Tampilkan postingan dengan label Suriah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Suriah. Tampilkan semua postingan

Risalah Amman “Pernyataan Sikap Konferensi Islam Internasional“

Add Comment
Konferensi ini diadakan di Amman, Yordania, dengan tema "Islam Hakiki dan Perannya dalam Masyarakat Modern" (27-29 Jumadil Ula 1426 H. / 4-6 Juli 2005 M.)

Bismillahir-Rahmanir-Rahim

SALAM DAN SALAWAT SEMOGA TERCURAH PADA BAGINDA NABI MUHAMMAD DAN KELUARGANYA YANG SUCI

Wahai manusia, bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kalian dari satu jiwa... (Al-Nisa',4:1)

Sesuai dengan fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh YTH Imam Besar Syaikh Al-Azhar, YTH Ayatollah Sayyid Ali Al-Sistani, YTH Mufti Besar Mesir, para ulama Syiah yang terhormat (baik dari kalangan Syiah Ja'fari maupun Zaidi), YTH Mufti Besar Kesultanan Oman, Akademi Fiqih Islam Kerajaan Saudi Arabia, Dewan Urusan Agama Turki, YTH Mufti Besar Kerajaan Yordania dan Para Anggota Komite Fatwa Nasional Yordania, dan YTH Syaikh Dr. Yusuf Al-Qaradawi;Sesuai dengan kandungan pidato Yang Mulia Raja Abdullah II bin Al-Hussein, Raja Yordania, pada acara pembukaan konferensi;

Sesuai dengan pengetahuan tulus ikhlas kita pada Allah SWT;
Dan sesuai dengan seluruh makalah penelitian dan kajian yang tersaji dalam konferensi ini, serta seluruh diskusi yang timbul darinya;

Kami, yang bertandatangan di bawah ini, dengan ini menyetujui dan menegaskan kebenaran butir-butir yang tertera di bawah ini:

(1) Siapa saja yang mengikuti dan menganut salah satu dari empat mazhab Ahlus Sunnah (Syafi'i, Hanafi, Maliki, Hanbali), dua mazhab Syiah (Ja'fari dan Zaydi), mazhab Ibadi dan mazhab Zhahiri adalah Muslim. Tidak diperbolehkan mengkafirkan salah seorang dari pengikut/penganut mazhab-mazhab yang disebut di atas. Darah, kehormatan dan harta benda salah seorang dari pengikut/penganut mazhab-mazhab yang disebut di atas tidak boleh dihalalkan.

Lebih lanjut, tidak diperbolehkan mengkafirkan siapa saja yang mengikuti akidah Asy'ari atau siapa saja yang mengamalkan tasawuf (sufisme). Demikian pula, tidak diperbolehkan mengkafirkan siapa saja yang mengikuti pemikiran Salafi yang sejati. Sejalan dengan itu, tidak diperbolehkan mengkafirkan kelompok Muslim manapun yang percaya pada Allah, mengagungkan dan mensucikan-Nya, meyakini Rasulullah (saw) dan rukun-rukun iman, mengakui lima rukun Islam, serta tidak mengingkari ajaran-ajaran yang sudah pasti dan disepakati dalam agama Islam.

(2) Ada jauh lebih banyak kesamaan dalam mazhab-mazhab Islam dibandingkan dengan perbedaan-perbedaan di antara mereka. Para pengikut/penganut kedelapan mazhab Islam yang telah disebutkan di atas semuanya sepakat dalam prinsip-prinsip utama Islam (Ushuluddin). Semua mazhab yang disebut di atas percaya pada satu Allah yang Mahaesa dan Makakuasa; percaya pada al-Qur'an sebagai wahyu Allah; dan bahwa Baginda Muhammad saw adalah Nabi dan Rasul untuk seluruh manusia.

Semua sepakat pada lima rukun Islam: dua kalimat syahadat (syahadatayn); kewajiban shalat; zakat; puasa di bulan Ramadhan, dan Haji ke Baitullah di Mekkah. Semua percaya pada dasar-dasar akidah Islam: kepercayaan pada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitabNya, para rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik dan buruk dari sisi Allah. Perbedaan di antara ulama kedelapan mazhab Islam tersebut hanya menyangkut masalah-masalah cabang agama (furu') dan tidak menyangkut prinsip-prinsip dasar (ushul) Islam. Perbedaan pada masalah-masalah cabang agama tersebut adalah rahmat Ilahi. Sejak dahulu dikatakan bahwa keragaman pendapat di antara 'ulama adalah hal yang baik.

(3) Mengakui kedelapan mazhab dalam Islam tersebut berarti bahwa mengikuti suatu metodologi dasar dalam mengeluarkan fatwa: tidak ada orang yang berhak mengeluarkan fatwa tanpa keahlihan pribadi khusus yang telah ditentukan oleh masing-masing mazhab bagi para pengikutnya. Tidak ada orang yang boleh mengeluarkan fatwa tanpa mengikuti metodologi yang telah ditentukan oleh mazhab-mazhab Islam tersebut di atas. Tidak ada orang yang boleh mengklaim untuk melakukan ijtihad mutlak dan menciptakan mazhab baru atau mengeluarkan fatwa-fatwa yang tidak bisa diterima hingga membawa umat Islam keluar dari prinsip-prinsip dan kepastian-kepastian Syariah sebagaimana yang telah ditetapkan oleh masing-masing mazhab yang telah disebut di atas.

(4)  Esensi Risalah Amman, yang ditetapkan pada Malam Lailatul Qadar tahun 1425 H dan dideklarasikan dengan suara lantang di Masjid Al-Hasyimiyyin, adalah kepatuhan dan ketaatan pada mazhab-mazhab Islam dan metodologi utama yang telah ditetapkan oleh masing-masing mazhab tersebut. Mengikuti tiap-tiap mazhab tersebut di atas dan meneguhkan penyelenggaraan diskusi serta pertemuan di antara para penganutnya dapat memastikan sikap adil, moderat, saling memaafkan, saling menyayangi, dan mendorong dialog dengan umat-umat lain.

(5) Kami semua mengajak seluruh umat untuk membuang segenap perbedaan di antara sesama Muslim dan menyatukan kata dan sikap mereka; menegaskan kembali sikap saling menghargai; memperkuat sikap saling mendukung di antara bangsa-bangsa dan negara-negara umat Islam; memperkukuh tali persaudaraan yang menyatukan mereka dalam saling cinta di jalan Allah. Dan kita mengajak seluruh Muslim untuk tidak membiarkan pertikaian di antara sesama Muslim dan tidak membiarkan pihak-pihak asing mengganggu hubungan di antara mereka.

Allah berfirman:
Sesungguhnya orang-orang beriman adalah bersaudara. Maka itu islahkan hubungan di antara saudara-saudara kalian dan bertakwalah kepada Allah sehingga kalian mendapat rahmat-Nya. (Al-Hujurat, 49:10).

Amman, 27-29 Jumadil Ula 1426 H./ 4-6 Juli 2005 M.

Para penandatangan:
 
AFGHANISTAN
  1. YTH. Nusair Ahmad Nour
    Dubes Afghanistan untuk Qatar
 
ALJAZAIR
  1. YTH. Lakhdar Ibrahimi
    Utusan Khusus Sekjen PBB; Mantan Menlu Aljazair
  2. Prof. Dr. Abd Allah bin al-Hajj Muhammad Al Ghulam Allah
    Menteri Agama
  3. Dr. Mustafa Sharif
    Menteri Pendidikan
  4. Dr. Sa'id Shayban
    Mantan Menteri Agama
  5. Prof. Dr. Ammar Al-Talibi
    Departemen Filsafat, University of Algeria
  6. Mr. Abu Jara Al-Sultani
    Ketua LSM Algerian Peace Society Movement
 
AUSTRIA
  1. Prof. Anas Al-Shaqfa
    Ketua Komisi Islam
  2. Mr. Tar afa Baghaj ati
    Ketua LSM Initiative of Austrian Muslims
 
AUSTRALIA
  1. Shaykh Salim 'Ulwan al-Hassani
    Sekjen, Darulfatwa, Dewan Tinggi Islam
 
AZERBAIJAN
  1. Shaykh Al-Islam Allah-Shakur bin Hemmat Bashazada
    Ketua Muslim Administration of the Caucasus
 
BAHRAIN
  1. Syaikh Dr. Muhammad Ali Al-Sutri
    Menteri Kehakiman
  2. Dr. Farid bin Ya'qub Al-Miftah
    sekretaris Kementerian Agama
 
BANGLADESH
  1. Prof. Dr. Abu Al-Hasan Sadiq
    Rektor Asian University of Bangladesh
 
BOSNIA dan HERZEGOVINA
  1. Prof. Dr. Syaikh Mustafa Ceric
    Ketua Majlis 'Ulama'dan Mufti Besar Bosnia dan Herzegovina
  2. Prof. Hasan Makic
    Mufti Bihac
  3. Prof. Anes Lj evakovic
    Peneliti dan Pengajar, Islamic Studies College
 
BRAZIL
  1. Syaikh Ali Muhmmad Abduni
    Perwakilan International Islamic Youth Club di Amerika Latin
 
KANADA
  1. Shaykh Faraz Rabbani
    Guru, Hanafijurisprudence, Sunnipath.com
 
REPUBLIK CHAD
  1. Shaykh Dr. Hussein Hasan Abkar
    Presiden, Higher Council for Islamic Affair; Imam Muslim, Chad
 
MESIR
  1. Prof. Dr. Mahmud Hamdi Zaqzuq
    Menteri Agama
  2. Prof. Dr. Ali Jumu'a
    Mufti Besar Mesir
  3. Prof. Dr. Ahmad Muhammad Al-Tayyib
    Rektor Universitas Al-Azhar University
  4. Prof. Dr. Kamal Abu Al-Majd
    Pemikir Islam; Mantan Menteri Informasi;
  5. Dr. Muhammad Al-Ahmadi Abu Al-Nur
    Mantan Menteri Agama Mesir; Profesor Fakultas Syariah, Yarmouk University, Jordan
  6. Prof. Dr. Fawzi Al-Zifzaf
    Ketua Masyayikh Al-Azhar; Anggota the Academy of Islamic Research
  7. Prof. Dr. Hasan Hanafi
    Peneliti dan Cendekiawan Muslim, Departemen Filsafat, Cairo University
  8. Prof. Dr. Muhammad Muhammad Al-Kahlawi
    Sekjen Perserikatan Arkeolog Islam;
    Dekan Fakultas Studi Kesejarahan Kuno, Cairo University
  9. Prof. Dr. Ayman Fuad Sayyid
    Mantan Sekjen, Dar al-Kutub Al-Misriyya
  10. Syaikh Dr. Zaghlul Najjar
    Anggota Dewan Tinggi Urusan Islam, Mesir
  11. Syaikh Moez Masood
    Dai Islam
  12. Dr. Raged al-Sirjani
  13. Dr. Muhammad Hidaya
 
PERANCIS
  1. Syaikh Prof. Dalil Abu Bakr
    Ketua Dewan Tinggi Urusan Agama Islam dan Dekan Masjid Paris
  2. Dr. Husayn Rais
    Direktur Urusan Budaya, Masjid Jami' Paris
 
JERMAN
  1. Prof. Dr. Murad Hofmann
    Mantan Dubes Jerman untuk Maroko
  2. Syaikh Salah Al-Din Al- Ja'farawi
    Asisten Sekjen World Council for Islamic Propagation
 
INDIA
  1. H.E. Maulana Mahmood Madani
    Anggota Parlemen
    Sekjen Jamiat Ulema-i-Hind
  2. Ja'far Al-Sadiq Mufaddal Sayf Al-Din
    Cendikiawan Muslim
  3. Taha Sayf Al-Din
    Cendikiawan Muslim
  4. Prof. Dr. Sayyid Awsaf Ali
    Rektor Hamdard University
  5. Prof. Dr. Akhtar Al-Wasi
    Dekan College of Humanities and Languages
 
INDONESIA
  1. Dr. Tutty Alawiyah
    Rektor Universitas Islam Al-Syafi'iyah
  2. Rabhan Abd Al-Wahhab
    Dubes RI untuk Yordania
  3. KH Ahmad Hasyim Muzadi
    Mantan Ketua PBNU
  4. Rozy Munir
    Mantan Wakil Ketua PBNU
  5. Muhamad Iqbal Sullam
    International Conference of Islamic Scholars, Indonesia
 
IRAN
  1. Ayatollah Syaikh Muhammad Ali Al-Taskhiri
    Sekjen Majma Taqrib baynal Madzahib Al-Islamiyyah.
  2. Ayatollah Muhammad Waez-zadeh Al-Khorasani
    Mantan Sekjen Majma Taqrib baynal Madzahib Al-Islamiyyah
  3. Prof. Dr. Mustafa Mohaghegh Damad
    Direktur the Academy of Sciences; Jaksa; Irjen Kementerian Kehakiman
  4. Dr. Mahmoud Mohammadi Iraqi
    Ketua LSM Cultural League and Islamic Relations in the Islamic Republic of Iran
  5. Dr. Mahmoud Mar'ashi Al-Najafi
    Kepala Perpustakaan Nasional Ayatollah Mar'ashi Al-Najafi
  6. Dr. Muhammad Ali Adharshah
    Sekjen Masyarakat Persahabatan Arab-Iran
  7. Shaykh Abbas Ali Sulaymani
    Wakil Pemimpin Spiritual Iran di wilayah Timur Iran
 
IRAK
  1. Grand Ayatollah Shaykh Husayn Al-Mu'ayyad
    Pengelola Knowledge Forum
  2. Ayatollah Ahmad al-Bahadili
    Dai Islam
  3. Dr. Ahmad Abd Al-Ghaffur Al-Samara'i
    Ketua Diwan Waqaf Sunni
ITALIA
  1. Mr. Yahya Sergio Pallavicini
    Wakil Ketua, Islamic Religious Community of Italy (CO.RE.IS.)
 
YORDANIA
  1. Prof. Dr. Ghazi bin Muhammad
    Utusan Khusus Raja Abdullah II bin Al-Hussein
  2. Syaikh Izzedine Al-Khatib Al-Tamimi
    Jaksa Agung
  3. Prof. Dr. Abdul-Salam Al-Abbadi
    Mantan Menteri Agama
  4. Prof. Dr. Syaikh Ahmad Hlayyel
    Penasehat Khusus Raja Abdullah dan Imam Istana Raja
  5. Syaikh Said Al-Hijjawi
    Mufti Besar Yordania
  6. Akel Bultaji
    Penasehat Raja
  7. Prof. Dr. Khalid Touqan
    Menteri Pendidikan dan Riset
  8. Syaikh Salim Falahat
    Ketua Umum Ikhwanul Muslimin Yordania
  9. Syaikh Dr. Abd Al-Aziz Khayyat
    Mantan Menteri Agama
  10. Syaikh Nuh Al-Quda
    Mantan Mufti Angkatan Bersenjata Yordania
  11. Prof. Dr. Ishaq Al-Farhan
    Mantan Menteri Pendidikan
  12. Dr. Abd Al-Latif Arabiyyat
    Mantan Ketua DPR Yordania;
    Shaykh Abd Al-Karim Salim Sulayman Al-Khasawneh
    Mufti Besar Angkatan Bersenjata Yordania
  13. Prof. Dr. Adel Al-Toweisi
    Menteri Kebudayaan
  14. Mr.BilalAl-Tall
    Pemimpin Redaksi Koran Liwa'
  15. Dr. Rahid Sa'id Shahwan
    Fakultas Ushuluddin, Balqa Applied University
 
KUWAIT
  1. Prof. Dr. Abdullah Yusuf Al-Ghoneim
    Kepala Pusat Riset dan Studi Agama
  2. Dr. Adel Abdullah Al-Fallah
    Wakil Menteri Agama
 
LEBANON
  1. Prof. Dr. Hisham Nashabeh
    Ketua Badan Pendidikan Tinggi
  2. Prof. Dr. Sayyid Hani Fahs
    Anggota Dewan Tinggi Syiah
  3. Syaikh Abdullah al-Harari
    Ketua Tarekat Habashi
  4. Mr. Husam Mustafa Qaraqi
    Anggota Tarekat Habashi
  5. Prof. Dr. Ridwan Al-Sayyid
    Fakultas Humaniora, Lebanese University; Pemred Majalah Al-Ijtihad
  6. Syaikh Khalil Al-Mays
    Mufti Zahleh and Beqa' bagian Barat
 
LIBYA
  1. Prof. Ibrahim Al-Rabu
    Sekretaris Dewan Dakwah Internasional
  2. Dr. Al-Ujaili Farhat Al-Miri
    Pengurus International Islamic Popular Leadership
 
MALAYSIA
  1. Dato' Dr. Abdul Hamid Othman
    Menteri Sekretariat Negara
  2. Anwar Ibrahim
    Mantan Perdana Menteri
  3. Prof. Dr. Muhamad Hashem Kamaly
    Dekan International Institute of Islamic Thought and Civilisation
  4. Mr. Shahidan Kasem
    Menteri Negara Bagian Perlis, Malaysia
  5. Mr. Khayri Jamal Al-Din
    Wakil Ketua Bidang Kepemudaan UMNO
 
MALADEWA
  1. Dr. Mahmud Al-Shawqi
    Menteri Pendidikan
 
MAROKO
  1. Prof. Dr. Abbas Al-Jarari
    Penasehat Raja
  2. Prof. Dr. Mohammad Farouk Al-Nabhan
    Mantan Kepala DarAl-Hadits Al-Hasaniyya
  3. Prof. Dr. Ahmad Shawqi Benbin
    Direktur Perpustakaan Hasaniyya
  4. Prof. Dr. Najat Al-Marini
    Departemen Bahasa Arab, Mohammed V University
NIGERIA
  1. H.H. Prince Haji Ado Bayero
    Amir Kano
  2. Mr. Sulayman Osho
    Sekjen Konferensi Islam Afrika
 
KESULTANAN OMAN
  1. Shaykh Ahmad bin Hamad Al-Khalili
    Mufti Besar Kesultanan Oman
  2. Shaykh Ahmad bin Sa'ud Al-Siyabi
    Sekjen Kantor Mufti Besar
 
PAKISTAN
  1. Prof. Dr. Zafar Ishaq Ansari
    Direktur Umum, Pusat Riset Islam, Islamabad
  2. Dr. Reza Shah-Kazemi
    Cendikiawan Muslim
  3. Arif Kamal
    Dubes Pakistan untuk Yordania
  4. Prof. Dr. Mahmoud Ahmad Ghazi
    Rektor Islamic University, Islamabad; Mantan Menteri Agama Pakistan
 
PALESTINA
  1. Shaykh Dr. Ikrimah Sabri
    Mufti Besar Al-Quds dan Imam Besar Masjid Al-Aqsa
  2. Shaykh Taysir Raj ab Al-Tamimi
    Hakim Agung Palestina
 
PORTUGAL
  1. Mr. Abdool Magid Vakil
    Ketua LSM Banco Efisa
  2. Mr. Sohail Nakhooda
    Pemred Islamica Magazine
 
QATAR
  1. Prof. Dr. Shaykh Yusuf Al-Qaradawi
    Ketua Persatuan Internasional Ulama Islam
  2. Prof. Dr. Aisha Al-Mana'i
    Dekan Fakultas Hukum Islam, University of Qatar
 
RUSIA
  1. Shaykh Rawi Ayn Al-Din
    Ketua Urusan Muslim
  2. Prof. Dr. Said Hibatullah Kamilev
    Direktur, Moscow Institute of Islamic Civilisation
  3. Dr. Murad Murtazein
    Rektor, Islamic University, Moskow
 
ARAB SAUDI
  1. Dr. Abd Al-Aziz bin Uthman Al-Touaijiri
    Direktur Umum, The Islamic Educational, Scientific and Cultural Organization (ISESCO)
  2. Syaikh al-Habib Muhammad bin Abdurrahman al-Saqqaf
 
SENEGAL
  1. Al-Hajj Mustafa Sisi
    Penasehat Khusus Presiden Senegal
 
SINGAPORA
  1. Dr. Yaqub Ibrahim
    Menteri Lingkuhan Hidup dan Urusan Muslim
 
AFRIKA SELATAN
  1. Shaykh Ibrahim Gabriels
    Ketua Majlis Ulama Afrika Utara South African 'Ulama'
 
SUDAN
  1. Abd Al-Rahman Sawar Al-Dhahab
    Mantan Presiden Sudan
  2. Dr. Isam Ahmad Al-Bashir
    Menteri Agama
 
SWISS
  1. Prof. Tariq Ramadan
    Cendikiawan Muslim
 
SYRIA
  1. Dr. Muhammad Sa'id Ramadan Al-Buti
    Dai, Pemikir dan Penulis Islam
  2. Prof. Dr. Syaikh Wahba Mustafa Al-Zuhayli
    Ketua Departemen Fiqih, Damascus University
  3. Syaikh Dr. Ahmad Badr Hasoun
    Mufti Besar Syria

THAILAND
  1. Mr. Wan Muhammad Nur Matha
    Penasehat Perdana Menteri
  2. Wiboon Khusakul
    Dubes Thailand untuk Irak
 
TUNISIA
  1. Prof. Dr. Al-Hadi Al-Bakkoush
    Mantan Perdana Menteri Tunisia
  2. Dr. Abu Baker Al-Akhzuri
    Menteri Agama
 
TURKI
  1. Prof. Dr. Ekmeleddin I lis an og hi
    Sekjen Organisasi Konferensi Islam (OKI)
  2. Prof. Dr. Mualla Saljuq
    Dekan Fakultas Hukum, University of Ankara
  3. Prof. Dr. Mustafa Qag nci
    Mufti Besar Istanbul
  4. Prof. Ibrahim Kafi Donmez
    Profesor Fiqih University of Marmara
 
UKRAINa
  1. Shaykh Dr. Ahmad Tamim
    Mufti Ukraina
 
UNI EMIRAT ARAB
  1. Mr. Ali bin Al-Sayyid Abd Al-Rahman Al-Hashim
    Penasehat Menteri Agama
  2. Syaikh Muhammad Al-Banani
    Hakim Pengadilan Tinggi
  3. Dr. Abd al-Salam Muhammad Darwish al-Marzuqi
    Hakim Pengadilan Dubai
 
INGGRIS
  1. Syaikh Abdal Hakim Murad / Tim Winter
    Dosen, University of Cambridge
  2. Syaikh Yusuf Islam /Cat Steven
    Dai Islam dan mantan penyanyi
  3. Dr.FuadNahdi
    Pemimpin Redaksi Q-News International
  4. SamiYusuf
    Penyanyi Lagu-lagu Islam
AMERIKA SERIKAT
  1. Prof. Dr. Seyyed Hossein Nasr
    Penulis dan profesor Studi-studi Islam, George Washington University
  2. Syaikh Hamza Yusuf
    Ketua Zaytuna Institute
  3. Syaikh Faisal Abdur Rauf
    Imam Masjid Jami Kota New York
  4. Prof. Dr. Ingrid Mattson
    Profesor Studi-studi Islam, Hartford Seminary; Ketua Masyarakat Islam Amerika Utara (ISNA)
UZBEKISTAN
  1. Syaikh Muhammad Al-Sadiq Muhammad Yusuf
    Mufti Besar
YAMAN
  1. Syaikh Habib 'Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafiz
    Ketua Madrasah Dar al-Mustafa, Tarim
  2. Syaikh Habib Ali Al-Jufri
    Dai Internasional
Prof. Dr. Husayn Al-Umari
Anggota UNESCO; Profesor Sejarah, Universitas San

Syria: Prahara di Negeri Kaum Pengungsi

Add Comment


©Dina Y. Sulaeman
Ada satu tesis yang pernah saya dapat dari seorang ulama Iran: dalam menganalisis konflik di dunia ini, lihat siapa yang berada di sisi AS, maka itulah pihak yang salah (atau lebih salah). Silahkan saja untuk tidak percaya. Tetapi, tesis ini berkali-kali terbukti dalam berbagai analisis politik, bahkan yang ditulis analis Barat sekalipun. Di manapun AS berada, maka yang berada di barisan AS-lah yang terbukti berbuat makar. Tak perlu jauh-jauh, kita masyarakat Indonesia hari ini bisa melihat, siapa saja yang berada satu kubu dengan AS (lewat tangan-tangannya, semisal IMF atau Bank Dunia, atau LSM-LSM asing, atau dalam berbagai bentuk ‘tangan' lainnya), pastilah dia melakukan aksi-aksi yang anti-rakyat. Contoh konkritnya, mantan Menkeu kita yang rajin menambah hutang negara ke Bank Dunia itu. Sudah banyak analis ekonomi yang memperingatkan bahaya hutang, tapi mantan menkeu kita yang anak emasnya AS itu tetap saja berhutang. Tak heran ketika dia tersandung kasus Century yang merampok uang rakyat 6,7 T, induk semangnya menyelamatkannya dengan cara mengangkatnya sebagai salah satu Direktur Bank Dunia.

Tesis ini kembali terbukti di Libya dan Syria. Libya, betapapun Qaddafi adalah diktator bagi rakyatnya, tapi ketika AS ikut campur, bisa dipastikan di antara kedua pihak, Qaddafi atau AS, maka yang lebih salah adalah AS. Qaddafi adalah pemimpin yang kejam terhadap lawan politiknya, tapi dia juga pemimpin sebuah negara dengan cadangan minyak terbanyak di Afrika; minyak yang diincar oleh serigala-serigala rakus di belakang NATO. Lebih-lebih lagi, Qaddafi sedang merintis gerakan ‘pertukaran minyak dengan emas'. Qaddafi tahu bahwa Dollar dan Euro adalah uang semu; dia menyerukan agar Afrika menjual minyak dengan emas. Bila gagasan Qaddafi terlaksana, Euro dan Dollar akan langsung kolaps. Serigala-serigala rakus (para kapitalis top dunia) tidak akan rela menukar emas mereka dengan emas. Mereka ingin sistem dunia tetap berjalan sebagaimana hari ini: mereka bebas membeli emas dengan uang kertas yang harganya hanya setara dengan harga cetak uang kertas itu (=selembar kertas yang dicetak angka-angka tertentu di atasnya). Gagasan perlawanan dari Qaddafi adalah gagasan berbahaya, dan untuk itu dia harus disingkirkan. Untuk menutupi belangnya, mereka menamakan aksi mereka dengan istilah ‘humanitarian intervention', melakukan operasi militer demi kemanusiaan. Bahkan mengebom rumah Qaddafi dan menewaskan anak-cucunya pun dianggap sah.
Sekali lagi, kita tidak sedang membela Qaddafi, tapi dalam kasus ini, AS jauh, jauh, jauh lebih kotor dari Qaddafi.
Bagaimana dengan Syria? Bashir Al Asad bukan pemimpin suci yang harus dibela sampai mati. Tapi, Syria selama 60 tahun terakhir berada di kubu yang berbeda dengan AS. Syria berada di kubu yang sama dengan Hizbullah, Hamas, dan Iran untuk menentang Israel, ‘anak emas' AS. Mari kita pakai lagi tesis di atas, maka akan terbukti bahwa sekalipun Asad bukan pemimpin suci, tapi AS jauh,jauh, jauh lebih kotor.
Syria adalah sebuah negeri dengan tingkat pengangguran yang semakin hari semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh sikap Asad sendiri yang mau saja dibodoh-bodohi IMF. Syria adalah negara penerima petunjuk IMF: berusaha memperbaiki ekonomi dengan deregulasi keuangan, reformasi perdagangan, dan privatisasi, yang ujung-ujungnya hanya memperkaya yang kaya, dan memperbanyak kelas miskin dan pengagguran. Maka, memang wajar bila ada demo-demo menentang Asad.
Namun, ketika AS berkeras ingin menyingkirkan Asad dengan alasan demokrasi (padahal pada saat yang sama melindungi raja-raja Arab yang sudah jelas-jelas monarkhi dan despotik), maka, AS-lah yang jauh, jauh, jauh lebih salah. Benar bahwa ada sebagian rakyat Syria yang demo menentang Asad, tapi siapa mereka? Mengapa mereka juga bersenjata militer? Darimana senjata mereka? Mereka menembaki demonstran dan polisi, lalu mengapa media Barat tidak mengupas hal ini?
Pakar Timur Tengah, Michel Choosudovsky menulis bahwa ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa manipulasi dalam pemberitaan aksi demo di Syria. Bahkan media tidak memberitakan adanya demo besar-besaran pro Asad, dengan jumlah peserta yang jauh lebih besar daripada demo anti-Asad. Kenyataan bahwa Asad minta maaf kepada rakyatnya karena ada tentara yang bersikap keras menghadapi demonstran, menujukkan kualitas Asad: dia dengan segala kekurangannya sesungguhnya cinta kemanusiaan.
Asad adalah ‘bapak' bagi jutaan pengungsi Palestina dan Irak. Sejak 63 tahun yang lalu, Syria adalah tempat berlindung bagi orang-orang Palestina yang terusir dari tanah air mereka sendiri. Syria bahkan menjadi markas perjuangan Hamas untuk membebaskan Palestina dari penjajahan Israel. Kondisi 500.000 pengungsi Palestina di Syria jauh lebih baik daripada kondisi pengungsi Palestina di Lebanon atau Jordan. Para pengungsi itu mendapat layanan kesehatan dan perumahan yang sama sebagaimana rakyat Syria.
Masih belum cukup, perang Irak pun membawa dampak membanjirnya pengungsi ke Syria. AS yang konon datang ke Irak untuk menyelamatkan rakyat Irak, justru telah menyebabkan 1,5 juta warga Irak terpaksa mengungsi, menjauhkan diri dari berbagai aksi kekerasan di Irak. Bagi Syria yang berpenduduk 18 juta jiwa itu, kedatangan 2000 pengungsi per hari (data tahun 2007), jelas memerlukan sebuah kelapangan hati yang luar biasa. Bandingkan dengan Mesir era Mubarak yang dengan bengis menutup pintu perbatasan Rafah, menghalangi pengungsi Palestina, yang sekarat sekalipun, untuk mendapatkan pertolongan.
Menurut UNHCR, kedatangan pengungsi dalam jumlah sangat besar itu menambah berat beban Syria karena mereka diberi layanan sebagaimana warga Syria: pendidikan, kesehatan, rumah, dan subsidi minyak. Tak heran bila Syria disebut sebagai negara yang terbaik di kawasan Timur Tengah dalam memberikan layanan sosial dan ekonomi bagi para pengungsi.
Dan kini, AS dan sekutu-sekutunya berupaya menggulingkan Assad dengan alasan demokrasi. Namun, alasan sesungguhnya adalah jelas: Asad adalah satu-satunya pemimpin Arab yang hingga hari ini tetap teguh menolak berdamai dengan Israel, Asad bahkan membantu Hizbullah untuk melawan invasi Israel ke Lebanon selatan, bahkan Asad menyediakan perlindungan bagi aktivis-aktivis top Hamas. Bagi Israel, Asad adalah duri dalam daging. Dan kepada AS-lah Israel meminta bantuan untuk menyingkirkan Asad. AS, lagi-lagi, menggunakan cara lama, membiayai kelompok-kelompok oposan di Syria untuk melawan Asad. Media pun digunakan untuk membesar-besarkan demo di Syria (bahkan dengan cara curang sekalipun, dengan menggunakan kamuflase gambar-gambar dan video). Bahkan, untuk kasus Libya dan Syria, justru Al Jazeera (yang sering dicitrakan sebagai media non-Barat) yang menjadi ujung tombak untuk menggalang opini dunia agar AS diberi hak untuk melakukan ‘humanitarian intervention': menyerbu Libya dan Syria, menggulingkan Qaddafi dan Asad, dan mengganti keduanya dengan pemimpin yang bisa ‘diatur'.

(Written by Dina Y. Sulaeman, based on article written by GRTV, Sara Flounders, and Michel Chossudovsky) (IRIB)