Tampilkan postingan dengan label Logo Institut. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Logo Institut. Tampilkan semua postingan

Logo Institut Teknologi Bandung (ITB)

1 Comment
logo ITB (Institut Teknologi Bandung)

Informasi Umum dan Sejarah

Institut Teknologi Bandung (ITB), didirikan pada tanggal 2 Maret 1959. Kampus utama ITB saat ini merupakan lokasi dari sekolah tinggi teknik pertama di Indonesia. Walaupun masing-masing institusi pendidikan tinggi yang mengawali ITB memiliki karakteristik dan misi masing-masing, semuanya memberikan pengaruh dalam perkembangan yang menuju pada pendirian ITB.
Sejarah ITB bermula seja awal abad kedua puluh, atas prakarsa masyarakat penguasa waktu itu. Gagasan mula pendirianya terutama dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknik yang menjadi sulit karena terganggunya hubungan antara negeri Belanda dan wilayah jajahannya di kawasan Nusantara, sebagai akibat pecahnya Perang Dunia Pertama. De Techniche Hoogeschool te Bandung berdiri tanggal 3 Juli 1920 dengan satu fakultas de Faculteit van Technische Wetenschap yang hanya mempunyai satu jurusan de afdeeling der Weg en Waterbouw.
Didorong oleh gagasan dan keyakinan yang dilandasi semangat perjuangan Proklamasi Kemerdekaan serta wawasan ke masa depan, Pemerintah Indonesia meresmikan berdirinya Institut Teknologi Bandung pada tanggal 2 Maret 1959 . Berbeda dengan harkat pendirian lima perguruan tinggi teknik sebelumnya di kampus yang sama, Institut Teknologi Bandung lahir dalam suasana penuh dinamika mengemban misi pengabdian ilmu pengetahuan dan teknologi, yang berpijak pada kehidupan nyata di bumi sendiri bagi kehidupan dan pembangunan bangsa yang maju dan bermartabat.
Kurun dasawarsa pertama tahun 1960-an ITB mulai membina dan melengkapi dirinya dengan kepranataan yang harus diadakan. Dalam periode ini dilakukan persiapan pengisian-pengisian organisasi bidang pendidikan dan pengajaran, serta melengkapkan jumlah dan meningkatkan kemampuan tenaga pengajar dengan penugasan belajar ke luar negeri.
Kurun dasawarsa kedua tahun 1970-an ITB diwarnai oleh masa sulit yang timbul menjelang periode pertama. Satuan akademis yang telah dibentuk berubah menjadi satuan kerja yang juga berfungsi sebagai satuan sosial-ekonomi yang secara terbatas menjadi institusi semi-otonomi. Tingkat keakademian makin meningkat, tetapi penugasan belajar ke luar negeri makin berkurang. Sarana internal dan kepranataan semakin dimanfaatkan.
Kurun dasawarsa ketiga tahun 1980-an   ditandai dengan kepranataan dan proses belajar mengajar yang mulai memasuki era modern dengan sarana fisik kampus yang makin dilengkapi. Jumlah lulusan sarjana makin meningkat dan program pasca sarjana mulai dibuka. Keadaan ini didukung oleh makin membaiknya kondisi sosio-politik dan ekonomi negara.
Kurun dasawarsa keempat tahun 1990-an perguruan tinggi teknik yang semula hanya mempunyai satu jurusan pendidikan itu, kini memiliki dua puluh enam Departemen Program Sarjana, termasuk Departemen Sosioteknologi, tiga puluh empat Program Studi S2/Magister dan tiga Bidang Studi S3/Doktor yang mencakup unsur-unsur ilmu pengetahuan, teknologi, seni, bisnis dan ilmu-ilmu kemanusiaan.
Dasawarsa ini akan menghantarkan ITB ke fajar abad baru yang ditandai dengan munculnya berbagai gagasan serta pemikiran terbaik untuk pengembangannya. Beberapa diantaranya antara lain: 
Bahwa cepatnya pelipatgandaan informasi di abad baru akan menuntut pelaksanaan pendidikan yang berpercepatan, tepat waktu, terpadu, berkelanjutan, dan merupakan upaya investasi terbaik. Dalam upaya ini ITB ingin menegakkan Program Sarjana di atas pondasi penguasaan ilmu-ilmu dasar yang kokoh sehingga lulusannya senantiasa mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang datang dengan cepat. Program Pasca Sarjana menjadi ujung tombak peningkatan kualitas dan kuantitas, efisiensi dan efektivitas, serta relevansinya terhadap kebutuhan, sehingga kontribusi ITB bagi pembangunan nasional akan menjadi lebih besar dan tinggi nilainya.
Bahwa penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu dilakukan secara utuh dan terpadu, dalam suatu kiprah sebagai Research and Development University. Pengembangan keilmuan dan teknologi di ITB didasarkan pada kebutuhan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan bangsa. Dengan demikian ITB akan mengembangkan dirinya dalam riset dan manufaktur, teknologi komunikasi dan informasi, transportasi darat-laut dan dirgantara, lingkungan, serta bio-teknologi dan biosains.
Bahwa misi pengabdian kepada masyarakat diharapkan dapat membangun wawasan bisnis untuk kemandirian yang merupakan modal awal untuk menegakkan otonomi perguruan tinggi. Wawasan bisnis untuk kemandirian tersebut diarahkan guna meraih prestasi pelaksanaan kewajiban dan tugas pendidikan dan penelitian setinggi-tingginya.
Bahwa pengembangan ITB diharapkan berpijak pada kekuatan institusi berupa penggunaan informasi sebaik-baiknya, terpeliharanya Staf Pengajar yang kompeten yang tinggi mutu kemampuan dan pengabdiannya, sistem pendidikan yang terintegrasi, dan kerjasama yang terjalin erat dengan pemerintah, industri dan lembaga penelitian dan pendidikan di dalam dan luar negeri. Sehingga pengembangan yang direncanakan dapat dipantau secara berkelanjutan dan terukur menurut pelaksanaan tridharma perguruan tinggi, pengembangan sumber daya manusia, sarana fisik, kepranataan norma dan tata kerja, serta ekonomi, sosial budaya dan keamanan.
Bahwa keinginan untuk mengembangkan ITB terungkap dengan semangat dan sikap ITB yang mengakui adanya kebenaran keilmuan, kebenaran keilmuan yang dapat didekati melalui observasi disertai analisis yang rasional. Bahwasanya mengejar dan mencari kebenaran ilmiah tersebut adalah hak setiap insan di bumi, dan ilmu pengetahuan serta teknologi agar dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk mensejahterakan umat manusia, dan masyarakat bangsa Indonesia pada khususnya.
Kurun dasawarsa kelima tahun 2000-an Institut Teknologi Bandung yang status hukumnya sebagai instansi pemerintah dalam bentuk jawatan negeri pada tanggal 26 Desember 2000, Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 155 tahun 2000 telah menetapkan Institut Teknologi Bandung sebagai suatu Badan Hukum Milik Negara.
Perguruan Tinggi Negeri dengan status Badan Hukum adalah sesuatu tanpa preseden dalam sejarah Pendidikan Tinggi di Indonesia. Hal ini diawali dengan terbitnya PP No. 61 tahun 1999 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Negeri sebagai Bahan Hukum yang kemudian disusul diterbitnya PP No. 155 tahun 2000 tentang Penetapan Institut Teknologi Bandung menjadi Bahan Hukum Milik Negara. Maka dengan terbitnya PP 155 tersebut, sejak tanggal 26 Desember 2000 yang lalu ITB resmi menjadi Badan Hukum sebagaimana layaknya badan hukum lainnya yang dibenarkan melaksanakan segala perbuatan hukum yang tidak melanggar hukum serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pertimbangan pertama yang ditinjau dalam PP No. 61 secara singkat adalah adanya globalisasi yang menimbulkan persaingan yang tajam. Maka untuk meningkatkan daya saing nasional dibutuhkan PT yang dapat membangun masyarakat madani yang demokratis dan mampu bersaing secara global. Untuk itu PT, termasuk ITB, harus memperoleh kemandirian, otonomi dan tanggung jawab yang lebih besar. Penekannya ada pada adanya proses globalisasi. 
dikutip dari http://www.itb.ac.id

Logo Institut Pertanian Bogor (IPB)

Add Comment


Logo Institiut Pertanian Bogor

This Shows IPB growing as an education   institute source of knowledge and technology and it will advance, grow and get well doing of college’s tree obligation that based of five   principles. The logo consists of text (Institut Pertanian Bogor), a five leaves tree and an open book which are all lined by a white circle on a blue background. Blue background means that IPB is all inclusive science and technology: pics of opened book means IPB as a knowledge source. Circle means that there’s no limit for knowledge, alwasy developed and       improved. Growed tree subs from the book means college’s tree obligation, five leaves means first five faculties when IPB grew up and tree obligations based on five principles, called Pancasila.

IPB’s Flag


IPB’S yellow flag with logo of IPB based blue colour in the middle.Agriculture Faculty’s Flag is green, Veterinary Medicine faculty’s flag is violet, Fisheries and Marine Science Faculty is blue, Animal Husbandry Faculty is  brown, Forestry Faculty is grey, Agricultural Technology is red, Math and Natural Science is white, Economy and Management is orange, Human Ecology is tosca green all have white IPB logo in the middle in every flag excep Mathematics and Natural Science have a  blue IPB logo in the middle.

Code of Ethics
Code of Ethics are ethics rules that apply to all citizens of IPB and IPB requires every citizen to behave as follows:
  • Be honest in performing their tasks and activities, both as a lecturer, a student and as a supporting staff of academic and administrative staff
  • Polite in dress, behave and speak words
  • Disciplined in carrying out tasks IPB
  • Complying with all provisions of laws and regulations that apply, both within and outside the campus
  • Maintain good name and integrity of the IPB.

    Vision and Mission

    Vision
    "To become a leading research-based university in the world with the major competence in tropical agriculture,  biosciences, and possessing entrepreneurial characteristics"
    Mission

Logo Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Add Comment
Logo ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember)
Profil
Kampus ITS Sukolilo menempati areal seluas 180 hektar dengan luas bangunan seluruhnya kurang lebih 150.000 m2. Selain itu terdapat Kampus Manyar yang dipergunakan oleh Program D-3 Teknik Sipil dengan luas bangunan 5.176 m2 dan Kampus ITS Cokroaminoto yang dipergunakan untuk magister manejemen serta beberapa lembaga kerjasama dengan luas bangunan 4.000 m2.

Staf Pendukung

Mempunyai staf pengajar sebanyak 1012 orang yang terdiri dari 28 orang profesor, 133 orang doktor,434 orang master dan lainnya sarjana lulusan perguruan tinggi terkemuka di luar dan dalam negeri serta profesional di bidangnya, menjadikan ITS sebagai sumber acuan perguruan tinggi lain di kawasan Indonesia Timur.

Staf non akademik berjumlah 1101 orang yang tersebar pada berbagai bagian administrasi mulai dari rektorat sampai jurusan-jurusan, selain ada yang bertugas di laboratorium-laboratorium.

Kapasitas Mahasiswa

Jumlah mahasiswa ITS yang terdaftar pada tahun ajaran 2002/2003 berjumlah 17.672 mahasiswa yang terdiri dari 21 mahasiswa Program Doktor, 1.605 mahasiswa Program Magister, 11.666 mahasiswa Program Sarjana, 4.270 mahasiswa Program D-3 dan Politeknik serta 110 mahasiswa Program D-4. Sampai saat wisuda ke-86 Maret 2003, ITS telah meluluskan sebanyak 37.208 wisudawan. Mereka terdiri dari 1.389 program magister, 22.833 program sarjana, 12.841 program D-3 dan Politeknik, 145 Program D-4 Teknik Kesehatan Lingkungan dan Politeknik.

Kapasitas Akademik

Sampai tahun 2003, ITS memiliki 5 Fakultas dengan 4 Program Doktoral, 12 Program Magister, 22 jurusan/program studi tingkat sarjana (10 jurusan diantaranya juga menyelenggarakan program ekstensi S-1 atau lintas jalur), 6 Program Studi D-3 (5 program diantaranya juga menyelenggarakan program ekstensi D-3), 2 Program Studi D-4 dan 2 Politeknik dengan 8 Program Studi (seluruhnya juga menyelenggarakan program ekstensi). 
 
Sejarah
Pada tahun 1957 ketika PII Cabang Jawa Timur mengadakan lustrum pertama, kembali gagasan itu dilontarkan. Sebagai hasilnya, dr. Angka Nitisastro, seorang dokter umum, bersama dengan insinyur-insinyur PII cabang Jawa Timur memutuskan untuk mewujudkan berdirinya sebuah Yayasan Perguruan Tinggi Teknik.

Beberapa alasan pokok pendirian yayasan tersebut antara lain:
  • Lahan Indonesia yang luas dan memiliki kekayaan hasil alam yang melimpah dan belum dimanfaatkan
  • Kebutuhan akan tenaga insinyur sekitar 7000 untuk melaksanakan program-program pembangunan dan industri di dalam negeri.
  • Melihat perbandingan dengan jumlah insinyur di negara maju dan berkembang lainnya yang jauh melebihi jumlah di negara kita.

Logo Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Add Comment
Institut Seni Indonesia Padang Panjang adalah perguruan tinggi negeri yang terdapat di kota Padang Panjang, Sumatera Barat.

Berdirinya ISI Padangpanjang berdasarkan UUD 1945, khususnya pasal 32 beserta penjelasannya. Berdasarkan hal tersebut dan mengingat potensi yang ada di Sumatera Barat timbul gagasan dari pemuka masyarakat dan para seniman Sumatera Barat untuk menghidupkan serta mengembangkan kebudayaan khususnya masalah kesenian dengan mendirikan KOKAR A dan B, kokar A kemudian menjadi Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI) Padangpanjang Nomor SK Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Nomor 84 tahun 1965 Tanggal 22 Desember 1965 dan berkembang menjadi Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang.
Tanggal 15 Juni 1999 ASKI Padangpanjang resmi berubah status menjadi STSI Padangpanjang berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 56 tahun 1999 yang diresmikan pada tanggal 4 Desember 1999 oleh Dirjen Dikti Depdiknas Prof. Dr. Satriyo Sumantri Brojonegoro. Seiring dengan perubahan dari Akademi menjadi Sekolah Tinggi juga terjadi perubahan Pola Ilmiah Pokok (PIP) dari Kesenian Minangkabau menjadi Seni Rumpun Melayu. Perubahan itu menuntut perkembangan segala aspek yang berhubungan dengan kualitas dan kuantitas pendidikan. STSI yang baru lahir tersebut berwenang untuk melaksanakan program pendidikan jenjang S-1. Kehadiran STSI Padangpanjang merupakan satu-satunya perguruan tinggi seni di Sumatera. Dari tahun ke tahun perguruan tinggi seni ini terus berkompetisi dalam memperoleh lapangan kerja bagi lulusannya. Seiring dengan itu, sudah barang tentu ISI Padangpanjang bertugas menggali, membina dan mengembangkan seni budaya rumpun Melayu. Pada tahun 2012 ISI Padangpanjang ditugaskan oleh pemerintah (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) untuk membangun ISBI di Banda Aceh.
ASKI Padangpanjang yang pada awalnya hanya mempunyai dua jurusan, Karawitan dan Tari berikut dilengkapi dengan jurusan Musik . Setelah menjadi STSI menambah 2 Jurusan lagi yakni Jurusan Seni Kriya dan Seni Teater yang telah dirintis sejak tahun 1997.
Pada tahun akademik 2001/2002, STSI Padangpanjang resmi membuka Program Studi Seni Musik berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor: 06/Dikti/Kep/2001 tanggal 09 Januari 2001. Sedangkan untuk Program Studi Seni Kriya dan Teater ijin penyelenggaranya mulai pada tahun akademik 2003/2004 berdasarkan surat Dirjen Dikti Nomor: 2271/D/T/2003 tanggal 05 September 2003. Sedangkan untuk Program Studi Seni Karawitan dan Seni Tari telah lebih dahulu mendapatkan izin dari Dirjen Dikti dengan Nomor: 384/DIKTI/Kep/1998.
Sejak tahun akademik 2006/2007, STSI Padangpanjang telah membuka Program Studi Televisi berdasarkan surat Dirjen Dikti Nomor: 3715/D/T/2006 tanggal 20 September 2006 dan Program Studi Seni Murni berdasarkan surat Dirjen Dikti Nomor: 161/D/T/2007 tanggal 29 Januari 2007. STSI Padangpanjang juga telah memiliki Program Pasca Sarjana.
Dalam rangka menciptakan lulusan yang berkualitas, maka ISI Padangpanjang telah berupaya membuka program studi sesuai dengan pembangunan sumber daya manusia, dengan harapan para lulusan ISI Padangpanjang mampu berkompetisi untuk mendapatkan lapangan kerja, mereka selalu melakukan berbagai aktivitas dan kreativitas seni dalam rangka menantang masa depan yang semakin sulit, sehingga era globalisasi dapat menjanjikan prospek yang positif bagi sarjana seni ISI Padangpanjang pada masa-masa yang akan datang.
Peraturan Presiden RI No.60 Tahun 2009 tertanggal 31 Desember 2009, bahwa tanggal 1 Januari 2010 STSI telah berubah menjadi ISI, dan tanggal 17 Juli 2010 diresmikan oleh Wakil Menteri Pendidikan Nasional Bapak Prof. Dr. Fasli Jalal, P.hd. dan sekaligus menggangkat Bapak Prof. Dr. Daryusti, M.Hum sebagai Pj. Rektor , Plt. Pembantu Rektor I Andar Indra Sastra, S.Sn., M.Hum, Plt. Pembantu Rektor II Lazuardi, S.Kar., M.Hum dan Plt. Pembantu Rektor III Martarosa, S.Sn., M.Hum.
Pemilihan Rektor dilaksanakan pada bulan Maret 2011 dengan hasil pemilihan Rektor dijabat oleh Prof. Dr. Mahdi Bahar, S.Kar.,M.Hum,. Pemilihan Pembantu Rektor pada tanggal 13 April 2011 sejalan dengan pemilihan Dekan dan pembantu Dekan. Pembantu Rektor I dijabat oleh Drs. Zulhelman, M.Hum, Pembantu Rektor II dijabat oleh Drs. Gitrif Yunus, M.Si, Pembantu Rektor III dijabat oleh Martarosa, S.Sn., M.Sn. Dekan Fakultas Seni Pertunjukan Drs. Hanefi, M.Pd., PD I Yusril, S.S.,M.Sn., PD II Hendri JB., S.Sn.,M.Hum., PD III Feri Hardianto, S.Sn.,M.Sn., Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Drs. Erizal, M.M., PD I Purwo Prihatin, S.Sn.,M.Hum., PD II Riswel Zam, S.Sn.,M.Sn., PD III Yandri S.Sn., M.Sn.
Sejak Pelantikan Rektor dan Pembantu Rektor, Dekan dan Pembantu Dekan ISI Padangpanjang resmi secara sah menjadi Institut karena telah mempunyai Fakultas yakni Fakultas Seni Pertunjukan dengan Prodi Seni Karawitan, Seni Tari, Seni Musik, dan Seni Teater. Fakultas Seni Rupa dan Desain dengan Prodi Seni Kriya, Seni Murni, TV dan Film dan Desain Komunikasi Visual.
Tahun 2011, ISI Padangpanjang, memiliki tenaga pendidik sebanyak 218 orang, tenaga Kependidikan sebanyak 113 orang, jumlah mahasiswa yang terdaftar sebanyak 1.060 orang. Jumlah lulusan S-1 seluruhnya 792 orang dan Program S-2 sebanyak 60 orang. Sarana dan prasarana mulai memadai, kampus mulai semarak, frekuensi keikutsertaan ISI Padangpanjang dalam masyarakat mulai meningkat baik dalam maupun luar negeri.
 dikutip dari Wikipedia

Logo Institut Seni Indonesia Denpasar

Add Comment
Logo Institut Seni Indonesia Denpasar
Institut Seni Indonesia Denpasar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar adalah perguruan tinggi seni yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Pendidikan Nasional. ISI Denpasar secara fungsional dibina oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. ISI Denpasar didirikan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2003 tanggal 26 Mei 2003 yang merupakan integrasi dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar dan Program Studi Seni Rupa dan Desain (PSSRD) Universitas Udayana.

STSI Denpasar semula bernama Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Denpasar, didirikan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Bali pada tanggal 28 Januari 1967 dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali Nomor 2/Pem/5/I/a/1967, atas prakarsa Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan (Listibya). Pendirian ASTI Denpasar dilandasi Pola Dasar Kebijaksanaan Pembinaan Kebudayaan Daerah Bali yang memperhatikan sifat-sifat pertahanan, penggalian, pembinaan dan pengembangan kebudayaan daerah Bali. Makin intensifnya interaksi antara kebudayaan dan teknologi, serta bertambah banyaknya seniman yang meninggal dunia, menyebabkan beberapa bentuk kesenian tradisional Bali dikhawatirkan akan punah, sehingga perlu diadakan pendidikan kesenian bagi generasi muda sebagai pewaris dan penyelamat kebudayaan bangsa.

Sesudah dua tahun berdiri, ASTI Denpasar menerima status penegerian dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat Keputusan Nomor 066/1969 tanggal 7 Agustus 1969 dan ASTI Denpasar dinyatakan sebagai jurusan dari ASTI Yogyakarta yang pengelolaannya ditangani oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Selama 8 (delapan) tahun berlangsung, karena adanya perubahan struktur organisasi dalam tubuh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, maka sejak tahun 1976 pengelolaan ASTI Denpasar ditangani oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, serta pembinaannya diarahkan kepada pembentukan Institut Seni Indonesia (ISI) bersama dengan Akademi-akademi kesenian lainnya di Indonesia. Dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 0445/0/1988, Akademi Seni Tari Indonesia Denpasar ditingkatkan statusnya menjadi Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar. Pendirian STSI Denpasar dikukuhkan dengan Surat Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1992.

Sejak 1 Oktober 1965 PSSRD merupakan Jurusan Seni Rupa Fakultas Teknik Unud berdasarkan Keputusan Menteri PTIP RI Nomor 240/Sek/PU/1965 tanggal 20 Oktober 1965. Berdasarkan Keputusan Rektor Unud Nomor 483/SK/ PT.17/R.VIII/1983 tanggal 10 Mei 1983, PSSRD Unud dibentuk menjadi program studi antar fakultas, diperkuat dengan Keputusan Dirjen Dikti Depdikbud Nomor 5/DIKTI/Kep/1984 dalam fungsinya melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi. Dengan pertimbangan konsentrasi pendidikan tinggi seni untuk mempertahankan budaya, atas dukungan Ditjen Dikti Depdiknas,

Pemda Bali dan masyarakat Bali maka mulai dipersiapkan mengintegrasikan dua lembaga kesenian STSI Denpasar dengan PSSRD Unud menjadi satu perguruan tinggi seni, sejak tahun 1993 dilanjutkan tahun 1999. Pada tanggal 28 Juli 2003 Menteri Pendidikan Nasional (Prof. Drs. Abdul Malik Fadjar, M.Sc) meresmikan pendirian ISI Denpasar, ditandai dengan penandatanganan prasasti bertempat di Gedung Natya Mandala ISI Denpasar.

dikutip dari Wikipedia