METODE PENELITIAN


BAB III
METODE PENELITIAN


      1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang melibatkan refleksi diri yang berulang yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan/observasi, refleksi dan perencanaan ulang.

      1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas VIId SMP Negeri 6 Kota Sorong dengan jumlah siswa 40 orang.

      1. Faktor Yang Diselidiki
Faktor–faktor yang diselidiki dalam penelitian ini adalah :

  1. Faktor input, yaitu siswa yang menjadi subjek penelitian, bahan pelajaran.

  2. Faktor proses penyelenggaraan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yaitu dengan melihat interaksi belajar mengajar dan implementasi pembelajaran kooperatif di kelas, yaitu dalam menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, menyajikan informasi, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar, membimbing kelompok belajar, mengevaluasi, dan memberikan penghargaan.

  3. Faktor output, yaitu dengan melihat hasil belajar siswa setelah pembelajaran kooperatif berlangsung.



      1. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus :

  1. Siklus I berlangsung selama 2 minggu (5 kali tatap muka).

  2. Siklus II berlangsung selama 2 minggu (5 kali tatap muka).
Sesuai dengan hakekat penelitian tindakan kelas, Siklus II merupakan perbaikan Siklus I selanjutnya secara terperinci penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
Siklus I
Siklus I berlangsung selama 2 minggu atau 5 kali tatap muka dalam 4 tahap sesuai dengan kriteria Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
1. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :

  1. Telaah kurikulum

  2. Membuat skenario pengajaran untuk setiap pertemuan

  3. Membuat lembar observasi mengamati dan mengidentifikasi segala apa yamg terjadi selama proses belajar mengajar, antara lain : daftar absensi dan keaktifan / kesungguhan siswa didalam proses belajar mengajar.

  4. Guru mempersiapkan soal-soal berupa soal essai yang dijadikan sebagai soal tugas untuk diselesaikan secara kelompok dan perindividu setelah kelompok.

  5. Membuat alat evaluasi untuk melihat kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal berdasarkan materi yang diberikan.
2. Tahap Tindakan
Dalam tahap tindakan ini adalah tindakan yang dilaksanakan setiap tatap muka. Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut :

  1. Pada awal tatap muka, guru menjelaskan materi sesuai dengan rencana pengajaran pada pertemuan yang bersangkutan secara klasikal selama 15 menit beserta contoh-contoh soal yang melibatkan siswa untuk menyelesaikan di papan tulis.

  2. Siswa diharapkan untuk membentuk kelompok kecil, yang pembagiannya telah disepakati bersama. Dengan kelompok yang dibentuk tersebut anggotanya heterogen (ada yang pintar, sedang, dan kurang) yang jumlahnya 4 – 5 orang tiap kelompok.

  3. Siswa diberi tugas atau soal latihan yang sama dan diselesaikan dengan secara kelompok oleh masing-masing kelompok. Setelah itu siswa diberi soal yang identik untuk diselesaikan secara perorangan atau individual.

  4. Selama proses belajar kelompok berlangsung, setiap kelompok diawasi, dikontrol dan diarahkan, serta diberi bimbingan secara langsung pada kelompok yang mengalami kesulitan, ataupun bertanya ketika mengerjakan soal yang diberikan.

  5. Lembar jawaban dari tiap kelompok dan lembar jawaban dari individu diperiksa kemudian dikembalikan untuk selanjutnya menjadi bahan diskusi untuk masing-masing kelompok dan masing-masing individu, dan hasil ini digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai kelompok. Kelompok dengan skor tertinggi akan memperoleh penghargaan dan merupakan pedoman bagi guru dalam menyusun rencana siklus berikutnya.
3. Tahap Observasi
Oservasi ini dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Mencatat setiap hal yang dialami oleh siswa, situasi dan kondisi belajar siswa berdasarkan lembar observasi yang sudah dibuat dalam hal ini mengenai kehadiran siswa, perhatian, keberanian, rasa percaya diri dan kesungguhan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
4. Tahap Refleksi
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap refleksi ini adalah :

  1. Merefleksi setiap hal yang diperoleh melalui lembar observasi, yakni perhatian, keberanian, rasa percaya diri dan kesungguhan siswa dalam menyelesaikan tugas secara kelompok dan tugas individu.

  2. Menilai dan mempelajari hasil pekerjaan siswa dalam bentuk kelompok, dan tugas individu.

  3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat refleksi atau tanggapan tertulis atas metode belajar kelompok yang mereka terima dan kegiatan belajar mengajar yang mereka alami.

Siklus II
Pada dasarnya, hal-hal yang dilakukan atas Siklus II ini adalah mengulang kembali kegiatan yang telah dilakukan pada Siklus I, disamping itu, dilakukan juga rencana baru untuk memperbaiki atau merancang tindakan baru sesuai dengan pengalaman dan hasil refleksi yang diperoleh pada Siklus I.
Siklus II ini direncanakan juga selama juga selama 2 minggu atau 5 kali tatap muka, yang mana pelaksanaannya meliputi :
1. Tahap perencanaan
a. Melanjutkan tahap-tahap perencanaan yang telah dilakukan pada Siklus I.
b. Dari hasil refleksi dan tanggapan yang diberikan siswa pada Siklus I, guru menyusun rencana baru untuk dibuat tindakannya, antara lain: mengawasi lebih tegas dan memberi teguran bagi siswa yang kurang disiplin.
c. Memberikan motivasi agar siswa dapat lebih bergairah dan senang belajar matematika baik secara kelompok maupun secara individual.
2. Tahap Tindakan
Tindakan Siklus II ini adalah melanjutkan langkah-langkah yang telah dilakukan pada Siklus I dan beberapa perbaikan yang dianggap perlu dan memecahkan masalah yang ditemukan pada siklus sebelumnya.
Adapun tindakan yang dimaksud yaitu :
a. Melanjutkan tindakan metode belajar kelompok.
b. Kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas atau soal, diberi bimbingan secara langsung dan sesekali diarahkan secara klasikal, demikian pula halnya dengan tugas yang diberikan secara perorangan/individu.
c. Lembar jawaban dari masing-masing kelompok dan individu diperiksa dan dikembalikan untuk menjadi bahan diskusi. Jawaban yang kurang tepat dibetulkan oleh guru, dan jika ada soal yang dianggap perlu penjelasan yang lebih lanjut, maka pada awal pertemuan berikutnya secara klasikal dibahas mengenai penyelesaian soal tersebut.
d. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok atau individu.
3. Tahap Observasi
Secara umum tahap observasi Siklus II ini adalah melanjutkan kegiatan-kegiatan pada Siklus I yang dilaksanakan pada proses belajar mengajar. Observasi yang dilakukan lebih tingkatkan kecermatannya dan upayakan secara maksimal agar siswa lebih berpartisipasi secara aktif dalam mengikuti pelajaran serta termotivasi untuk menyelesaikan soal secara kelompok.
4. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi umumnya langkah-langkah yang dilakukan pada Siklus II seperti halnya yang dilakukan pada Siklus I, yakni :

  1. Menilai dan mengamati hasil belajar siswa tiap kelompok dan hasil belajar individu serta skor akhir Siklus II.

  2. Mengamati dan mencatat perkembangan-perkembangan atau hal-hal yang dialami oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar serta pada saat kerja kelompok.

  3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menuliskan tanggapan tentang pembelajaran kooperatif.

      1. Data dan Cara Pengambilannya
1. Sumber data : Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VIId SMP Negeri 6 Kota Sorong
2. Jenis Data : Jenis data yang diperoleh adalah kuantitatif dan kualitatif, yang terdiri dari : (a) skor hasil belajar dan (b) hasil observasi
3. Cara Pengambilan Data
- Data hasil belajar diperoleh dengan memberikan tes kepada siswa
- Data mengenai perubahan sikap siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar yang diambil dengan cara observasi (pengamatan).
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif. Untuk analisis kuantitatif digunakan statistik deskriptif yang selanjutnya dianalisis dengan bantuan analisis data komputer, sedangkan untuk analisis kualitatif digunakan teknik kategorisasi. Teknik kategorisasi yang dimaksudkan adalah skala lima berdasarkan teknik kategorisasi standar yang diterapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1993 : 7) adalah sebagai berikut :

TABEL 3.1
Teknik Kategorisasi Standar Berdasarkan Ketetapan
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan
Skor
Kategori
0 – 34
35 – 54
55 – 64
65 – 84
85 – 100
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi

G. Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah bila terjadi peningkatan skor rata–rata hasil belajar matematika siswa yang signifikan dari Siklus I ke Siklus II dan selanjutnya sebagai indikator proses adalah terjadinya perubahan sikap yang dapat dilihat dari kehadiran, perhatian, keberanian, rasa percaya diri dan kesungguhan siswa terhadap proses pembelajaran matematika.


Previous
Next Post »
0 Komentar