurangannya sesungguhnya cinta kemanusiaan.
Asad adalah ‘bapak' bagi jutaan pengungsi Palestina dan Irak. Sejak 63 tahun yang lalu, Syria adalah tempat berlindung bagi orang-orang Palestina yang terusir dari tanah air mereka sendiri. Syria bahkan menjadi markas perjuangan Hamas untuk membebaskan Palestina dari penjajahan Israel. Kondisi 500.000 pengungsi Palestina di Syria jauh lebih baik daripada kondisi pengungsi Palestina di Lebanon atau Jordan. Para pengungsi itu mendapat layanan kesehatan dan perumahan yang sama sebagaimana rakyat Syria.
Masih belum cukup, perang Irak pun membawa dampak membanjirnya pengungsi ke Syria. AS yang konon datang ke Irak untuk menyelamatkan rakyat Irak, justru telah menyebabkan 1,5 juta warga Irak terpaksa mengungsi, menjauhkan diri dari berbagai aksi kekerasan di Irak. Bagi Syria yang berpenduduk 18 juta jiwa itu, kedatangan 2000 pengungsi per hari (data tahun 2007), jelas memerlukan sebuah kelapangan hati yang luar biasa. Bandingkan dengan Mesir era Mubarak yang dengan bengis menutup pintu perbatasan Rafah, menghalangi pengungsi Palestina, yang sekarat sekalipun, untuk mendapatkan pertolongan.
Menurut UNHCR, kedatangan pengungsi dalam jumlah sangat besar itu menambah berat beban Syria karena mereka diberi layanan sebagaimana warga Syria: pendidikan, kesehatan, rumah, dan subsidi minyak. Tak heran bila Syria disebut sebagai negara yang terbaik di kawasan Timur Tengah dalam memberikan layanan sosial dan ekonomi bagi para pengungsi.
Dan kini, AS dan sekutu-sekutunya berupaya menggulingkan Assad dengan alasan demokrasi. Namun, alasan sesungguhnya adalah jelas: Asad adalah satu-satunya pemimpin Arab yang hingga hari ini tetap teguh menolak berdamai dengan Israel, Asad bahkan membantu Hizbullah untuk melawan invasi Israel ke Lebanon selatan, bahkan Asad menyediakan perlindungan bagi aktivis-aktivis top Hamas. Bagi Israel, Asad adalah duri dalam daging. Dan kepada AS-lah Israel meminta bantuan untuk menyingkirkan Asad. AS, lagi-lagi, menggunakan cara lama, membiayai kelompok-kelompok oposan di Syria untuk melawan Asad. Media pun digunakan untuk membesar-besarkan demo di Syria (bahkan dengan cara curang sekalipun, dengan menggunakan kamuflase gambar-gambar dan video). Bahkan, untuk kasus Libya dan Syria, justru Al Jazeera (yang sering dicitrakan sebagai media non-Barat) yang menjadi ujung tombak untuk menggalang opini dunia agar AS diberi hak untuk melakukan ‘humanitarian intervention': menyerbu Libya dan Syria, menggulingkan Qaddafi dan Asad, dan mengganti keduanya dengan pemimpin yang bisa ‘diatur'.

(Written by Dina Y. Sulaeman, based on article written by GRTV, Sara Flounders, and Michel Chossudovsky) (IRIB)