
Flu tergolong penyakit yang mestinya dapat dicegah. Menurut dokter yang
juga pengamat kesehatan Handrawan Nadesul, banyak kasus flu yang
sebetulnya tak perlu diderita hanya karena orang lalai atau mungkin
tidak tahu cara mencegahnya. Berikut sepuluh langkah pencegahan agar flu
tak lagi jadi ancaman di musim penghujan:
1. Minta vaksin flu.
Bagi
yang sudah uzur dianjurkan untuk mendapatkan suntikan vaksin flu selama
musim flu datang. Namun, tidak semua jenis virus bisa ditangkal dengan
vaksin flu.
Dari waktu ke waktu vaksin flu disempurnakan dengan
kandungan jenis-jenis vaksin oleh tipe virus flu yang tengah menimbulkan
wabah. Namun, selain berbeda tipe virusnya, bukan kejadian jarang
muncul jenis virus yang lolos dari upaya penangkalan, saking beragamnya
jenis dan strain virus flu yang ada. Belum lagi kemungkinan virusnya
berubah tabiat (mutasi), sehingga sebuah vaksin menjadi tak lagi poten
menangkalnya.
2. Jauhi diri dari paparan dingin.
Orang Barat menjuluki flu sebagai catch cold
atau terpapar dingin. Memang, semakin lama dan sering tubuh terpapar
yang serba dingin (udara, air mandi, ruangan berpendingin, minuman
dingin, angin), semakin lemah ketahanan tubuh, dan kian rentan untuk
gampang terserang virus (apa saja).
Bibit penyakit virus hanya
bisa dilawan dengan mengandalkan daya tahan tubuh. Kalau daya tahan
menurun, pertahanan tubuh akan jebol, dan flu atau penyakit oleh virus
lainnya berpotensi bakal menjangkiti. Hanya bila pertahanan tubuh kokoh
saja, virus yang sudah masuk ke dalam tubuh akan bisa ditumpas dan orang
batal jatuh sakit flu.
Itu sebab selama tubuh hanya ditumpangi
oleh virus flu saja, pemberian obat antibiotika, yang paling kuat
sekalipun, menjadi mubazir karena virus tak bisa ditumpas oleh
antibiotika jenis dan generasi apa pun. Selain sia-sia mengeluarkan uang
untuk yang tak perlu, tubuh sudah dibebani oleh efek samping
antibiotikanya.
Kasus flu sejatinya tidak perlu diberi
antibiotika. Di Indonesia, flu umumnya dianggap penyakit enteng. Orang
masih tetap melakukan aktivitas hariannya di kantor, sekolah, dan
kegiatan luar rumah lainnya.
Penyakit flu yang tadinya hanya
dihuni oleh virus saja, akibat tubuh dalam kondisi sudah diperlemah oleh
serangan virus, bibit penyakit lain akan mudah ikut mendompleng
memasuki tubuh, lalu muncul penyakit baru. Dengan cara itu, penyakit flu
di Indonesia umumnya sering berkepanjangan, dan malah bisa
berkomplikasi.
Tidak jarang flu berkembang menjadi infeksi THT
lain (infeksi tenggorok, kerongkongan, hidung, atau congekan), selain
kemungkinan terinfeksi oleh kuman pendompleng yang memasuki paru-paru
juga (bronchopneumonia, pneumonia).
Itu pula alasan kenapa mereka
yang sedang flu sebaiknya tinggal di rumah. Selain berpotensi merugikan
diri sendiri, dalam keadaan flu berada di luar rumah akan menyebarkan
virusnya ke udara di sekitar pasien, terlebih bila berada di ruangan
(yang dirancang tertutup tak berventilasi) berpendingin.
3. Perkuat tubuh.
Dengan
beristirahat dan menu bergizi tinggi selama musim hujan, tubuh
diperkuat ketahanannya. Selain dengan cara menghangatkan tubuh (minum
hangat, mandi hangat, balur obat gosok), pilih pula menu bergizi tinggi,
khususnya berpotein tinggi (telur, susu, daging), tak cukup menu
sayur-mayur belaka (sayur bening).
Orang Barat biasa
menghidangkan sup ayam hangat selama tubuh terpapar di udara dingin.
Hindarkan mandi hujan, embusan angin, berada di udara terbuka. Buat kita
dapat memilih minuman penghangat badan (wedang jahe, bandrek, bajigur,
atau sekoteng), khususnya sehabis tubuh mandi hujan, berenang dingin,
wisata pantai.
4. Hindari pergi ke tempat-tempat keramaian.
Selagi
musim hujan, dan banyak orang sedang sakit flu, sebaiknya tidak
bepergian ke tempat-tempat keramaian kalau tidak perlu sekali. Kalau
bisa ditunda sebaiknya tidak mengunjungi pasar tradisional, supermarket,
mal, bioskop, terminal, stasiun, ruang tunggu puskesmas, rumah sakit,
sekolah, ruang pesta. Di tempat-tempat orang berkerumun, virus flu,
termasuk jenis virus lain, terbang bertebaran di udara, dan hidung kita
menghirup udaranya.
5. Kurangi rokok dan alkohol.
Kedua
jenis zat ini berpotensi menurunkan ketahanan tubuh. Merokok ”melukai”
selaput lendir saluran napas, sehingga menjadikan saluran napas lebih
rentan dimasuki virus. Ruangan yang berasap rokok, memperlemah kondisi
saluran napas orang-orang yang menghirupnya juga (passive smoker).
6. Rajin basuh tangan dengan sabun.
Tangan
dan jemari kita dapat menjadi sumber pemindahan virus yang melekat dari
lingkungan tempat kita melakukan aktivitas, seperti kantor, sekolah,
dan kamar kecil di tempat-tempat umum. Studi tentang ini sudah
dikerjakan sewaktu SARS mewabah dulu.
Tangan kita tentu
bersentuhan dengan pegangan pintu kamar mandi, pintu mobil, tombol lift,
gagang telepon, lembaran atau kepingan uang, permukaan meja, kursi, dan
segala yang disentuh banyak orang. Dari sana virus yang sudah mencemari
segala yang disentuh (oleh pengidap flu) bisa berpindah ke jemari
tangan kita.
Pengidap flu perlu tahu diri untuk tidak seenaknya
bersin dan batuk-batuk di rungan yang banyak orangnya, selain sepatutnya
rajin membasuh tangan juga (sebab pasti sudah memegang liang hidung dan
mulutnya yang bervirus).
Orang lain yang berdekatan dengan
pasien flu, berbicara, dan terancam cemaran virusnya, perlu lebih sering
membasuh tangan, dan tidak sembarang memegang hidung (mengupil,
membersihkan liang hidung), atau mulut. Biasakan menggunakan saputangan,
atau tisu, untuk membersihkan liang hidung atau mulut. Lewat kedua
liang itulah virus flu akan memasuki tubuh, termasuk virus flu burung
(avian influenzae).
7. Membersihkan liang hidung setiap pulang bepergian.
Ya,
selama bepergian ke luar rumah, terlebih selama musim flu berjangkit,
nyaris tak ada udara yang tidak tercemar virus flu, terlebih di
lingkungan yang ada pasien flu. Hampir pasti udara yang kita hirup
selama di luar rumah, ada virus flunya. Termasuk bila di rumah ada yang
sedang sakit flu.
Bagaimanapun keadaannya, jauh lebih baik bila
segera membersihkan liang hidung dengan sabun, setiap kali pulang
bepergian, sambil berulang-ulang dengan cara sekuat-kuatnya
mengembus-embuskan udara hidung selama dibersihkan. Dengan cara demikian
sekurang-kurangnya gerombolan virus yang mungkin sudah mengendon di
situ akan terpelanting keluar dari liang hidung sebelum sempat
bersarang, dan berbiak.
8. Berkumur-kumur, dan tidak kurang tidur.
Virus
flu memasuki tubuh lewat liang hidung dan rongga mulut. Selain saluran
hidung harus terjaga bersih, mulut pun perlu kokoh pertahanannya. Untuk
itu ada baiknya lebih sering berkumur.
Selain bisa memilih
seduhan daun sirih (ada daya antisepsisnya), dapat juga memakai obat
kumur yang dibeli bebas di apotek. Dengan cara demikian kita berupaya
mengenyahkan bibit penyakit yang mungkin sudah mulai mengendap di rongga
mulut, termasuk bila yang masuk virus flu.
Selain berkumur,
tentu menggosok gigi, khususnya sebelum tidur malam. Rongga mulut yang
kotor juga memperlemah ketahanannya. Terlebih pada mereka yang sudah
tidak memiliki amandel (kelenjar tonsilnya sudah diangkat), sehingga tak
punya pasukan penjaga rongga mulutnya dari ancaman bibit penyakit.
Termasuk mereka yang gigi-geliginya sudah keropos, terinfeksi, dan
membusuk akar giginya. Mereka lebih rentan terinfeksi rongga mulutnya.
9. Lakukan olah napas.
Ya,
daya tahan tubuh juga membutuhkan asupan oksigen yang lebih penuh.
Upaya olah napas, yakni dengan cara menghela napas (di udara segar
terbuka) seberapa dalam kita mampu, dan menahannya seberapa lama kita
bisa, akan lebih membugarkan paru-paru. Paru-paru yang bugar, yang lebih
deras aliran darahnya, dan meningkat sistem kekebalan lokalnya, akan
lebih diberdayakan untuk mampu mengenyahkan bibit penyakit.
Untuk
menyempurnakan hasil olah napas, sertai pula dengan gerak badan yang
memadai seperti berjalan kaki dan bersenam. Faktor stres fisik, selain
stres mental, juga menambah rentan tubuh seseorang terserang virus flu.
Keletihan yang berlebihan (akibat bekerja maupun latihan fisik) tidak
dianjurkan selama musim flu.
10. Cukup tidur dan tidak begadang.
Tantangan
orang sekarang adalah acap tergoda oleh begitu banyak iming-iming
tontonan televisi, hiburan, dan kegiatan bareng di luar rumah di waktu
jeda.
Salah satu ancaman penyakit yang banyak menimpa orang
sekarang sering sebab kekurangan waktu jeda. Sudah letih di kesibukan
siang hari, malamnya sering kurang waktu tidur. Alih-alih sempat tidur
siang (seperti orang dulu), tidur malam juga sering tak memadai.
Kondisi
kurang jeda, kurang tidur, dan tidur pun tidak nyenyak (sebab stres,
terlampau letih), yang menambah rentan tubuh diserang virus umumnya,
virus flu khususnya.
Bila mulai terasa badan mulai pegal-pegal,
kepala pening, mata terasa panas, mulai bersin dan batuk-batuk kecil,
kemungkinan gejala awal flu. Itulah saatnya langsung minum obat flu
merek apa saja, dan tidur setelah makan sup atau minuman hangat.
Biasanya dengan cara itu flu batal muncul.
Namun, obat warung
tidak kuasa menahan laju perjalanan penyakit flu bila sudah telanjur
berat. Percuma terus mengonsumsi obat flu saja bila flu sudah lebih dari
seminggu, dan gejalanya bertambah berat. Lendir yang semula bening
encer sudah berubah kental berwarna, itu berarti flu sudah ditunggangi
oleh bibit penyakit lain. Inilah saatnya obat flu perlu didampingi oleh
antibiotika.
Di zaman semakin banyak hiburan tengah malam, coba
untuk tidak selalu mengikuti kata hati, kendatipun demi si jantung hati.
Mereka yang tengah mengidap penyakit menahun (kencing manis, gagal
ginjal, penyakit jantung, kanker) tentu lebih ”lemah” dibanding orang
normal.
dikutip dari kompas.com