Logo Komando Daerah Militer ( Kodam ) XVII Cendrawasih
Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih merupakan Komando Kewilayahan Pertahanan yang meliputi Provinsi Papua dan Papua Barat. Pangdam XVII/Cenderawasih yang sekarang menjabat adalah Mayor Jenderal TNI Christian Zebua.
Sejarah KODAM XVII CenderawasihDengan rahmat Tuhan YME, bangsa Indonesia dapat mengumandangkan kemerdekaan dari Sabang sampai Merauke. Namun demikiann makna Proklamasi 17 Agustus 1945 tidak segera dinikmati oleh rakyat Irian Barat karena masih berada dibawah penjajahan Belanda.
Dalam konflik dengan Belanda atas penyelesaian pengembalian Irian Barat, maka pemerintah RI membentuk Tentara dan Teritorium VII (TT-VII) pada bulan Mei 1950 yang dikomandani oleh Kolonel A.E. Kawilarang berkedudukan di Makassar. Tentara dan Teritorium VII (TT-VII) membawahi wilayah Indonesia Timur yaitu Sulawesi, Sunda kecil termasuk Maluku dan Irian Barat. Pada bulan September 1950 TNI direorganisasi, Komando Pasukan (Kopas) Maluku Selatan diganti menjadi Kopas D dikomandani oleh Letkol C.F. Warou dengan wilayah meliputi Maluku Irian Barat.
Berdasarkan Penetapan Panglima TT-VII Nomor : 8004/VII/1950 tanggal 5 Juli 1952 Kopas D dilikuidasi, kemudian dibentuk Resimen Infanteri-25 (RI-25) dengan Komandannya Letkol Suprapto Sukowati, yang diresmikan pada tanggal 1 Agustus 1952 dengan wilayah Maluku dan Irian Barat. Untuk mpertama kali kedua wilayah itu berada di bawah satu Komando. Di bawah RI-25, penyusupan ke daratan Irian Barat mulai dilakukan sebagai langkah awal yang bersifat militer untuk mengembalikan wilayah itu ke pangkuan ibu pertiwi. Pada bulan Mei 1957 Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) kembali direorganisasi. Tentara dan Teritorium VII (TT-VII) dilikuidasi, wilayahnya dibagi menjadi empat Komando Daerah Militer, diantaranya Komando Daerah Militer Maluku Irian Barat atau disingkat (KDM-MIB) menggantikan resimen Infanteri-25 (RI-25). Perjuangan pengembalian Irian Barat semakin menggelora setelah Presiden RI mengumandangkan Tiga Komando Rakyat yang disingkat Trikora di Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1961 yang mendapat respond dan didukung dari seluruh rakyat Indonesia, termasuk rakyat Irian Barat. Untuk mewujudkan Komando Presiden RI, pada bulan Februari 1962 dibentuklah Komando Mandala Pembebasan Irian Barat dengan Panglima Mayjen TNI Soeharto. Rencana Operasi Pembebasan Irian Barat disusun, satuan-satuan APRI dan sukarelawan digelar, sementara diplomasi berjalan terus.
Pada tanggal 8 Agustus 1962, Panglima Angkatan Darat membentuk Kodam XVII Irian barat dengan Surat Keputusan Pangad Nomor : KPTS 1052/ 8/1962 dengan nama lengkapnya Komando Daerah Militer Irian Barat. Selanjutnya tanggal 15 agustus 1962 berlangsung perundingan secara bilateral pemerintah Republik Indonesia dengan Belanda di New york yang menghasilkan penandatanganan Persetujuan Indonesi - Nederland mengenai :
1. Gencatan senjata dilakukan di Irian Barat.
2. Belanda akan menyerahkan Irian Barat kepada Republik Indonesia melalui PBB.
Sebagai tindak lanjut persetujuan New York tersebut, maka PBB membentuk pemerintahan transisi di Irian Barat, yaitu UNTEA (United Nation Temporary Executive Authority).
Untuk menyiapkan pengalihan tanggung jawab keamanan dari UNTEA, Pemerintahan Republik Indonesia membentuk satuan tugas yang disebut Kontingen Indonesia Irian Barat (KOTINDO) yang secara taktis dibawah UNTEA yang kemudian menjadi inti Kodam XVII/Irian Barat.
Pada tanggal 1 Mei 1963 UNTEA menyerahkan Irian Barat kepada Pemerintah Republik Indonesia, dan selanjutnya pada tanggal 17 Mei 1963 Kodam XVII/Irian barat dirubah menjadi Kodam XVII/Cenderawasih, Yang segera melaksanakan fungsinya baik sebagai kekuatan pertahanan keamanan maupun sebagai kekuatan Sosial Masyarakat.
Untuk menghadapi pembangunan nasional yang pesat, dan kemungkinan adanya ancaman, maka pemerintah Republik Indonesia memandang perlu mengadakan reorganisasi ABRI. Untuk Jajaran TNI AD reorganisasi dilaksanakan sesuai perintah operasi Kasad Nomor: 01 tanggal 27 September 1984. Beberapa Kotama dilikuidasi, kemudian dibentuk Kotama baru.
Kodam XV/Pattimura dan Kodam XVII/Cenderawasih dilikuidasi menjadi Kodam VIII/Trikora dan diresmikan pada tanggal 8 mei 1985 meliputi Maluku dan Irian Jaya berada di wilayah satu Komando, setelah yang pertama pada tanggal 1 Agustus 1952. Atas fakta sejarahini, maka pada tanggal 1 Agustus ditetapkan sebagai hari jadi Kodam VIII/Trikora sesuai Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep/691/VI/1986.
Berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep/11/V/199 tanggal 7 Mei 1999 tentang perubahan nomor registrasi wilayah Kodam XVII/Trikora menjadi Kodam XVII/Trikora terhitung mulai tanggal 12 Mei 1999, maka Kodam XVII/Trikora hanya meliputi wilayah Irian Jaya yang membawahi Korem 171/PVT, Korem 172/PWY, Korem 173/PVB, Korem 174/ATW dan meliputi 12 wilayah Kodim.
Dalam perjalanan sejarah selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Kasad nomor Skep/175/IX/2007 tanggal 26 September 2007, maka terhitung mulai tanggal 5 Oktober 2007 nomor Registrasi Kodam XVII/Trikora berubah menjadi Kodam XVII/Cenderawasih yang meliputi wilayah Papua dan Papua Barat serta membawahai 4 Korem dan 12 Kodim.
Pada tanggal 17 Mei 2008 Kodam XVII/Cenderawasih genap berusia 45 tahun. Meski beragam hambatan menantang di medan tugas yang berat, Prajurit Kodam XVII/Cenderawasih maju melangkah bersama rakyat mencapai kejayaan dan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan stabilitas pertahanan yang mantap untuk menunjang pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Sejak dibentuk, Kodam XVII/Trikora berturut-turut dipimpin oleh :
1. Brigjen TNI U Rukman (1963-1964)
2. Brigjen TNI R. Kartidjo (1964-1966)
3. Brigjen TNI Bintoro (1966-1968)
4. Brigjen TNI Sarwo Edi Wibowo (1968-1970)
5. Brigjen TNI Acub Zainal (1970-1973)
6. Brigjen TNI Kisrad Sutrisno (1973-1975)
7. Brigjen TNI Imam Munandar (1975-1978)
8. Brigjen TNI C. I. Santoso (1978-1982)
9. Brigjen TNI R. K. Sembiring Meliala (1982-1985)
10. Mayjen TNI H. Simanjuntak (1985-1986)
11. Mayjen TNI Setijana (1986-1987)
12. Mayjen TNI Wismoyo Arismunandar (1987-1989)
13. Mayjen TNI Abinowo (1989-1992)
14. Mayjen TNI E. E. Mangindaan (1992-1993)
15. Mayjen TNI Tarub (1993-1994)
16. Mayjen TNI I Ketut Wirdana (1994-1995)
17. Mayjen TNI Dunidja (1995-1996)
18. Mayjen TNI Johny Lumintang (1996-1998)
19. Mayjen TNI Amir Sembiring (1998-1999)
20. Mayjen TNI Albert Ingkiriwang (1999-2000)
21. Mayjen TNI Tonny A. Rompis (2000)
22. Mayjen TNI Mahidin Simbolon (2001-2003)
23. Mayjen TNI Nurdin Zaenal M.M. (2003-2005)
24. Mayjen TNI George Toisuta (2005-2006)
25. Mayjen TNI Zamroni S.E. (2006- 2007)
26. Mayjen TNI Haryadi Soetanto (2007-2008)
27. Mayjen TNI Azmin Yusril Nasution (2008-2010)
28. Mayjen TNI Hotma Marbun (2010)
29. Mayjen TNI Erfi Triassunu (2010-2011)
30. Mayjen TNI Erwin Syafitri (2012)
31. Mayjen TNI Drs. Christian Zebua, M.M (2012-Sekarang)
Dalam konflik dengan Belanda atas penyelesaian pengembalian Irian Barat, maka pemerintah RI membentuk Tentara dan Teritorium VII (TT-VII) pada bulan Mei 1950 yang dikomandani oleh Kolonel A.E. Kawilarang berkedudukan di Makassar. Tentara dan Teritorium VII (TT-VII) membawahi wilayah Indonesia Timur yaitu Sulawesi, Sunda kecil termasuk Maluku dan Irian Barat. Pada bulan September 1950 TNI direorganisasi, Komando Pasukan (Kopas) Maluku Selatan diganti menjadi Kopas D dikomandani oleh Letkol C.F. Warou dengan wilayah meliputi Maluku Irian Barat.
Berdasarkan Penetapan Panglima TT-VII Nomor : 8004/VII/1950 tanggal 5 Juli 1952 Kopas D dilikuidasi, kemudian dibentuk Resimen Infanteri-25 (RI-25) dengan Komandannya Letkol Suprapto Sukowati, yang diresmikan pada tanggal 1 Agustus 1952 dengan wilayah Maluku dan Irian Barat. Untuk mpertama kali kedua wilayah itu berada di bawah satu Komando. Di bawah RI-25, penyusupan ke daratan Irian Barat mulai dilakukan sebagai langkah awal yang bersifat militer untuk mengembalikan wilayah itu ke pangkuan ibu pertiwi. Pada bulan Mei 1957 Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) kembali direorganisasi. Tentara dan Teritorium VII (TT-VII) dilikuidasi, wilayahnya dibagi menjadi empat Komando Daerah Militer, diantaranya Komando Daerah Militer Maluku Irian Barat atau disingkat (KDM-MIB) menggantikan resimen Infanteri-25 (RI-25). Perjuangan pengembalian Irian Barat semakin menggelora setelah Presiden RI mengumandangkan Tiga Komando Rakyat yang disingkat Trikora di Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1961 yang mendapat respond dan didukung dari seluruh rakyat Indonesia, termasuk rakyat Irian Barat. Untuk mewujudkan Komando Presiden RI, pada bulan Februari 1962 dibentuklah Komando Mandala Pembebasan Irian Barat dengan Panglima Mayjen TNI Soeharto. Rencana Operasi Pembebasan Irian Barat disusun, satuan-satuan APRI dan sukarelawan digelar, sementara diplomasi berjalan terus.
Pada tanggal 8 Agustus 1962, Panglima Angkatan Darat membentuk Kodam XVII Irian barat dengan Surat Keputusan Pangad Nomor : KPTS 1052/ 8/1962 dengan nama lengkapnya Komando Daerah Militer Irian Barat. Selanjutnya tanggal 15 agustus 1962 berlangsung perundingan secara bilateral pemerintah Republik Indonesia dengan Belanda di New york yang menghasilkan penandatanganan Persetujuan Indonesi - Nederland mengenai :
1. Gencatan senjata dilakukan di Irian Barat.
2. Belanda akan menyerahkan Irian Barat kepada Republik Indonesia melalui PBB.
Sebagai tindak lanjut persetujuan New York tersebut, maka PBB membentuk pemerintahan transisi di Irian Barat, yaitu UNTEA (United Nation Temporary Executive Authority).
Untuk menyiapkan pengalihan tanggung jawab keamanan dari UNTEA, Pemerintahan Republik Indonesia membentuk satuan tugas yang disebut Kontingen Indonesia Irian Barat (KOTINDO) yang secara taktis dibawah UNTEA yang kemudian menjadi inti Kodam XVII/Irian Barat.
Pada tanggal 1 Mei 1963 UNTEA menyerahkan Irian Barat kepada Pemerintah Republik Indonesia, dan selanjutnya pada tanggal 17 Mei 1963 Kodam XVII/Irian barat dirubah menjadi Kodam XVII/Cenderawasih, Yang segera melaksanakan fungsinya baik sebagai kekuatan pertahanan keamanan maupun sebagai kekuatan Sosial Masyarakat.
Untuk menghadapi pembangunan nasional yang pesat, dan kemungkinan adanya ancaman, maka pemerintah Republik Indonesia memandang perlu mengadakan reorganisasi ABRI. Untuk Jajaran TNI AD reorganisasi dilaksanakan sesuai perintah operasi Kasad Nomor: 01 tanggal 27 September 1984. Beberapa Kotama dilikuidasi, kemudian dibentuk Kotama baru.
Kodam XV/Pattimura dan Kodam XVII/Cenderawasih dilikuidasi menjadi Kodam VIII/Trikora dan diresmikan pada tanggal 8 mei 1985 meliputi Maluku dan Irian Jaya berada di wilayah satu Komando, setelah yang pertama pada tanggal 1 Agustus 1952. Atas fakta sejarahini, maka pada tanggal 1 Agustus ditetapkan sebagai hari jadi Kodam VIII/Trikora sesuai Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep/691/VI/1986.
Berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep/11/V/199 tanggal 7 Mei 1999 tentang perubahan nomor registrasi wilayah Kodam XVII/Trikora menjadi Kodam XVII/Trikora terhitung mulai tanggal 12 Mei 1999, maka Kodam XVII/Trikora hanya meliputi wilayah Irian Jaya yang membawahi Korem 171/PVT, Korem 172/PWY, Korem 173/PVB, Korem 174/ATW dan meliputi 12 wilayah Kodim.
Dalam perjalanan sejarah selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Kasad nomor Skep/175/IX/2007 tanggal 26 September 2007, maka terhitung mulai tanggal 5 Oktober 2007 nomor Registrasi Kodam XVII/Trikora berubah menjadi Kodam XVII/Cenderawasih yang meliputi wilayah Papua dan Papua Barat serta membawahai 4 Korem dan 12 Kodim.
Pada tanggal 17 Mei 2008 Kodam XVII/Cenderawasih genap berusia 45 tahun. Meski beragam hambatan menantang di medan tugas yang berat, Prajurit Kodam XVII/Cenderawasih maju melangkah bersama rakyat mencapai kejayaan dan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan stabilitas pertahanan yang mantap untuk menunjang pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Sejak dibentuk, Kodam XVII/Trikora berturut-turut dipimpin oleh :
1. Brigjen TNI U Rukman (1963-1964)
2. Brigjen TNI R. Kartidjo (1964-1966)
3. Brigjen TNI Bintoro (1966-1968)
4. Brigjen TNI Sarwo Edi Wibowo (1968-1970)
5. Brigjen TNI Acub Zainal (1970-1973)
6. Brigjen TNI Kisrad Sutrisno (1973-1975)
7. Brigjen TNI Imam Munandar (1975-1978)
8. Brigjen TNI C. I. Santoso (1978-1982)
9. Brigjen TNI R. K. Sembiring Meliala (1982-1985)
10. Mayjen TNI H. Simanjuntak (1985-1986)
11. Mayjen TNI Setijana (1986-1987)
12. Mayjen TNI Wismoyo Arismunandar (1987-1989)
13. Mayjen TNI Abinowo (1989-1992)
14. Mayjen TNI E. E. Mangindaan (1992-1993)
15. Mayjen TNI Tarub (1993-1994)
16. Mayjen TNI I Ketut Wirdana (1994-1995)
17. Mayjen TNI Dunidja (1995-1996)
18. Mayjen TNI Johny Lumintang (1996-1998)
19. Mayjen TNI Amir Sembiring (1998-1999)
20. Mayjen TNI Albert Ingkiriwang (1999-2000)
21. Mayjen TNI Tonny A. Rompis (2000)
22. Mayjen TNI Mahidin Simbolon (2001-2003)
23. Mayjen TNI Nurdin Zaenal M.M. (2003-2005)
24. Mayjen TNI George Toisuta (2005-2006)
25. Mayjen TNI Zamroni S.E. (2006- 2007)
26. Mayjen TNI Haryadi Soetanto (2007-2008)
27. Mayjen TNI Azmin Yusril Nasution (2008-2010)
28. Mayjen TNI Hotma Marbun (2010)
29. Mayjen TNI Erfi Triassunu (2010-2011)
30. Mayjen TNI Erwin Syafitri (2012)
31. Mayjen TNI Drs. Christian Zebua, M.M (2012-Sekarang)
dikutip dari ; http://www.kodam17cenderawasih.mil.id/media.php?module=sejarah
Untuk Melihat daftar logo berdasarkan kategori atau sub kategori tertentu silahkan pada daftar di bawah :
Untuk Melihat daftar logo berdasarkan kategori atau sub kategori tertentu silahkan pada daftar di bawah :
- Kumpulan Logo/Lambang Militer Indonesia
- Logo/Lambang Korem Seluruh Indonesia
- Kumpulan Logo Kepolisian Republik Indonesia ( Polri )
- Kumpulan Logo Muhammadiyah
- Logo Bank Seluruh Indonesia
- Logo Polda Seluruh Indonesia
- Logo Kota di Seluruh Indonesia
- Logo Kabupaten Seluruh Indonesia
- Logo/Lambang Provinsi Seluruh Indonesia
- Logo Batalyon Infanteri (Yonif) Seluruh Indonesia
- Kumpulan Logo Badan Usaha Milik Negera (BUMN)
- Kumpulan Logo Asuransi di Indonesia
- Logo Politeknik Seluruh Indonesia
- Logo Universitas Seluruh Indonesia
- Logo Partai Politik Indonesia
- Kumpulan Logo Perusahaan
- Kumpulan Logo Baru Indonesia
- Kumpulan Logo Lama Indonesia
- Logo Kodam Seluruh Indonesia
Dan dibawah ini adalah daftar Logo kategori Militer yang ada di Blog saya :
- Logo Resimen Induk Komando Daerah Militer ( Rindam ) 2 Sriwijaya
- Logo Resimen Induk Komando Daerah Militer ( Rindam ) 1 Iskandar Muda
- Logo Pusat Komando dan Pengendalian Operasi ( Puskdal OPS )
- Logo Intelkam POLRI ( Kepolisian Repubik Indonesia ) - Indera Waspada Negara Raharja
- Logo Dinas Hidro Oseanografi ( Dishidros ) TNI Angkatan Laut
- Logo Dharma Pertiwi - Persatuan Istri Tentara Nasional Indonesia ( TNI )
- Logo Batalyon Artileri Medan ( Yon Armed ) 13 Nanggala
- Logo Resimen Induk Daerah Militer ( Rindam ) Jayakarta
- Logo Resimen Induk Daerah Militer III ( Rindam ) Siliwangi
- Logo Batalyon Artileri Medan ( Yon Armed ) 10 / 76 Tarik / Brajamusti
- Logo Batalyon Artileri Medan ( Yon Armed ) 2 / 105 Kilap Sumagan
- Logo Batalyon Artileri Medan ( Yon Armed ) 9 Kostrad - Pasopati
- Logo Batalyon Artileri Medan ( Yon Armed ) 4 Parahyangan
- Logo Batalyon Kavaleri (yonkav ) 11 / Serbu - Aceh Besar
- Logo Batalyon Kavaleri ( Yonkav ) 7 Panser Khusus - Pragosa Satya
- Logo Batalyon Kavaleri ( Yonkav ) 1 / Badak Ceta Cakti Divisi Infanteri 1 / Kostrad
- Logo Resimen Bantuan Tempur ( Menbanpur ) 2 Marinir- Cilandak
- Logo Badan Reserse Kriminal Polri ( Bareskrim ) - Sidik Sakti Indera Waspada
- Lambang Pataka Komando Daerah Militer ( Kodam ) XVI / Pattimura - Ambon
- Logo Komando Pendidikan Marinir ( Kodikmar ) - Jala Mandala Cakti
- Logo Skadron 21 / Sena ( Serba Guna) - Pondok Cabe, Jakarta
- Logo Pusat Pendidikan Wanita Angkatan Udara ( Pusdik Wara )
- Logo Skadron Pendidikan ( Skadit ) 101
- Logo Resimen Artileri Medan ( Men Armed ) 2 /Divisi Infanteri 1/Kostrad
- Gambar Logo / Lambang Militer Indonesia - TNI dan POLRI
- Logo Pusat Pendidikan Artileri Medan ( Pusdik Armed )
- Logo Lama Pusat Pendidikan Artileri Pertahanan Udara ( Pusdik Arhanud )
- Logo Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia ( POLRI )
- Logo Skadron 12 TNI Angkatan Udara ( AU )
- Logo Batalyon Kavaleri ( Yonkav ) 8 / Tank - Narasinga Wiratama Pasuruan
- Logo Skadron Teknik 024 TNI Angkatan Udara ( AU )
- Logo Batalyon Kavaleri ( Yonkav ) 2 / Tank Turangga Ceta - Ambarawa
- Logo Grup C Paspampres - Pasukan Pengamanan Presiden
- Logo Batalyon Kavaleri ( Yonkav ) 9 Cobra
- Logo Skadron 1 TNI Angkatan Udara ( AU )
- Logo Skadron 31 TNI Angkatan Udara ( AU ) Serbu - Amur Yudha Cakti
- Logo Skadron 7 TNI Angkatan Udara ( AU )
- Logo Skadron 8 TNI Angkatan Udara ( AU ) Gajah Terbang
- Logo Skadron 6 TNI Angkatan Udara ( AU )
- Logo Skadron 2 TNI Angkatan Udara ( AU )
- Logo Komando Armada Indonesia kawasan timur ( Koarmatim )
- Logo Batalyon Kavaleri ( Yonkav) 5 Serbu
- Logo Batalyon kavaleri ( Yonkav ) 3 / Tank Andhaka Cakti - Malang
- Logo Batalyon Zeni ( Yonzeni ) 2 Marinir - Jakarta
- Logo Pasukan Marinir ( Pasmar ) 1 Sidoarjo
- Logo Batalyon Kavaleri ( Yonkav ) 10 / Serbu
- Logo Politeknik Kesehatan TNI Angkatan Udara ( AU ) Ciumbuleuit
- Logo Detasemen Provos ( Denprov ) Pasmar 2 Marinir
- Logo Batalyon Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri ( YonKapa ) 1 Marinir
- Logo Batalyon Provos ( Yonprov ) 2 Marinir
- Logo Batalyon Perbekalan dan Peralatan ( YonBekpal ) 2 Marinir
- Logo Resimen Kavaleri ( Menkav ) 1 / Marinir
- Logo Brigade Infanteri ( Brigif ) 1 / Marinir