Tampilkan postingan dengan label Lama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lama. Tampilkan semua postingan

Logo Resimen Pelopor Ranger ( Logo Lama)

Add Comment
Lambang Resimen Pelopor Ranger ( Logo Lama)

Request Logo By Novi Alim Murdani
Juli 1960. Kontingen kedua perwira polisi Indonesia kembali dididik menjadi Ranger di Amerika Serikat (AS). Pasukan Ranger dari Brigade Mobil (Brimob) ini dibentuk untuk mengatasi pemberontakan bersenjata di dalam negeri. 
 
Meskipun instruktur pelatihan Ranger ini sebagian besar dari Korps Marinir AS di Okinawa, pola latihan mereka merupakan gabungan dari Ranger Angkatan Darat AS dan pasukan Recon USMC (United States Marine Corps). 
 
"Ini berkah permintaan maaf Amerika kepada Indonesia pada 1959, setelah diketahui turut membantu dalam pemberontakan PRRI/Permesta," kata Presiden Sukarno dalam buku Resimen PeloporPasukan Elite yang Terlupakan pada 2013.

Dalam buku yang ditulis bersama oleh Anton Agus Setyawan dan Andi Muh Darlis itu, disebutkan bawah Sukarno tidak mengirimkan perwira Angkatan Darat atau Korps Komando Operasi (KKO) Angkatan Laut untuk mengikuti pelatihan sebagai prajurit Ranger, tetapi dari Kepolisian. Untuk menghindari pertanyaan dari TNI, Sukarno beralasan bahwa yang dikirim, walaupun polisi, bekas tentara pelajar (TP).  
 
Sebelumnya, pada Januari 1959, Pemerintah AS memberikan bantuan pelatihan militer dan senjata kepada Brimob Polri. Ada delapan perwira polisi yang dididik di Okinawa, pangkalan Marinir AS, sebagai kontingen pertama. Selanjutnya pada September 1959, kompi pertama Brimob Ranger telah dibentuk. 
 
Selain mendapatkan pelatihan, pada pertengahan 1960, Ranger Brimob yang kemudian berganti nama Resimen Pelopor itu, mendapatkan bantuan senjata senapan serbu AR 15. Senjata ini  merupakan versi awal atau versi nonmiliter dari M 16 A1. 
 
Pasukan Menpor adalah salah satu pengguna pertama senjata ini, bahkan pada saat itu pasukan reguler batalion infanteri AS yang ditugaskan di Vietnam sebagai observer masih menggunakan senjata M 1 Garrand.
 
Pada 1950-an, Brimob merupakan tulang punggung utama Polri bersama dengan kesatuan Perintis sebagai kesatuan pelapisnya. Pada masa itu, pendidikan Brimob di berbagai Sekolah Polisi Negara (SPN) mempunyai materi dasar-dasar kemiliteran dan infanteri.
 
Pendidikan dasar berupa teknik bertempur level peleton, menembak ahli dan gerakan tempur, mulai regu sampai dengan batalion diajarkan. Pendidikan menjadi tamtama Brimob memerlukan waktu 13 bulan. Padahal, pendidikan tamtama Angkatan Darat waktu itu hanya empat bulan. 
 
Akibatnya, jumlah kompi Brimob yang ada pada waktu itu juga tidak cukup untuk mengatasi konflik bersenjata di daerah. Hal ini yang kemudian memunculkan ide membentuk pasukan khusus untuk keamanan dalam negeri dengan kualifikasi lebih tinggi dari Brimob.
 
Dimulai pada 1950-an, ada beberapa perwira Polri dari Brimob yang mendapatkan kursus infanteri lanjutan di Fort Lavenworth dan Fort Bragg di Amerika Serikat. Di antara mereka adalah Inspektur Polisi Anton Soedjarwo, seperti yang tertulis dalam buku biografi Jenderal Polisi Anton Soedjarwo. 

Ya, tidak bisa dihindari. Sejak awal pembentukan Korps Kepolisian Republik Indonesia memang lebih dekat perannya sebagai combatant daripada sebagai polisi sipil. Kondisi masa perjuangan kemerdekaan waktu itu menyebabkan polisi harus terlibat langsung dalam perjuangan bersenjata. 
 
Keterlibatan polisi sebagai combatant dipelopori oleh satu kompi Polisi Istimewa pimpinan Inspektur Polisi M Jassin dalam pertempuran Surabaya 10 November 1945. Pada masa itu, Polisi Istimewa merupakan sebuah korps kepolisian bentukan Jepang dengan persenjataan lengkap. 

 
Namun, karena kekosongan pemerintahan pascapenyerahan Jepang pada Sekutu 1945, peran Polisi Istimewa lebih berperan sebagai pasukan pertahanan. Selanjutnya pada 14 November 1946, PM Syahrir meresmikan Korps Polisi Istimewa menjadi Korps Mobile Brigade, sebagai bagian dari Polri dengan fungsi sebagai combatant karena kebutuhan pertahanan waktu itu. 

Pada peristiwa pemberontakan di daerah-daerah pada dekade 50-an, kompi-kompi Brimob banyak dikerahkan untuk meredamnya. Namun, lawan yang mereka hadapi adalah para mantan pejuang dengan kemampuan tinggi dalam melakukan perang gerilya. Sedangkan, kompi Brimob yang dikerahkan adalah para prajurit junior yang belum mengalami pertempuran gerilya. 

Pada waktu itu, senjata perseorangan yang dipergunakan pasukan Brimob cukup memadai untuk menjadi pasukan infanteri karena mereka menggunakan senapan Lee Enfield. Senjata laras panjang buatan Inggris yang biasa dipergunakan pasukan infanteri. Senapan dengan sistem bolt action ini menjadi andalan Brimob untuk mengadang musuh.
 
Pasukan pemberontak sebagian besar juga menggunakan senjata yang sama. Namun, Brimob belum dibekali pengetahuan perang antigerilya,sehingga mereka tidak mampu mengadang pemberontak. Pasukan pemberontak berani melakukan serbuan (raid) ke kota untuk melakukan pengacauan. 
 
Pada umumnya mereka menyerang markas polisi yang dijaga satuan-satuan Perintis. Satuan-satuan Perintis tersebut hanya mampu bertahan di dalam markas dengan tujuan utama mempertahankan markasnya. Mereka tidak mempunyai kemampuan untuk mengejar musuh dan melakukan serangan balasan, atau bahkan menangkap mereka sesuai dengan tugas sebagai polisi pada masa itu. 
 
Hal ini yang mendorong para petinggi Polri dan pemerintah pada masa itu untuk membentuk unit pasukan khusus di dalam Polri yang memiliki kemampuan melakukan siasat perang antigerilya. Hal inilah yang melatarbelakangi pembentukan pasukan Ranger Brigade Mobil.

Lambang Ex Provinsi Timor Timur, Sekarang Timor Leste

Add Comment
Logo / Lambang Daerah Provinsi Timor Timur
Timor Timur merupakan sebuah wilayah bekas koloni Portugis yang dianeksasi oleh militer Indonesia menjadi sebuah provinsi di Indonesia antara 17 Juli 1976 sampai resminya pada 19 Oktober 1999. Kala itu provinsi ini merupakan provinsi Indonesia yang ke-27. Timor Timur berintegrasi dengan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia setelah dijajah selama 450 tahun oleh Portugal. Wilayah provinsi ini meliputi bagian timur pulau Timor, pulau Kambing atau Atauro, pulau Jaco dan sebuah eksklave di Timor Barat yang dikelilingi oleh provinsi Nusa Tenggara Timur.
Museum Timor timur di TMII
Timor Timur secara resmi merdeka menjadi negara Timor Leste pada 20 Mei 2002.

Berawal dari keinginan sebuah partai politik yaitu APODETI bersama UDT yang ingin berintegrasi dengan Indonesia pada 28 November 1975, ABRI melakukan invasi militer ke Timor Timur pada 7 Desember 1975. Selama masa invasi, massa penolak integrasi (FRETILIN) dibantai oleh pasukan ABRI, sedangkan anak-anaknya dibawa ke Indonesia untuk diasuh oleh keluarga militer Indonesia. Setelah berhasil ditaklukkan, koalisi APODETI-UDT membentuk Pemerintah Sementara Timor Timur dengan Arnaldo dos Reis Araújo sebagai ketuanya. Masyarakat merasa ingin bersatu dengan Indonesia karena persamaan budaya dengan saudara serumpunnya, Timor Barat. Bahkan pada saat Presiden Soeharto menghadiri peringatan 2 tahun Integrasi Timtim di Gedung DPRD Tingkat I Timor Timur, ia mengatakan bahwa Timor Timur adalah 'anak yang hilang dan telah kembali ke pangkuan ibu pertiwi'.



Daftar Kabupaten di provinsi Timor Timur (per 31 Agustus 1999) :

No.KabupatenIbukota
1Kabupaten AileuAileu
2Kabupaten AinaroAinaro
3Kabupaten AmbenoPante Makasar
4Kabupaten BaucauBaucau
5Kabupaten BobonaroMaliana
6Kabupaten Cova–LimaSuai
7Kabupaten DiliKota Dili
8Kabupaten ErmeraErmera
9Kabupaten LautémLospalos
10Kabupaten LiquiçaLiquiçá
11Kabupaten ManatutoManatuto
12Kabupaten ManufahiSame
13Kabupaten ViquequeViqueque
Arti Lambang Provinsi Timor Timur
Arti Logo/Lambang Provinsi Timor Timur

1. Bentuk perisai bersudut lima
Kelima Sila dari Pancasila yaitu dasar dan falsafah hidup bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia

2.Perisai
Keamanan terhadap keutuhan wilayah dan kekuatan rakyat Timor timur sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia

3. Bintang Bersudut Lima
Keagungan, Kebesaran dan Keabadian Tuhan Yang Maha Esa

4. Pita HOURI OTAS HOURI WAIN, OAN TIMOR ASSWA'IN
Jiwa Patriot dan semangat juang rakyat Timor timur dalam mempertahankan Wawasan Nusantara yang dilandasi nilai-nilai 1945 untuk membangun provinsi Timor timur guna mencapai kehidupan yang lebih baik.

5. Rumah Adat Timor Timur
Persatuan, persaudaraan, kekerabatan dan kekeluargaan serta keramah - tamahan sebagai pola hidup dan dasar ikatan kemasyarakan yang merupakan nilai luhur kebudayaan dan adat istiadat masyarakat Timor Timur

6. Kotak Perhiasan dari Emas
Kesuburan, kejayaan dan keindahan Timor Timur yang merupakan bagian tak terpisahkan dari kepualaun Indonesia lainnya, yang letaknya bagaikan zambrut melingkari khatulistiwa, menghiasi ibu pertiwi

7. Kaebauk, pedang dan tombak
Keperwiraan dan kepahlawanan

8. Aksara "TIMOR TIMUR" diatas Kaebauk
Ikatan bathin masyarakat Timor Timur dengan adat istiadat dan kebudayaan

9. Setangkai Padi
Berjumlah 17 butir melambangkan tanggal terbentuknya provinsi Timor timur

10. Setangkai Bunga Kapas
Berkuncup putih 7 buah melambangkan bulan terbentuknya provinsi Timor Timur

11. Kotak Perhiasan
Terukir 7 ekor ikan dan 6 buah perahu yang dirangkaikan menjadi angka 76 melambangkan tahun 1976 sebagai tahun terbentuknya provinsi Timor timur

12.  Warna
Merah = Keberanian
Kuning  = Keluhuran, Keagungan, Kemuliaan dan kejayaan
Putih =  Kesucian, Kejujuran
Biru = Kedamaian, kesetiaan
Hitam = Keabadian, keteguhan
Hijau = Kemakmuran


Artikel dikutip dari Wikipedia
Sumber Gambar : Musem Timor Timut di TMII Jakarta



Peta Administrasi Timor Timur

Download Logo Vector Bank BPD Papua Lama

Add Comment
Logo Lama Bank  Papua
PT. Bank Pembangunan Daerah Papua yang sebelum menjadi Perseroan Terbatas bernama Bank Pembangunan Daerah (BPD) Irian Jaya, didirikan pada tanggal 13 April 1966 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Irian Barat Nomor:37/GIB/1966 dan disahkan menjadi Peraturan Daerah Propinsi Irian Barat Nomor 1 Tahun 1970 tanggal 23 Maret 1970 pada Lembaran Daerah Propinsi Irian Barat no. 42 tahun 1970, kemudian sesuai Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor Kep.283/DDK/II/1972 tanggal 15 Juli 1972 tentang pemberian izin usaha Bank Pembangunan Daerah Irian Barat berkedudukan di Jayapura melaksanakan operasional sebagaimana Bank Umum lainnya dengan Modal Dasar pertama kali ditetapkan sebesar IB Rp.4.000.000,-.
Baca Juga :
Selanjutnya telah beberapa kali terjadi perubahan Peraturan Daerah dan yang terakhir Peda Nomor 7 tahun 1996 terdapat perubahan modal dasar bank menjadi Rp. 50 miliar. Kemudian Keputusan RUPS Nomor: 05/SK/RUPS-BPD/XII/2000 telah diputuskan untuk mengubah bentuk hukum Bank Pembangunan Daerah Irian Jaya dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT).
Logo bank Papua Sekarang
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diselenggarakan pada tanggal 17 Juni 2001 disetujui perubahan modal Dasar menjadi Rp.150.000.000.000,- sekaligus mengubah bentuk hukum dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas yang dituangkan kedalam Peraturan Daerah Propinsi Papua Nomor 2 Tahun 2002 tanggal 21 Mei 2002 tentang Bank Pembangunan Daerah Papua dan telah diundangkan dalam Lembaran Daerah Provinsi Papua Nomor 23 Tahun 2002, dan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Nomor 1 dan disahkan Menteri Kehakiman dan HAM Republik Indonesia Nomor C.13031 HT.01.01 Tahun 2002 tanggal 16 Juli 2002 dan Berita Negara No. 61, Tambahan Berita Negara RI No. 7480 tanggal 30 Juli 2002. Dan telah mendapat persetujuan Deputi Gubernur Bank Indonesia No. 4/147/KEP.Dp.6/2002 tanggal 11 September 2002.
Sumber Pengambilan logo Lama Bank Papua (Kalender 2016 Bank Papua)

Sumber Pengambilan logo Lama Bank Papua (Kalender 2016 Bank Papua)
Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 17 Juni 2003 diputuskan modal dasar PT. Bank Pembangunan Daerah Papua meningkat menjadi Rp. 500 miliar, sebagaimana dituangkan dalam akta notaris No. 2 tanggal 3 September 2003 dan telah disahkan dengan Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : C-29629 HT.01.04.TH.2003 tanggal 19 Desember 2003 ditetapkan modal dasar PT. Bank Pembangunan Daerah Papua sebesar Rp.500 miliar.

PT Bank Pembangunan Daerah Papua telah mengalami beberapa kali peningkatan jumlah modal dan yang terakhir tahun 2010 sesuai Rapat Umum Pemegang Saham terjadi perubahan Modal Dasar Bank Papua menjadi Rp. 2 Triliun yang kemudian disahkan dalam SK Rapat Umum Pemegang Saham Nomor : 11/SK/RUPS-BPD/III/2010 tanggal 29 Maret 2010 tentang Perubahan Modal Dasar PT Bank Pembangunan Daerah Papua, yang kemudian diputuskan sesuai Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-30935.AH.01.02 Tahun 2010 tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan.


Pada Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 21 Agustus 2013 di Timika telah terjadi perubahan Modal Dasar Bank Papua yaitu perubahan dari Rp. 2 Triliun menjadi Rp. 4 Triliun yang kemudian disahkan dalam SK Rapat Umum Pemegang Saham Nomor : 02/SK/RUPS-LB/BPD/VIII/2013 tanggal 21 Agustus 2013 tentang Peningkatan Modal Dasar PT. Bank Pembangunan Daerah Papua, yang kemudian diputus sesuai Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Nomor : AHU-59466.AH.01.02 Tahun 2013 tanggal 19 November 2013 tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan. Yang diperkuat dengan Peraturan Daerah Provinsi Papua (PERDA) Nomor : 19 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provonsi Papua Nomor 2 Tahun 2002 tentang Bank Pembangunan Daerah Papua.

Jaringan Kantor per Desember 2015

Sebagai salah satu faktor pendukung operasional yang amat penting bagi suatu bank adalah tersedianya unit-unit layanan nasabah, yaitu berupa kantor maupun layanan ATM. Jaringan operasional PT. Bank Papua tersebar di seluruh Kabupaten/Kota dan Kecamatan untuk memberikan layanan bagi para nasabah. Total Jaringan Bank Papua sampai saat ini sebanyak 756 meliputi jumlah total Jaringan Kantor sebanyak 201, dan jumlah total Delivery Channel sebanyak 555 yang terdiri dari 294 ATM (tergabung dengan Jaringan ATM Prima yang beranggotakan 58 Bank Peserta dari berbagai jenis bank, dengan layanan yang didukung oleh lebih dari 88.000 jaringan ATM dan juga Jaringan ATM Bersama yang hingga saat ini ATM Bersama beranggotakan 83 bank dan lembaga selain bank yang sudah terhubung melalui lebih dari 49.000 terminal ATM yang tersebar diseluruh Indonesia), 176 Unit EDC, 8 unit CDM, 18 Kasda Online, 23 Kantor Samsat Online, 18 Kartu Pegawai Elektronik (KPE), 16 Payment Point dan 2 Mobil Kas Keliling.

Sumber : bankpapua.com