Logo Vector TNI AU Swa Bhuwana Paksa - Angkatan Udara
Arti Lambang
Wujud. Lambang
TNI AU berwujud burung Garuda yang sedang merentangkan kedua sayapnya
dengan gagah perkasa dan mencengkram lima buah anak panah di atas
perisai yang berlukiskan peta Indonesia. Posisi kepala Burung Garuda
menoleh ke arah timur (arah peta dalam perisai) menyandang pita
horisontal yang bertuliskan motto "Swa Bhuwana Paksa". Burung Garuda
tersebut dilingkari oleh dua untai manggar atau bunga kelapa yang kedua
pangkalnya bertemu di bawah perisai di mana pada kiri dan kanan perisai
terdapat jilatan api atau lidah api, selanjutnya akan diuraikan secara
berturut-turut sebagai berikut :
1. Figur Burung Garuda. Burung
Garuda adalah seekor burung atau mahluk udara yang kondisi maupun
struktur tubuhnya kuat, gagah, anggun dan memiliki keberanian yang
melebihi burung-burung lainnya bahkan sering dikatakan sebagai rajanya
burung. Sifat yang demikian sering digunakan sebagai lambang
keperwiraan, kejantanan, keberanian, kegagahan, dan sebagainya, atau
dengan kata lain sebagai lambang kekuatan di udara. Sifat-sifat tersebut
tidaklah meleset sedikitpun dari sifat-sifat yang demikian oleh TNI AU
dalam hubungannya dengan tugas dan fungsinya sebagai penegak kedaulatan
di udara yang memiliki ciri khas yaitu kecepatan, jarak capai dan
kemampuan manuver.
Di
samping itu dari segi sejarah maupun warisan budaya nenek moyang kita
burung garuda dengan kondisi dan struktur tubuh seperti tersebut di atas
telah diagungkan dan digunakan pula sebagai lambang keperkasaan, yaitu
pada jaman Raja Airlangga di mana identitas pemerintahannya menggunakan
lambang Garuda dalam bentuk Cap Garuda Muka. Oleh karena itu pilihan
Burunq Garuda sangatlah tepat sebagai lambang TNI AU dengan tulisan
motto "Swa Bhuwana Paksa".
Aspek selanjutnya dari Burung Garuda lambang TNI AU dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Sayap Burung. Garuda. Garuda
pada lambang TNI AU tertera sedang merentangkan sayapnya, menunjukan
bahwa Burung Garuda tersebut dalam keadaan siap siaga menghadapi segala
tugas. Dengan kata lain Burung Garuda yang sedang merentangkan sayap,
rnelambangkan kewaspadaan, kesiapsiagaan melaksanakan tugas, dalam hal
ini sebagai perwujudan bahwa TNI AU senantiasa waspada dan siap siaga
melaksanakan tugas.
b. Bulu Sayap. Bulu
Sayap Burung Garuda tersebut disusun dalam 3 kelompok/ baris, yaitu
kelompok bagian luar 8 helai, bagian tengah 5 helai dan bagian dalam 4
helai.
Jadi jumlah bulu seluruhnya 17 helai, angka-angka tersebut mengandung makna sebagai berikut :
1) Jumlah seluruh bulu 17 helai menunjukan tanggal hari proklamasi.
2) Jumlah bulu kelompok bagian luar sejumlah 8 helai menunjukan bulan hari proklamasi.
3)
Jumlah bulu kelompok bagian dalam 4 helai bila digabungkan dengan
jumlah bulu kelompok bagian tengah 5 helai akan membentuk angka 45 (di
baca dari arah dalam ke arah luar). Apabila angka-angka tersebut (1, 2,
dan 3) digabungkan akan membentuk angka keramat 17-8-45.
c. Posisi Kepala. Dalam.sejarah
lahirnya lambang TNI AU, pada rancangan awal lambang TNI AU dengan
motto "Alae Patriae" posisi kepala burung menoleh ke kanan. Kondisi yang
demikian baik menoleh ke kanan maupun ke kiri sama sekali tidak
mengandung maksud/ arti/ makna apa-apa, kecuali pengaruh estetika dan
artistika saja. Dalam perkembangan selanjutnya sesudah lambang TNI AU
"Swa Bhuwana Paksa" yang disahkan bersamaan dengan pengesahan
panji-panji angkatan, posisi kepala Burung Garuda menoleh ke arah timur
(arah peta pada Perisai) yang mempunyai arti dan makna filosofis atau
filsafati. Secara filsafati, dalam nilai-nilai kebudayaan timur warisan
budaya nenek moyang, timur adalah menunjukkan daerah hidup atau lahir di
mana sang surya mulai menampakkan wajahnya.
Dengan
demikian posisi kepala Burunq Garuda menoleh ke arah timur berarti
menyongsong kehidupan baru. Yang dimaksudkan kehidupan baru bagi TNI AU
adalah perkembangan teknologi yang cepat, dari hal-hal yang sangat
sederhana sampai yang super canggih. Jadi posisi kepala Burung Garuda
yang menoleh ke arah timur melambangkan bahwa TNI AU dihadapkan pada
tantangan kehidupan teknologi canggih yang berkembang terus secara
pesat. Untuk itu TNI AU yang merupakan suatu sistem senjata udara yang
berbobot teknologi padat materiil senantiasa harus siap sedia untuk
menyongsong perkembangan teknologi canggih tersebut.
Secara
teknis, bahwa kepala Burung Garuda mengarah ke timur (arah peta pada
perisai) atau ke arah sayap kiri melambangkan manusia Indonesia yang
sedang terbang, dalam hal ini penerbang TNI AU yang sedang dalam
melaksanakan tugas penerbangan lebih banyak melepaskan pandangannya ke
arah kiri sesuai dengan ketentuan dalam dunia penerbangan, seperti
halnya bagi pesawat yang berkemudi dua, Captain Pilot yang bertanggung
jawab berada/ duduk di sebelah kiri, sebagai perbandingan Angkatan Udara
dan India juga mengunakan lambang Garuda dengan kepala menoleh ke kiri.
Meski bagaimanapun juga lambang TNI AU bermotto "Swa Bhuwana Paksa"
hanya mempunyai makna secara filosofis saja.
2. Pita.
Pita bertulisan motto "Swa Bhuwana Paksa" berasal dari Bahasa
Sansekerta yang berarti sayap tanah air. Kata sayap disitu diartikan
pula sebagi pelindung, jadi semboyan sayap tanah air atau "Swa Bhuwana
Paksa" dalam Bahasa Sansekerta merupakan proyeksi dari pada tugas TNI
AU, yaltu mewujudkan pertahanan nasional di udara untuk melindungl
keamanan, kemerdekaan, kedaulatan, integritas maupun kepentingan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3. Anak Panah. Burung
Garuda pada lambang TNI AU digambarkan sedang mencengkeram lima buah
anak panah, dalam warisan budaya nenek moyang, panah merupakan salah
satu senjata utama bagi seorang ksatria dan tidak pernah Iepas dari yang
tangannya di saat melaksanakan tugas di medan perang. Secara analog,
lima anak panah di sini melambangkan lima tiang negara atau dasar Negara
Pancasila. Kondisi ini menunjukkan adanya suatu perpaduan erat antara
sistem senjata TNI AU dengan lima dasar negara kita. Dengan demikian
tersiratlah bahwa Garuda mencengkram lima buah anak panah tersebut
adalah melambangkan keterkaitan/ keterpaduan TNI AU serta alut sista
udaranya dengan Pancasila. Gambaran Burung Garuda mencengkeram lima buah
anak panah tersebut melambangkan atau mempunyai makna bahwa TNI AU
dengan alut sista udaranya, dalam melaksanakan tugas selalu berpegang
teguh pada lima dasar negara yaitu Pancasila.
4. Perisai. Pada
masa yang silam perisai merupakan alat pelindung diri bagi setiap
prajurit/ksatria dalam melaksanakan tugas pertempuran di medan perang.
Perisai bergambarkan peta Negara Kasatuan Republik Indonesia dalam
lambang TNI AU menggambarkan/ mengandung makna TNI-AU sebagai pelindung
pertahanan negara. Pada rancangan awal lambang TNI AU perisai berlukisan
Sang Dwi Warna adalah Negara Republik Indonesia yang berbenderakan
Merah Putih. Untuk mempertegas bahwa yang dilindungi adalah Negara
Kesatuan RI maka gambar Sang Dwi Warna diganti dengan peta Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Dengan demikian perisai bergambarkan Peta
Indonesia melambangkan bahwa TNI AU adalah sebagai perisai negara yang
mempunyai tugas mempertahankan keamanan nasional di udara Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
5. Lidah Api. Api
melambangkan semangat, sedang lidah api melambangkan kobaran semangat.
Lidah api berjumlah 4 dan 5 di sebelah kanan dan kiri perisai
melambangkan angka keramat tahun 45 yang melambangkan dan mempunyai
makna arti bahwa negara yang dilindungi adalah negara Kesatuan RI yang
lahir di dalam kancahnya api perjuangan (revolusi) 45 yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 45.
6. Manggar (Bunga Kelapa). Dalam
kehidupan sehari-hari, pohon kelapa yang merupakan pohon yang serba
guna dari daun sampai akarnya. Misalnya dalam aspek warisan budaya nenek
moyang, daun dan bunga kelapa berperan penting dalam segala upacara
adat. Dalam upacara adat ini kedudukan manggar atau bunga kelapa
dianggap sebagai pengganti atau sama dengan bunga pinang yang disebut
mayang. Kata mayang biasa dihubungkan dengan kata "bejo kemayangan"
kondisi yang menunjukkan keberuntungan. Atas dasar ini bunga kelapa
(manggar) maupun mayang biasa dimaksudkan sebagai lambang keberuntungan
atau kesejahteraan. Dalam lambang Swa Bhuwana Paksa ini yang dimaksud
dengan manggar adalah sebagai perlambang kemakmuran, kesejahteraan
bangsa Negara Republik Indonesia.
Artikel dikutip dari : http://tni-au.mil.id/content/lambang-swa-bhuwana-paksa