Tampilkan postingan dengan label Kwarda. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kwarda. Tampilkan semua postingan

Logo Kwarda Aceh

1 Comment
Logo Kwarda Aceh, Lambang Kwarda Aceh, Logo  cdr Kwarda Aceh, logo vector Kwarda Aceh, arti lambang Kwarda Aceh, gambar Kwarda Aceh, download logo Kwarda Aceh, gambar Logo Kwarda Aceh, vektor logo Kwarda Aceh gratis

Logo Kwarda Aceh
silahkan download di Logo Vector Kwarda Aceh
Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam hampir berusia 48 tahun. berdirinya kwartir daerah Gerakan Pramuka Aceh secara resmi pada tanggal 18 Agustus 1961. Hal ini berarti berdirinya Kwartir Daerah Aceh tak lama setelah lahirnya Gerakan Pramuka dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 238 tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961.
Dalam kurun waktu tersebut Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam telah dipimpin oleh 12 orang ketua.
1.MAYOR ISHAK PAKEH1961 – 1962
2.ABDULLAH AMIN1962 – 1963
3.PUTEH MAUNY1963 – 1965
4.LETKOL. USMAN NYA’ GADE1965 – 1967
5.DRS. SAID M. IDRUS1967 – 1968
6.LETKOL. A. H. MAHDANI1968 – 1974
7.LETKOL. T. UBIT1974 – 1979
8.BRIGJEN. R.A. SALEH1979 – 1983
9.BRIGJEN. NANA NARUNDANA1983 – 1985
10.KOLONEL GASYIM AMAN1985 – 1987
11.MAYJEN. H.T. DJOHAN1987 – 2001
12.IR. H. AZWAR ABUBAKAR, MM2001 – 2007
13.MUHAMMAD NAZAR, S.AG2007-sekarang
Berpindah-Pindah KantorKwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam hingga sampai saat ini telah mengalami 3 (tiga) kali perpindahan kantor. Sejak tahun 1965 sampai dengan tahun 1989 Kwartir Daerah pertama sekali berkantor di Jalan W.R. Supratman no. 31-32 Peunayong Banda Aceh. Bangunan tersebut berupa pertokoan dua pintu berlantai dua yang diperoleh dari hibah dari Pepelrada Daerah Istimewa Aceh.
Bangunan kantor tersebut dirasakan kurang layak karena berada di pusat pertokoan dan perdagangan yang ramai dengan aktifitas transaksi dagang dan hiruk pikuknya arus lalu lintas berbagai macam kendaraan.
pada tahun 1989 kwartir daerah berkantor di bekas kantor musik Kodam I Iskandar Muda yang telah dilikuidasi ke Kodam Ii Bukit Barisan di Jalan Nyak Adam Kamil I Neusu Jaya Banda Aceh dengan status hak pakai. Bangunan kantor tersebut hanya terdiri dari 1 (satu) ruangan ketua, 1 (satu) ruangan staf dan 1 (satu) aula.
Pada tahun 1996 ketua Kwartir Daerah Brigjen H.T. Djohan, merintis usaha untuk mendirikan gedung Pramuka yang representatif. Gedung tersebut direncanakan berdiri di atas tanah milik Pemerintah Kota Banda Aceh yang terletak di Jalan Nyak Adam Kamil I Neusu Jaya Banda Aceh.
Untuk mewujudkan maksud tersebut dibentuklah panitia pelaksana pembangunan kantor Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Aceh dengan surat keputusan ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Aceh nomor : 027 tahun 1996 tanggal 1 oktober 1996. Panitia pembangunan kantor Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Aceh diketuai oleh Drs. M. Sahib Husainy (Waka I Kwarda Aceh).
Gedung tersebut direncanakan berlantai dua. luas bangunan lantai satu 84, 5 m2, lantai dua  187,5 m2. luas keseluruhannya 272 m2. peletakan batu pertama dilakukan oleh Ketua Kwartir Nasional Letjen (purn) H. Himawan soetanto bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan peringatan hari jadi pramuka ke – 35 tingkat Provinsi Daerah Istimewa Aceh di bumi perkemahan pramuka Krueng Jrue, Indrapuri – Aceh Besar.
Biaya pembangunan gedung tersebut diperoleh dari bantuan instansi pemerintah dan perusahaan swasta yang ada di Aceh. pada saat pembangunan gedung baru dalam proses pengerjaaan, di tahun 1999 digagaskan ide untuk menghidupkan kembali kodam Iskandar Muda guna mengantisipasi gangguan keamanan yang semakin meningkat di Aceh.
Berbagai persiapan dilakukan, termasuk akan memfungsikan kembali kantor sikdam, padahal pada saat itu gedung Kwartir Daerah belum selesai dibangun. namun keinginan menghidupkan kembali Kodam Iskanda Muda ternyata ditentang, tertutama oleh kalangan mahasiswa. penolakan tersebut memupus gagasan menghidupkan kembali kodam Iskandar Muda.
Kegagalan pembentukan kembali kodam iskandar muda berarti memberi kesempatan kepada kwartir daerah untuk terus menempati bangunan tersebut sampai bangunan baru selesai dikerjakan.


Gedung Baru
Pada bulan agustus 2000 Kwartir Daerah mulai menempati gedung baru. Gedung tersebut telah rampung dikerjakan namun belum selesai 100%. Selain belum memiliki pagar, gedung baru tersebut masih belum dicat dan masih berhalamankan tanah. Pekerjaan pengecatan dilakukan secara swakelola. para andalan bahu membahu menyelesaikan cat bangunan baru tersebut.
Pada hari sabtu tanggal 23 september 2000 bangunan baru tersebut diresmikan oleh Gubernur Daerah Istimewa Aceh H. Ramli Ridwan, SH dalam rangkaian peringatan hari jadi Pramuka ke – 39 tingkat Propinsi Daerah Istimewa Aceh.
MUSHALLA WAQAF
Gedung Kwartir Daerah yang baru ternyata belum memiliki mushalla. Ketua Kwartir Daerah Mayjen H.T. Djohan mewaqafkan sebuah bangunan mushalla yang kemudian diberi nama Mushala Al-Ihklas.
Mushala tersebut diresmikan penggunaannya oleh Ketua Kwatir Daerah pada hari Kamis tanggal 1 Februari 2001. Mushala yang terletak di dibelakang gedung Kwartir Daerah memiliki luas 5 x 6 m. Di samping mushalla tersebut atas inisiatif Ketua Kwartir Daerah ditanami dengan pohon mangga dan nangka. Namun sebelum pohon nangka dan mangga tersebut tersebut sempat berbuah, Ka. Kwarda H.T. Djohan telah tiada.


KEPENGURUSAN KWARDA KINI
Pengurus Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam pada periode ini adalah produk Musyawarah Daerah – VII pada tanggal 26 – 29  Agustus 2001. Pengurus berjumlah 53 orang, dari komposisi pengurus tersebut 12 orang putri dan 41 orang putra.
Pembentukan pengurus tersebut berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor : 428/266/2001 tanggal 13 September 2001 tentang Pembentukan Pengurus Kwartir Daerah dan Majelis Pembimbing Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam Masa Bakti 2001 – 2006 dan Surat Keputusan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor : 114 Tahun 2001 tanggal 4 Oktober 2001 tentang Susunan Pengurus Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam Masa Bakti 2001 – 2006.

DINAMIKA KEPENGURUSAN DKD
Dewan Kerja Daerah Pramuka Penegak/Pandega Nanggroe Aceh Darussalam Masa Bakti 2001 – 2006 adalah hasil Musppanitera Daerah – VII pada tanggal dan tahun yang sama dengan menyelenggaraan Musda – VII. Musppanitera – VII tersebut memilih ketua secara votting.
Dari hasil votting terpilih Sofyati Alfyana, SH dari Dewan Kerja Cabang Kota Sabang sebagai Ketua terpilih. Susunan Pengurus Dewan Kerja Pramuka Penegak/Pandega Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam Masa Bakti 2001 – 2006 ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam Nomor : 012 Tahun 2002 tanggal 15 Mei 2002.
Dalam perjalanannya kepengurusan Dewan Kerja Daerah  sampai saat ini mengalami pergantian ketua sebanyak 3 (tiga) kali. Baru beberapa bulan berjalan karena adanya pengurus yang mengundurkan diri, dikeluarkanlah Surat Keputusan Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 030 Tahun 2002 tanggal 14 Oktober 2002 tentang Penyempurnaan Susunan Pengurus Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam Masa Bakti 2001 – 2006. Penyempurnaan pengurus tersebut dilakukan dengan penggantian ketua yang telah mengundurkan diri dan pemutasian beberapa orang anggota.
Untuk kedua kalinya kepengurusan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam Masa Bakti 2001 – 2006 akan disempurnakan kembali karena Muliadi Mohar sebagai Ketua DKD dan beberapa orang anggota mengundurkan diri.
Untuk menyusun dan menyempurnakan kembali kepengurusan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam masa bakti 2001 – 2006, diselenggarakan Rapat Pleno DKD sebagaimana yang telah diatur dalam PP 022 Tahun 1991 Bab VII tentang Kepengurusan.
Rapat pleno  tersebut dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 18 Mei 2003 untuk melakukan pemilihan ulang ketua DKD. Dari 2 (dua) orang calon yang dianggap memenuhi syarat sebagaimana yang telah diatur dalam PP 022 Tahun 1991, M. Ryan Abdilla terpilih secara voting.
Kepengurusan hasil Rapat Pleno ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam Nomor : 018 Tahun 2003 tanggal 31 Mei 2003 tentang Penyempurnaan Susunan Pengurus Dewan Kerja Pramuka Penegak/Pandega Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam Masa Bakti 2001 – 2006.
Walaupun situasi dan kondisi Nanggroe Aceh Darussalam masih dalam status darurat militer, berbagai kegiatan kepramukaan tetap diupayakan berjalan. Pramuka di manapun berada tetap ingin menjadi pelita ditengah gegelapan dan …… di sanalah aku berdiri. Jadi Pandu ibuku.
Kwarda Nad Pasca Gempa Bumi Dan Tsunami
Minggu, 26 desember 2004 telah menorehkan lembar kelabu bagi bangsa Indonesia, khususnya penduduk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Tanpa pernah disangka, pada pagi hari itu Nanggroe Aceh Darussalam dilanda gempa bumi dengan kekuatan  8,9 skala richter.
Gempa yang demikian kuatnya meluluhlantakan banyak bangunan, rumah penduduk, pertokoan, sekolah, perkantoran bahkan rumah ibadah. belum hilang rasa gamang, gelombang pasang tsunami datang menerjang. subhanallah, ternyata tak terbilang nyawa yang melayang.
Gempa bumi di pagi hari turut mengakibatkan kerusakan berat pada gedung  Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam. Di sana-sini gedung megah itu betonnya kini terbelah.
Dalam paket rekonstruksi dan rekonstruksi Nanggroe Aceh Darussalam dan Nias, gedung Kwartir Daerah dibongkar dan dibangun kembali pada tahun 2007. gedung Kwartir Daerah Gerakan Pramuka diresmikan pada tahun 2008 oleh bapak Gubernur, ketua BRR NAD-Nias, dan turut disaksikan oleh Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Peningkatan Anggaran Kegiatan Kepramukaan
Anggaran kegiatan Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam yang bersumber dari APBA dari waktu ke waktu terus terjadi peningkatan.
Dalam kurun waktu 2001 – 2006, anggaran Kwartir Daerah, dibawah 1 milyar rupiah. Malah pernah tanpa ada bantuan 1 rupiah pun.
Untuk tahun 2007, Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nanggroe Aceh Darussalam mendapat bantuan 2 Milyar Rupiah, pada tahun 2008 mendapat anggaran sebesar 6 milyar rupiah.

Logo Kwarda Kalimantan Timur

Add Comment
Logo Kwarda Kalimantan Timur Kaltim, Lambang Kwarda Kalimantan Timur Kaltim, Logo  cdr Kwarda Kalimantan Timur Kaltim, logo vector Kwarda Kalimantan Timur Kaltim, arti lambang Kwarda Kalimantan Timur Kaltim, gambar Kwarda Kalimantan Timur Kaltim, download logo Kwarda Kalimantan Timur Kaltim, gambar Logo Kwarda Kalimantan Timur Kaltim, vektor logo Kwarda Kalimantan Timur Kaltim gratis

Logo Kwarda Kalimantan Timur
KWARDA GERAKAN PRAMUKA KALIMANTAN TIMUR
Jln. Mochamad Yamin No. 6
Kelurahan sidodadi/Sagiri, Samarinda Ulu
Samarinda 75123
Tlp. (0541) 742369, 342369 Fax 202747, 3465248

Mulai tanggal 25 Nopember 1992, Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Kalimantan Timur, memutuskan untuk menggunakan lambang baru sebagai tanda pengenal daerah.

Bentuk lama yaitu SEGI LIMA telah beralih dengan bentuk PERISAI serta beberapa perubahan gambar, yang dirancang oleh Kak Supriyatna.

Berlakunya Lambang Kwartir Daerah yang baru ini ditentukan dengan Surat Keputusan Kwartir Daerah Nomor : 27 Tahun 1992.


I. BENTUK DAN UKURAN LAMBANG

Lambang Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Kalimantan Timur berbentuk PERISAI, dengan panjang sisi lures mendatar 6 cm, panjang garis tinggi 8 cm.

Bagian yang melengkung berjari-jari kelengkungan 4,2 cm dengan pusat kelengkungan berjarak 4 cm dari sisi mendatar dan 1,8 cm dari sisi kiri dan kanan.


II. ISI LAMBANG

Bentuk Perisai berwarna hijau tea berbingkai hitam.

Bintang berwarna kuning.

Pita berwarna putih, tulisan "KALIMANTAN TIMUR" berwarna merah.

Silhouete Tunas Kelapa berwarna merah.

Silhouete Ikan Pesut Mahakam berwarna putih.

Garis bergelombang tiga runs berwarna putih.


III. KIASAN DASAR

Hijau berarti kesuburan dan kekayaan alam.

Hitam berarti kekuatan, kekokohan dan ketangguhan.

Kuning berarti kemuliaan, keagungan dan kejayaan bangsa.

Merah berarti semangat perjuangan yang menyala.

Putih berarti kesucian hati, keindahan perasaan, budi pekerti yang luhur dan moral yang tinggi.


IV. KIASAN LAMBANG

Bentuk PERISAI berwarna hijau berbingkai hitam yang berarti satu kesatuan kekuatan yang kokoh terdapat di bumi Kalimantan Timur.

BINTANG berwarna kuning pada bagian atas Ikan Pesut Mahakam berarti tingginya nilai - nilai ketuhanan dan kehidupan agamis yang ada di Kalimantan Timur.

PITA bermakna ruang lingkup suatu rumpun, yang merupakan wadah berhimpun menggalang persatuan dan persaudaraan bagi pramuka, sedangkan tulisan KALIMANTAN TIMUR merupakan wadah atau wilayah berhimpun, yakni Kalimantan Timur.

Silhouete TUNAS KELAPA berwarna merah berarti keberadaan Gerakan Pramuka tumbuh dan berkembang di daerah Kalimantan Timur.

Silhouete IKAN PESUT MAHAKAM yang merupakan satu diantara kekayaan alam yang hanya terdapat di Kalimantan Timur , berarti adanya suatu keunikan dan ciri khas tersendiri, yakni adat istiadat dan kebudayaan daerah Kalimantan Timur.

GARIS BERGELOMBANG TIGA RUAS, melambangkan sungai - sungai yang juga merupakan kekayaan alam sekaligus kebanggaan masyarakat Kalimantan Timur , selalu bergerak dinamis yang dilandasi dengan Ketentuan Moral (TRI SATYA) Gerakan Pramuka. 

Logo Kwarda Sumatera Barat

Add Comment
Logo Kwarda Sumatera Barat
Pancasila Sebagai Landasan Hukum Negara.
Falafah Pancasila sebagi Dasar Negara merupakan nilai dasar spiritual keagamaan, kemanusiaan, dan kesatuan bangsa yang menjadi landasan dasar dalam pembangunan bangsa baik pembangunan sumber daya manusia maupun pembangunan fisik.
Kepramukaan sebagai gerakan pendidikan pada jalur pendidikan non formal merupakan bagian tak terpisahkan dari system pendidikan dalam menyiapkan anak bangsa menjadi kader bangsa yang berkualitas baik moral, mental, spiritual, intlelektuan, emosional, maupun fisik dan ketrampilan.
Gerakan Pramuka yang diresmikan berdirinya pada tanggal 14 Agustus 1961 merupakan kesinambungan gerakan kepanduan nasional Indonesia yang bertujuan menumbuhkan tunas bangsa menjadi generasi yang dapat menjaga keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa, bertanggungjawab serta mampu mengisi kemerdekaan Indonesia.
Kepramukaan pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan yang menyenangkan bagi anak muda, dibawah tanggungjawab anggota dewasa, yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan keluarga, dengan tujuan, prinsip dasar dan metode pendidikan tertentu.
Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan untuk kaum muda, yang bersifat sukarela, nonpolitik, terbuka untuk semua, tanpa membedakan asal-usul, ras, suku dan agama, yang menyelenggarakan kepramukaan melalui suatu sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka.
Dasar Penyelenggaraan Gerakan Pramuka sebagai Landasan Hukum diatur berdasarkan :
A. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka
B. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961 Tentang Gerakan Pramuka
C. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 tahun 1961 Tentang Penganugerahan Pandji kepada Gerakan Pendidikan Kepanduan Pradja Muda karana
D. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 Tentang Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
E.  Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 tahun 2009 Tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
Landasan Hukum Gerakan Pramuka merupakan landasan Gerak setiap aktifitas dalam menjalankan tatalaksana Organisasi dan manajemen di Gerakan Pramuka.

Logo Kwarda Sumatera Selatan

Add Comment
Logo Kwarda Sumatera Selatan
KWARDASUMSEL, PALEMBANG–Sukses melaksanakan Jambore Nasional (Jamnas) di Telukgelam, Ogan Komering Ilir (OKI) tahun 2011, Sumatera Selatan kembali akan menggelar Jambore Negara-negara Muslim Dunia (International Union Of Muslim Scouts).
Event Pramuka internasional ini rencananya akan berlangsung September 2013 diikuti sekitar lima ribu peserta dari 100 negara.
“2011 kita sukses melaksanakan Jamnas di OKI. Sekarang kita buat yang lebih spektakuler jambore tingkat internasional,” ujar Gubernur Sumsel H Alex Noerdin, usai membuka acara Raimuna Daerah Ke-6 Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Sumsel, di bumi perkemahan Jakabaring Sport City (JSC), Selasa (15/5/2012).
Alex Noerdin yang juga Ketua Majelis Pembimbing Daerah Gerakan Pramuka Sumsel menjelaskan, Jambore Negara-negara Muslim Dunia dimaksud akan dilaksanakan di bumi perkemahan (Buper) yang rencananya akan berlokasi di kawasan JSC.
Ia berjanji akan membuat buper terbaik, terlengkap dan memiliki fasilitas paling oke dibanding Buper yang ada di Indonesia saat ini.
“Bumi perkemahan kita akan menjadi yang terbaik. Itu akan kita siapkan untuk jambore negara-negara Islam di dunia pada saatnya nanti. Sumsel jangan hanya jadi yang biasa-biasa saja, tapi harus luar biasa,” tegasnya.
Ketua Kwaarda Sumsel, H Abdul Shobur menambahkan, pihaknya siap menyukseskan penyelenggaraan jambore dunia negara-negara Islam itu.
“Pramuka Sumsel siap menjadi panitia penyelenggara menyukseskan jombore ini,” tegas Absul Shobur.(Humas Kwarda Sumsel/Hanafijal/Sripoku.com)

Logo Kwarda Lampung

Add Comment
Logo Kwarda Lampung
I.         Kelahiran Kwarda Lampung.
   
Tahun 1961 Lampung masih menjadi karesidenan dan merupakan bagian dari propinsi Sumatera Selatan, dengan Residen Raden Muhamad ( ayah dari Letjen Himawan Sutanto / mantan Ka.Kwarnas ).
Kelahiran Gerakan Pramuka di daerah Lampung, dapat dikatakan besamaan  dengan kelahiran Gerakan Pramuka di Indonesia yaitu tanggal 14 Agutsus 1961. Hal ini dapat ditinjau dari penuturan salah seorang pelaku sejarah yaitu kak Hadi Suratman seorang pelatih senior yang saat ini masih hidup dan masih eksis serta aktif dalam kepramukaan yang mengalami dan menjalani langsung tahap dan peristiwa-peristiwa awal keberadaan dan perkembangan Gerakan Pramuka di daerah Lampung. Saat  awal kelahiran Gerakan Pramuka kak Hadi Suratman menjadi pemimpin yang membina kepanduan PKS di tempat beliau bertugas sebagai guru di SMP Negeri 2 Tanjungkarang. Sayang dokumentasi secara administratif maupun foto yang menunjukkan bukti keabsahan peristiwa tersebut tidak bisa didapat lagi karena pada saat itu semuanya masih serba terbatas.tetapi informasi dari kak Hadi Suratman ini dapat diakui kebenarnnya karena selain beliau masih ada pelaku sejarah yang hidup yaitu kak Muchtar Seman Truna Irawan , yang meskipun beliau tidak dapat aktif dalam Gerakan Pramuka tetapi masih memberikan perhatian dan dukungan terhadap Gerakan Pramuka.
Sebagai kelanjutan dari peleburan kepanduan menjadi Gerakan Pramuka pada tanggal 9 Maret 1961, dan diterbitkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 238 Tahun 1961  pada bulan Mei 1961, tokoh-tokoh kepanduan di daerah Lampung menerima Keppres Nomor. 238/1961 tentang peleburan Pandu menjadi satu wadah satu organisasi kepanduan yang disebut Pramuka ( Praja Muda Karana ) , beberapa tokoh kepanduan yang ada di Tanjungkarang antara lain Kakak Suwardi dari Pandu Rakyat, kak Usman Amin dari dari Pandu HW, Kak Raden Syarih Jufri dari Pandu N.A, Kak Sujas dari Pandu Katolik, Kak Aswar dari Pandu Islam ( S.I.A.P ), Kak Muhtar Seman dari Pandu Udara, Kak Hadi Suratman dari Pandu PKS dan beberapa orang lainnya berkumpul di rumah kak Suwardi, dan bermusyawarah menyikapi Keppres 238 tersebut.
Pertemuan tersebut menyepakati bagi pandu yang setuju meleburkan diri menjadi Pramuka tidak dihalangi dan bagi yang tidak setuju tidak ada permasalahan dan tidak perlu dimusuhi. Dari beberapa tokoh yang berkumpul tersebut disepakati kak Hadi Suratman , Kak Usman Amin  , Kak Syarih Jufri, untuk segera menghadap Bapak Walikotapraja Tanjungkarang-Telukbetung  yang saat itu yang dijabat oleh Bapak Zainal Abidin Pagar Alam untuk menyampaikan beberapa hal antara lain melaporkan adanya Keppres 238/1961, tentang Gerakan Pramuka dan mohon restu akan dibentuknya Gerakan Pramuka di daerah Lampung.  Dalam pertemuan dengan bapak Walikota itu dilaporkan juga rencana akan dilaksanakan pawai sosialisai Gerakan Pramuka Lampung bersamaam dengan kirab Gerakan Pramuka di Jakarta pada tanggal 14 Agustus 1961.
Pada tanggal 14 Agustus 1961, bersamaan dengan kirab sosialisasi Gerakan Pramuka di Jakarta, sebagaimana yang telah dilaporkan kepada walikota diadakanlah pawai Gerakan Pramuka berkeliling kota Tanjungkarang dengan rute dari lapangan Enggal ( saat ini Saburai ) menuju Durian Payung ( Jalan. Kartini ) terus kearah Bambu Kuning melalui Jalan Pemuda ( simpang empat kantor CPM, sekarang depan Pos Polsekta Tanjungkarang Pusat ), terus melalui Jln. Raden Intan dan kembali ke lapangan Enggal melalui pertigaan toko Gramedia ( sekarang jalan Tulangbawang ). Dalam pawai tersebut peserta masih mengenakan seragam pandu lama dengan peci nasional tetapi belum memakai  setangan leher pramuka seperti setangan leher sekarang. dalam pawai tersebut juga tidak dipakai setangan leher pandu dan segala atributnya. Sesampainya di lapangan Enggal, beberapa tokoh berkumpul kembali untuk menindaklanjuti pembentukan Gerakan Pramuka di daerah Lampung. Perkembangan selanjutnya terbentuklah Kwartir Cabang Tanjungkarang/Telukbetung ( nama sebelum Bandar Lampung ) dengan Ka. Kwarcab yang pertama Kak Syoekri Koharurizal, Sekretaris kak Muhtar Seman Truna Irawan dan Kak Hadi Suratman, Andalan cabang uurusan lat latihan  kak Suparto RS., Andalan urusan Rohani Islam kak M. Yasin dan kak Urip, Urusan Rohani Katolik kak Sujas dan beberapa pengurus lainnya yang ditunjuk.
Setelah karesidenan Lampung terpisah dari propinsi Sumatera Selatan pada tahun 1964 dan menjadi Propinsi Lampung dengan ibukota Tanjungkarang/Telukbetung maka dibentuklah Kwartir Daerah Lampung pada tahun itu dan yang menjabat sebagai Ketua Kwarda yang pertama adalah Kak Yunada SH, dengan sekretaris Letnan Salim, Andulat Kak Suparto RS., Anduperkap kak Hadi Suratman , Andukeb Kak.M.Basir dan pengurus lainnya.
II.  Masa pertumbuhan dan berperan
Seiring dengan perjalanan waktu terbentuklah empat kwartir cabang Gerakan Pramuka yaitu Kotapraja Tanjungkarang-Telukbetung, Lampung Utara, pada tahun 1962 yang ditandai dengan pelantikan pengurus Kwartir Cabang dengan Ketua Kwartir Cabang pertama kak Saleh Achmad ( mantan tokoh pandu SIAP ) selanjutnya berdiri dan dilantik Kwartir Cabang Lampung Tengah, dan Kwartir Cabang Lampung Selatan sesuai dengan jumlah kabupaten dan kotapraja di provinsi Lampung saat itu. Secara bertahap masing-masing kwartir cabang melakukan penyempurnaan organisasi dan personil pengurusnya, dan melakukan pembinaan bagi anggota dan peserta didiknya. Pembinaan ini diwujudkan dalam bentuk latihan para anggotanya, dengan mengadakan kegiatan ditingkat  satuan-satuan gugusdepan, maupun menyelenggarakan kegiatan tingkat kwartir cabang dan tingkat kwartir daerah, bahkan tingkat nasional.
Sejalan dengan kebijakan kwartir nasional para pengurus dan Pembina aktif mengikuti pertemuan-pertemuan tingkat nasional antara lain pada bulan April 1962 di Bogor Jawa Barat, mengikuti Muker Anpuda I /Andalan Pusat dan Daerah nama musyawarah Gerakan Pramuka sebelum berganti nama dengan Munas, dan mengikuti Muker Anpuda II di Senayan Jakarta pada tanggal 7 s.d 13  Agustus 1963. Dan Muker Anpuda III tahun 1966 di Pasar Minggu. Untuk memenuhi tuntutan perkembangan Gerakan Pramuka dan kebutuhan tenagapembina   pramuka maka Kwartir Nasiolan  Gerakan  Pramuka  menyelenggarakanKursus  Pembina  pada  tanggal 8 s.d 24 November 1964 di Senayan dan Pasar Minggu Jakarta yang diselenggarakan oleh satu lembaga  pendidikan yang bernama PUSDIKA (Pusat pendidikan kader Gerakan Pramuka ) Candradimuka. Kursus ini dilanjutkan dengan Kursus Aplikasi pelatih pada tanggal 12 s.d 15 Desember 1964. Pada kesempatan tersebut daerah Lampung mengikutsertrakan 12 ( duabelas) orang pembinanya yang terdiri dari pembina satuan siaga, penggalang dan penegak yang mewakili empat kwartir cabang Gerakan Pramuka daerah Lampung masing-masing Kwartir Cabang Kotamadya Tanjungkarang-Telukbetung ( nama Bandar Lampung saat itu ) , Kwartir Cabang Lampung Selatan, Kwartir Cabang Lampung Utara, dan Kwartir Cabang Lampung Tengah. Dua belas orang Pembina ini merupakan Pembina mahir pertama, juga sekaligus sebagai pelatih Pembina Pramuka di Kwarda Lampung .
Tindak lanjut dari kursus aplikasi pelatih ini ini para pembina lulusan Kursus yang telah berpredikat pelatih tersebut melaksanakan kurus yang sama bagi pembina pramuka di daerah Lampung pada tanggal 1 Mei sampai dengan 25 Mei 1965  bertempat di komplek Lembaga Malaria ( sekarang Dinas kesehatan ) propinsi Lampung, Jl.dr.Susilo Pahoman Bandar Lampung. Kursus pembina pramuka yang pertama ini dilaksanakan oleh DADIKA (Daerah Pendidikan kader Gerakan Pramuka) Intan Pura. dipimpin oleh kak Soeparto Rusman, dengan anggota 11 orang pelatih yang mengikuti kursus pembina dan Aplikasi pelatih di Jakarta. Secara bertahap Gerakan Pramuka di Lampung memperkuat keberadaan dan pengembangan organisasinya dengan meningkatkan segala upaya untuk mendukung laju jalannya organisasi dengan berbagai kegiatan baik bagi pengurus kwartir, pembina maupun peserta didik.
III.     Masa pengembangan dan meningkatkan kemampuan
Sejalan dengan perkembangan dan pemekaran daerah di propinsi Lampung maka kwarda Lampung juga melaksanakan pengembangan kwartir cabang pada tahun 1984 kwartir cabang di kwarda Lampung yang semula hanya memiliki 4 kwartir cabang berkembang menjadi 5 kwartir cabang ,kemudian berkembang menjadi 7 kemudian berkembang menjadi 10 kwartir cabang. Perkembangan terakhir sampai dengan 50 tahun usia Gerakan Pramuka pada tahun 2010 kwartir daerah Lampung memiliki 14 Kwartir cabang sejalan dengan pemekaran Daerah Otonomi di provinsi Lampung yaitu 2 kota dan 12 kabupaten. Keberadaan kwarda Lampung diwujudkan dalam aktifitas pembinaan organissi dan anggotanya yaitu peserta didik dan anggota dewasa sebagai pelaksana dan fasilitator sesuai dengan kapasitas, fungsi dan tugas masing-masing.
Dalam bidang pngembangan Satuan Kaya Kwarda Lampung menyesuaikan dengan pembentukan dan pengembangan Satuan Karya tingkat nasional. Dimulai dengan pembentukan Kompi Taruna Bumi ( nama sebelum Saka Tarunabumi ) pada tahun 1966, Komandan Kompi Taruna Bumi yang pertama adalah Kak Jauhari ( Denca seorang pandega yang membina regu LT IV tahun 1964, dan Pramuka Samudra ( nama sebelum Saka Bahari ) dipimpin oleh kak Harjulian Suwardi. Kwarda Lampun menjadi daerah yang mencetuskan Saka Bhakti Husada dan menguatkan keberadaannya melalui penyelenggaraan dan keikutsertaan dalam berbagai kegiatan baik ditingkat daerah, nasional, maupun internasional.
Pada tahun 1977, Kwarda Lampung menjadi salah satu unit pusat pengembangan Apiari Nasional di Natar Lampung Selatan. Dalam dasa warsa pertama ini kwarda Lampung juga tidak tertinggal menikuti berbagai kgiatan tingkat nasional dan internasional antara lain.
a.      Kegiatan peserta didik.
Kegiatan peserta didik tingkat nasional yang pertama diikuti oleh kwartir daerah Lampung adalah Lomba Tingkat Nasional yang ketika itu dikenal dengan istilah Lomba Tingkat IV ( LT IV ) pada tanggal 1 s.d 14 Agustus di 1964 di Cijantung Jakarta. Dalam LT IV ini Kwarda Lampung mengikutsertakan 2 regu penggalang putera – puteri  pemenang lomba ( LT III) tingkat daerah.  Kegiatan LT tingkat nasional yang kemudian menjadi LT V dikuti oleh Kwarda Lampung sampai yang terakhir  tahun 2006 di Jakarta dan berhasil menjadi regu berprestasi tertinggi.
Pada tanggal 5 s.d 30 Agutsus 1968 Kwartir Daerah Lampung mengikutsertakan penegak dan pandeganya dalam kegiatan perkemahan Wirakarya I ( PW ) nasional di Cihideung Bogor Jawa Barat. Diakhir dasa warsa pertama kwarda Lampung dipercaya menjadi tuan rumah pelaksanaan Perkemahan Wirakarya II ( PW ) nasional di Gisting atas, Lampung Selatan pada tanggal 17 Juli s.d 28 Agustus 1971. Kegiatan yang diawali dengan Perkemahan tingkat daerah ini diikuti oleh seluruh kwartir daerah se Indonesia. Berbarengan dengan pelaksanaan Perkemahan Wirakarya itu pada tanggal 4 s.d 14 Agustus 1971 kwarda Lampung juga mengikutsertakan 4 orang penggalang dan 1 orang pembina dalam Jambore dunia di Asagiri Hight Jepang. Kegiatan perkemahan Wirakarya tingkat nasional ini juga dilaksanakan kembali di desa Gisting atas pada tahun 1983 dengan proyek pembangunan instalasi air bersih.
Kwarda Lampung juga selalu mengikutsertakan peserta didik dalam setiap kegiatan Jambore nasional sejak yang pertama tahun 1973,  sampai dengan yang terakhir tahun 2006 di Jatinangor Sukabumi Jawa Barat. Dalam Jambore nasional yang pertama di Cibubur, Kwarda Lampung diberi peran pada upacara pembukaan yaitu prosesi penyambutan masyarakat Lampung (diwakili oleh sepasang muli meranai / bujang dan gadis Lampung yang berpakaian adat Lampung ) menerima obor Transmigrasi yang meneyeberangi laut ( disimbolkan dengan menyeberangi danau Situ Baru) sebagai simbol bahwa Lampung siap menerima saudara-saudaranya para transmigran dari seberang.
Pada tahun 1972 Kwarda Lampung menerima transmigrasi pramuka (transpram) program Kwartir Nasional pertama yang ditempatkan di Way Abung Lampung Utara ( sekarang kabupaten Tulang Bawang Barat ), dan yang kedua di Rajabasa Lama Lampung Tengah ( Sekarang kabupaten Lampung Timur ) pada tahun 1973. Kwarda Lampung juga tidak pernah absen mengikutsertakan anggotanya dalam kegiatan Perppanitra ( nama sebelum Raimuna ) setelah Perppanitra yang pertama pada tanggal 21 s.d 26 Agustus 1969 di Cimanggis Bogor sampai dengan Raimuna yang terakhir tahun 2008 di Jakarta. Kegiatan Perti Saka juga diikuti Kwarda Lampung sejak yang pertama sampai yang taerakhir tahun 2008 di Jakarta, demikian juga kegiatan Peran Saka yang terakhir diikuti tahun 2010 di Batam. Peserta didik juga turut berperan dalam kepengurusan tingkat nasional antara lain Ridho Ficardo, Tri Indah Noviana, Titi Maryanti, Eko Andriyanto dan  Ella Novrianti sebagai pengurus Dewan Kerja Penegak Pandega Nasional.
b.     Kegiatan anggota dewasa.
Sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan kompetensi anggota dewasa untuk membina peserta didik dan pelaksana organisasi Kwarda Lampung selalu mengikuti dan menyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi anggota dewasa baik dalam bentuk kursus pembina, pelatih maupun pertemuan-pertemuan lain sejak Kursus Pembina Mahir yang pertama tahun 1964, sampai dengan yang terakhir tahun 2010.
Kwarda Lampung juga berkali-kali diberi kepercayaan dan menjadi pelaksana kegiatan bagi anggota dewasa tingkat nasional yang diselenggarakan kan di Kwarda Lampung. Andalan Kwarda Lampung juga pernah berperan dalam kepengurusan tingkat nasional antara lain : Kak.Subki E.Harun, kak H.Mursyid Arsyad, sebagai andalan Nasional, Kak Faried Djahidin sebagai anggota tim Verifikasi nasional, Kak Joko Mursitho sebagai Kepala Pusdiklatnas, serta Kak M. Afif Anshori dan  Kak M.Syarief Hidayat sebagai anggota Tim Pelatih Pusdiklatnas.
IV.             Kepengurusan Kwartir
Kepengurusan kwartir daerah Lampung silih berganti sejalan dengan masa baktinya. Sejak tahun 1961 sampai dengan 50 tahun Gerakan Pramuka kwartir daerah Lampung telah melaksanakan 13 kali musyawarah daerah termasuk Musyawarah kerja Andacab sebelum ada istilah Munas, dan Musda, telah 9 kali berganti Majelis Pembimbing Daerah, dan 11 kali pergantian  Ketua Kwartir Daerah dalam beberapa kali periode kepengurusan. Dibidang pembinaan dan pengembangan kepemimpinan melalui lembaga Dewan Kerja Penegak-pandega, kwartir daerah Lampung juga membentuk dan memfungsikan Dewan Kerja Penegak – Pandega Kawarda Lampung. Sejak tahun 1969 DKD Lampung telah mengalami 15 kali pergantian ketua dalam beberapa peride kepangurusan.

Logo Kwarda Sumatera Utara

Add Comment
SEJARAH KWARTIR DAERAH SUMATERA UTARA
DAN BUMI PERKEMAHAN PRAMUKA SIBOLANGIT
Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Sumatera Utara terletak di Jalan Kapten Maulana Lubis No.5 Medan Kecamatan Medan  Petisah , Kota Medan – Sumatera Utara dan luasnya 2118 M2, yang sebelumnya adalah tanah milik Jasdam  II/BB. Sesuai dengan Keputusan Presiden 238 Tahun 1961 bahwa Penyelenggaraan pendidikan kepanduan kepada anak-anak dan pemuda Indonesia ditugaskan kepada perkumpulan GERAKAN PRAMUKA dan Badan-badan lain yang sama sifatnya atau yang menyerupai perkumpulan GERAKAN PRAMUKA dilarang adanya.
Sejak diresmikannya Gerakan Pramuka di Indonesia, beberapa Pembina Pramuka di bawah pimpinan Wakil Asisten 5 Kas Kodam II/BB mengadakan survey / peninjauan kebeberapa tempat disekitar Kota Medan, dan Kabupaten Deli Serdang guna mencari tempat yang layak untuk dijadikan dikantor Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Sumatera Utara maupun Bumi Perkemahan Pramuka yang layak untuk dijadikan tempat kegiatan Pramuka.
kemudian pada tahun 1961 para pengurus Pramuka Kwartir Daerah menumpang di kantor BPPK DAM-II/BB Front Nasional Sumatera Utara di Jalan Jakarta/Imam Bonjol No.43 Medan, sekarang Gedung AURI, dulunya milik” Rex Concren “ yang diambil alih penguasa Perang Daerah. Pada waktu itu Ka Kwarda yang pertama dijabat oleh Kakak Yusuf Sardjono masa bakti 1961 s/d 1963 beliau adalah seorang Guru di sekolah Swasta Taman Siswa Medan.
Dikarenakan induk kepemimpinan pada saat ini sedang bergejolak masa pergerakan partai Komunis maka Ketua Kwartir Daerah dipimpin oleh seorang Pamen Kodam-II/BB Yakni Kolonel Inf.Djoel Kifli Owni dari tahun 1963 – 1964 berkantor di Jalan Letjen.Suprapto No.6 (Eks Gedung pengadilan Tinggi tentara) Kemudian pada tahun 1964 s/d 1968 digantikan oleh seorang Pamen Kodam-II/BB yakni Kolonel Faesal Muchtar yang saat itu bergabung dengan Pendam-II/BB dan Kwartir Cabang Medan yang beralamat di jalan.Tengku Daud No.10 (Eks Gedung Perusahaan Belgia “ Socfindo)
Melihat kenyataannya perkembangan Gerakan Pramuka  demikian pesat, maka Bupati KDH TK.II Deli Serdang Bapak Baharuddin Siregar selaku Andalan Urusan Keuangan Kwardasu dengan persetujuan Gubernur KDH. TK I. Sumatera Utara Bapak Marah Halim Harahap menyerahkan tanah secara berangsur / bertahap menjadi 100 ha, kemudian menjadi 200 ha dan terakhir menjadi + 300 ha.
Pada musim Liburan sekolah para Pramuka yang 99 % adalah pelajar sering mengadakan perkemahan di tempat ini, mendapatkan rekreasi yang sehat dialam terbuka dengan biaya relatip murah setelah banyak waktu yang terpakai di Kota.
Pembangunan Bumi Perkemahan Pramuka ini tahap I (Tahun1970 s/.d 1973 ) dilakukan secara Gotong Royong dimana Bupati KDH.TK II Deli Serdang, Tanah Karo, Korem 023/DT, Kodim 021/DS. PTP / PNPIX dan lain – lain banyak memberikan andilnya.
Bumi Perkemahan Pramuka Sibolangit lapangannya berbukit – bukit terletak di kaki Gunung Sibayak dengan udara yang sejuk dengan ketinggian 864 meter diatas permukaan laut. Jarak Medan ke Bumi Perkemahan Pramuka Sibolangit + 45 km ( Medan – Brastagi + 60 KM ) Dalam areal Bumi Perkemahan terdapat banyak sungai kecil yang airnya jernih dan curah hujan cukup tinggi.
BUMI PERKEMAHAN SIBOLANGIT
Guna menyiapkan areal Ex Perkebuan Teh ini menjadi Bumi Perkemahan yang layak maka segera dimulai dari tahun 1972 s/d 1973 dengan pembangunan yang diangap penting antara lain :
  • Jalan beraspal sepanjang + 2 km oleh Pemda TK II Deli Serdang dan Pemda TK II Kab. Tanah Karo.
  •  Sanggar berbentuk rumah adat Karo oleh PNP IX
  • 4  bh Pricel oleh Kodim 021 Deli Serdang.
  • Pembukaan areal seluas + 50 ha oleh Korem 023 / DT
  • Patung Selamat Datang oleh Korem 023 / DT
  • Lapangan Upacara / olahraga oleh Korem 023 / DT
  • Lapangan Parkir beraspal oleh Korem 023 / DT
  • Pembangunan Kantor, kolam renang, jaringan air, danau buatan dan kolam ikan seluas + 2 ha.
  • Penanaman pohon alpukat, cengkeh dan lain–lain oleh Korem 023 / DT.
Perluasan bangunan belum dapat dilakukan pada waktu itu karena kesulitan biaya namun areal ini sementara sudah dapat digunakan sebagai Camping Ground.
KEGIATAN – KEGIATAN YANG PERNAH DILAKSANAKAN DI BUMI PERKEMAHAN SIBOLANGIT MENJELANG JAMNAS 1977.
Setelah adanya keputusan bahwa Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Sumatera Utara ditetapkan sebagai penyelenggara Jambore Nasional 1977 dan Kegiatan Jamnas 1977 di areal Bumi Perkemahan Pramuka Sibolangit, maka Gubernur KDH TK I Sumatera Utara langsung turun tangan.

Guna menjajaki kemampuan penampungan areal Perkemahan ini, apalagi cukup luas untuk digunakan sebagai areal Jambore Nasional 1977, maka diadakan kegiatan perkemahan – perkemahan besar antara lain :
  1. Lomba Tingkat III ( LT III)                1970
  2. Perkemaha Dasa Lomba                1971
  3. PERKAWITRA                1972
  4. Perkemahan Persami Bumi Perkemahan    1972
  5. Perkemahan Tutup                 1974
  6. Perkemahan Bhatara Bhakti                1975
  7. Jamborette I /SU                 1976
Pada tanggal 22 Mei 1972, Bumi Perkemahan Gerakan Pramuka Sumatera Utara diresmikan oleh Bapak Sri.Sultan Hamangku Buwono IX, yang pada waktu itu beliau menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Dan pada saat itu Ka Kwarda dipimpin oleh Kakak Kolonel Ichdar jabatan Danrem 023 DT berkantor di Jalan Jambi No.23 D Medan (Gedung Eks Sutung Midle & Hight School, khusus Kwardasu, Kompi Bhayangkara Sumatera Utara dan Kompi Samudra Sumatera Utara) pada tahun 1975 Ka Kwarda dipimpin oleh Kakak Kolonel Ndjadjahi Pelawi menggantikan Danrem 023 dan berkantor di jalan Yose rizal No.3A Medan sebelumnya dipakai oleh Yayasan Cut Nyak Dien ( APIPSU).
Pada Jamborette I / SU 76 yang sekaligus menjadi Repitisi Jambore Nasional 1977 telah diajak serta Pramuka Aceh sampai dengan Lampung dan Pramuka dari luar Sumatera Utara. Seluruhnya berjumlah 732 orang sedangkan secara keseluruhan peserta adalah sebanyak 11.036 orang.
Untuk pembangunan Bumi Perkemahan ini diperlukan dana yang besar maka pembangunannya dilaksanakan secara berangsur – angsur , dimana sarana jalan yang merupakan sarana vital di beri prioritas pertama.
Kegiatan Pembangunan Bumi Perkemahan Pramuka Sibolangit sejak 1974 sampai dengan pelaksanaan Jambore Nasional 1977 berjalan lancar dan baik sehingga Pelaksanaan Jambore Nasional 1977 berjalan dengan baik dan sukses.

Kemudian Ka Kwarda dijabat oleh Pangdam –II/BB yakni Kakak Mayjend Soekotjo masa bakti 1975 s/d 1977 berkantor di Jalan Merbabu No 28 Medan, bergabung dengan KAPPI, Yayasan Melati Piket Garnizun Medan.
Sejak dipimpin oleh Pangdam II-/BB, Kwartir Daerah Sumatera Utara, mendapat kepercayaan kesempatan oleh Kwartir Nasional sebagai tempat penyelenggaraan Jambore Nasional ke-II Tahun 1977 di Bumi Perkemahan Pramuka Sibolangit, maka dalam persiapan Ka Kwarda mengadakan pertemuan di Kediaman Pangdam jalan. Sudirman No.43 Medan dihadiri oleh Bupati Deli Serdang yang juga sebagai Andukuang Kwarda Kakak Baharuddin Siregar, Kakak Kol.Inf A.Aziz Siregar Ka.Harian Kwarda, kakak Letkol.Inf Wahyu Utomo Anduset Kwarda,kakak Noer Hoesin Mhd Pembantu Utama Anduset Kwarda dengan hasil pembicaraan mendesak kepada Bapak Pangdam untuk menyatakan kepastian hukum gedung Eks Jasdam untuk kantor Pramuka, pada tanggal 28 Juni 1976 Ka Kwardasu menyurati Gubernur Sumatera Utara yang dalam pernyataannya menyetujui Gedung Eks Jasdam untuk Gerakan Pramuka dan pada tanggal 30 Agustus 1976 gedung Eks Jasdam beralamat jalan kapten Maulana Lubis untuk direnovasi dan setelah berjalan 3 bulan , pada tanggal 10 Nopember 1976 Pembangunan kantor Kwardasu di mulai mengingat Jambore Nasional 1977 sudah diambang pintu maka sejak Nopember 1976 Kwardasu Resmi menempati Gedung Kwarda eks Jadam –II/BB. Masa pengalihan Hak Guna tanah dan bangunan AD Eks Jasdam-II/BB kepada Gubsu tanah seluas 2118 M2 dan Walikota Medan seluas 1810 M2 Lapangan tenis 2 tempat.
Sejak 1977 – 1980 Ka Kwardasu dijabat oleh Pangdam yang baru yakni Kakak Brigjen TNI AD Ismail kemudian mengadakan pembangunan sarana fisik baik Bumi Perkemahan Sibolangit maupun Gedung Kwardasu dibongkar total dan dibangun dengan atap, seng, Asbes , Kayu eks jamnas tahun 1977.

Kegiatan Kepramukaan makin digalakkan dengan mengadakan kegiatan Pesta Seni dan Olah raga dengan keterlibatan satuan Karya yang ada di Instansi Pemerintah sehingga banyak kegiatan yang berjalan sesuai dengan Program Kerja Kwardasu dan pada saat Pangdam Berganti Ka kwardasu pun digantikan oleh Kakak Brigjen TNI AD M.Sanif masa bakti 1980 – 1981 dan satu tahun kepengurusan berganti lagi dengan Kakak Brigjend TNI AD Edi Sudrajat masa bakti 1981 s/d 1983
Kamudian setelah 3 (tiga) tahun menjabat Ka Kwarda diganti lagi dengan Kakak Brigjen TNI AD Harsudiyono Hartas masa bakti 1983 s/d 1984 selama 1 (satu ) tahun dan setelah itu pada tahun 1984 s/d 1986 Kwartir Daerah Sumatera Utara dijabat oleh Kapolda Kakak Brijen Pol.Pieter Sambo yang latar belakang beliau adalah pernah sebagai Ka Kwarda di Irianjaya maka kegiatan Pramuka Sumatera Utara semakin meningkat terutama kegiatan Kesaka Bhayangkaraan sehingga 17 Kwartir Cabang, Ketua Kwartir cabangnya dipimpin oleh Kapolres masing-masing.

Sehingga pada tahun 1996 Kontingen Jambore Nasional Sumatera Utara mendapat prestasi yang baik. Kemudian dikarenakan pindah tugas maka Ka Kwardasu digantikan oleh Kakak Brigjen Pol. Slamet Siddik Permana dengan priode 1986 -1987 , kemudian berganti oleh kakak Brigjen Pol.M.H.Ritonga hanya berjalan 1 (satu ) tahun 1987 – 1988, berganti lagi dengan Kakak Brigjen Pol.Kunarto , walaupun berjalan 1 (satu) tahun 1988 – 1989,namun pada kesempatan beliau menjabat Ka Kwardasu beliau hadir pada Rapat Kerja Nasional dan memberikan masukan agar Sumatera Utara diberi kesempatan untuk melaksanakan Perkemahan Saka Bhayangkara Nasional di Sibolangit,

dikarena tugas dan jabatan beliau diberi kesempatan untuk menjabat sebagai Kapolri selanjutnya digantikan oleh Brigjen Pol.Seno Sukarto, 1989 – 1990 Kemudian digantikan oleh Kakak Brigjen Pol Hadiman berjalan 2 tahun 1990 – 1992 , pada Tahun 1992 Sumatera Utara ditetapkan oleh Mabes Polri sebagai tempat Penyelenggaraan Pertikara Nasional dan dibuka langsung oleh Kapolri Kakak Jenderal.Pol. Kunarto.
Selanjutnya Ka Kwardasu digantikan oleh Kakak Brigjen Pol.Momo Kelana masa bakti 1992 s/d 1993 dan berganti dengan Kakak Brigjen Pol.Soebandy masa bakti 1993 s/d 1994. Kegiatan Tetap berjalan Ka Kwarda selalu berganti Kwartir Daerah Sumatera Utara tetap aktif melaksanakan kegiatan sebagaimana program yang telah ditetapkan.

Sejak tahun 1994 s/d 1995 Ka Kwarda digantikan oleh Kakak Roesmanhadi, Namun kegiatan Kwartir Daerah Sumatera Utara tetap berjalan sesuai dengan Program Kerja yang telah ditetapkan pada Rapat Kerja yang dilaksanakan setiap tahunnya.
Selanjutnya Ka Kwarda diserah terima kan kepada Kapolda yang baru yakni Kakak Brigjen Pol.Nana S.Permana masa bakti 1995 – 1996, dan setahun kemudian berganti lagi dengan Kakak Brigjen Pol.M.Nurdin , 1996 – 1997 Kakak Brigjen Pol.M.A.Sambas, 1997 -1998, Kakak Brigjen Pol.Soetiyono 1998 – 1999, kemudian berganti lagi Brigjen Pol.Soetanto 1999 – 2000 , dan yang terakhir dijabat oleh Kepolisian yakni Kakak Brigjen Pol.Hotman Siagiaan 2000 – 2001.
Melihat perkembangan Gerakan Pramuka di Sumatera Utara, yang Ka Kwarda dipegang oleh Kapolda hanya bisa menjabat 1 (satu) tahun maka pada tahun 2001 tepatnya pelaksanaan Musyawarah daerah Sumatera Utara , di masukkan didalam calon kepengurusan Kwarda dari pihak kalangan birokrat, maka dibuatlah penjaringan oleh Panitia bekerjasama dengan pihak Gubernur Sumatera Utara agar Ketua kwartir dijabat oleh Pejabat yang aktif di Pemerintahan, maka terpilih Ketua Kwartir Daerah Sumatera pada Muyawarah Daerah Tahun 2000 Kakak Drs. H. Amansyah Nasution yang saat itru menjabat sebagai Asisisten-III Gubenur Sumatera Utara, masa Priode 2001 – 2006, setelah dijabat oleh Pejabat Eselon ternyata ada beberapa keuntungan bagi Gerakan Pramuka khususnya masalah Anggaran yang akan diusulkan melalui APBD ditingkat Provinsi selalu diperhatikan sehingga APBD bertambah sedikit demi sedikt baik unutk bantuan di Tingkat Provinsi sampai di  Daerah masing-masing .
Kegiatan kepramukaan baik Daerah, Nasional, sampai kegiatan Internasional, Kwartir Daerah Sumatera Utara tetap mengirimkan peserta. Pembangunan Kantor serta perawatan Bumi Perkemahan Pramuka terus dijalankan dan disesuaikan dengan anggaran yang ada ,sampai akhir masa bakti.
Pada Musyawarah Daerah tahun 2006  Ketua Kwartir Daerah Sumatera Utara , masa bakti 2006 – 2010 terpilih kembali Kakak Drs. H. Amansyah Nasution ,MSP . pada priode ke II ini banyak sekali kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di tingkat Cabang / Menyebar    Kegiatan Nasional pun selalu dilaksanakan di Bumi Perkemahan Pramuka Sibolangit.
Namun sejak bergulirnya Era Reformasi keberadaan Bumi Perkemahan Sibolangit menjadi kacau dengan tindakan dari masyarakat yang tidak bertanggung jawab menjarah dan menempati hampir sebagian  areal Bumi Perkemahan Sibolangit.
Akibatnya walaupun ada kegiatan – kegiatan baik yang berskala Nasional maupun Regional yang memakai lokasi Bumi Perkemahan Sibolangit namun frekwensinya sangat sedikit sekali.
Sudah berbagai upaya dilakukan namun dikarenakan, adanya pihak-pihak tertentu yang mengambil keuntungan dan kesempatan sehingga proses demi proses selalu mengalami kendala.
Kwartir Daerah Sumatera utara, hanya bisa berharap kepada para pejabat terutama kepada Bapak Gubernur Propinsi Sumatera Utara selaku Kamabidasu bagaimana solisi untuk :

Mengamankan Bumi Perkemahan Pramuka Sibolangit dari penggarap -  penggarap.
  • Mengamankan lokasi Bumi Perkemahan Pramuka Sibolangit dengan memagar dan membagi – bagi kepada Pemko / Pemkab se Sumatera Utara dan Pemko Medan bertanggungjawab atas pembagian arealnya dengan mengadakan pengembangan dan pembangunan lokasinya dan memanfaatkannya.
  • Meningkatkan volume kegiatan – kegiatan Kwartir yang bersifat Regional dan Nasional dan jika mungkin Internasional.
  • Menambah sarana dan prasarana
  • Adanya kerja sama dengan Perguruan Tinggi dan unsur Pendidikan lainnya.
Demikian Sejarah Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Sumatera Utara disalin dan diterangkan berdasarkan petunjuk dan laporan – laporan kegiatan yang pernah dilaksanakan di Kwartir Daerah Sumatera Utara.
(sumber  http://kwardasumut.org/)

Logo Kwarda Jawa Timur

2 Comments
Logo Kwarda Jawa Timur
KWARDA GERAKAN PRAMUKA JAWA TIMUR
Jln. Raya Kerta Jaya Indah No. 77-A
Kelurahan Menyar Sebrangan, Mulyorejo
Surabaya 60116
Tlp. (031) 5924939, 5924940, Fax 5947384
www.pramukarek.or.id

Gerakan Pramuka Kwartir Daerah Jawa Timur, adalah Kwartir Daerah dengan jumlah anggota terbesar dengan mengacu jumlah penduduk Jawa Timur yang juga terbanyak di Indonesia. Dengan 38 Kwartir Cabang yang tersebar dari kota sampai seluruh pelosok Jawa Timur.
Kwarda Jatim bertugas untuk mengatur, mengkoordinasikan dan mengembangkan Gerakan Pramuka di wilayah Provinsi Jawa Timur. Wilayahnya meliputi 229 pulau dengan luas wilayah daratan sebesar 47.130,15 Km2 dan Lautan seluas 110.764,28 km2. Wilayah ini membentang antara 1110 0’ BT - 1140 4’ BT  dan 70 12’ LS - 80 48’ LS. Sisi Utara wilayahnya berbatasan dengan Laut Jawa, Selatan dengan Samudra Indonesia, Timur dengan Selat Bali/Provinsi Bali dan Barat dengan Provinsi Jawa Tengah.
dikutip dari : http://www.ensiklopediapramuka.com/2012/08/kwarda-jawa-timur.html

Logo Kwarda Jambi

Add Comment
Logo Kwarda Jambi
50 TAHUN GERAKAN PRAMUKA KWARTIR DAERAH JAMBI
(SEJARAH GERAKAN PRAMUKA KWARTIR DAERAH JAMBI DARI TAHUN 1961-2011)
KEPENGURUSAN MABIDA DAN KWARTIR DAERAH GERAKAN PRAMUKA JAMBI 
 
Gerakan Pramuka mulai dibentuk pada tanggal 9 Maret 1961, para tokoh dan pemimpin pandu yang mewakili organisasi-organisasi kepanduan yang ada di Indonesia dikumpulkan di Istana Merdeka untuk mendengarkan Amanat Presiden. Beliau memutuskan untuk mengambil tindakan tegas membubarkan semua organisasi Kepanduan guna dilebur menjadi satu organisasi baru yang diberi nama “Gerakan Pramuka”.
Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 238 tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961 ditetapkan bahwa Gerakan Pramuka adalah satu-satunya Organisasi yang ditugaskan menyelenggarakan Pendidikan Kepanduan bagi Anak-anak dan Pemuda Indonesia. Organisasi lain yang menyerupai dilarang adanya.
Pada tanggal 14 Agutus 1961 di Istana Presiden Jl. Merdeka Timur, Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka pada saat itu adalah dijabat oleh Sri Sultan Hamengkubowono IX menerima Tunggul Panji Gerakan Pramuka dari Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno, maka pada setiap tanggal 14 Agustus ditetapkan sebagai Hari Pramuka.
Panglima Daerah Militer IV/Sriwidjaja selaku Penguasa Perang Daerah untuk Daerah2 Sumatera Selatan dan Djambi mengeluarkan surat Keputusan Penguasa Perang Daerah Nomor : 110/Tahun 1961 tanggal 26 Djuli 1961 tentang Pembentukan Panitia Pembimbing dan Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Tingkat I Djambi, yang didahului dengan penadatanganan Naskah Pembubaran Organisasi Kepanduan yang ada di Propinsi Jambi dan bergabung kedalam organisasi Gerakan Pramuka, dan hadir dari Kwartir Nasional Gerakan Pramuka antara lain Kak Aziz Saleh dan Kak Sugeng DKN, selanjutnya menetapkan antara lain :
Membentuk Panitia Pembimbing Gerakan Pramuka Daerah Tingkat I Djambi sbb :
S U S U N A N :
1) Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Djambi selaku Ketua merangkap anggauta.
2) Pekuper/Korem Gapu Djambi selaku anggauta
3) Kepala Polisi Komisariat Djambi selaku anggauta.
4) Pd. Ketua DPRD Tingkat I Djambi selaku anggauta.
5) Kepala Kantor Pendidikan Masjarakat Tingkat I Djambi selaku anggauta.
6) Kap/PM. R. Soemardio (Wakas Pekuper) selaku anggauta.
7) Kepala Perwakilan P.P. & K. Djambi selaku anggauta.
8) Kepala Kantor Urusan Agama Tingkat I Djambi selaku anggauta.
Membentuk Kwartir Daerah Tingkat I Djambi sbb :
S U S U N A N :
1) Ketua - R. Soedarsono.
2) Wakil Ketua - Achmad Soedarto
3) Wakil Ketua - Anwar Lubis
4) Sekretaris I - Ali Oesman
5) Sekretaris II - Hasan Zaini
6) Bendahara I - Nj. Soetadji
7) Bendahara II - Ishak Bakar
8) Komisaris Latihan - M.B. Sandiman
9) Komisaris Putra - Sjamsulwatir
10) Komisaris Putri - J.L. Pirnadi
11) Komisaris Pemula - Bakda Rasiman
dikutip dari : http://pramuka.jambiprov.go.id/index.php/show/read/1/Sejarah

Logo Kwarda Sulawesi Selatan

Add Comment
Logo Kwarda Sulawesi Selatan
Diciptakan oleh Abdul Rahman Firdaus

Badge ini disyahkan oleh suatu tim perumus lambang daerah pada Musyawarah ANDACAB I se Sulawesi Selatan di Kabupaten Pangkep pada tahun 1967 yang disempurnakan kemudian oleh Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Sulawesi Selatan pada tahun 1968

Bentuk :

Perisai segi lima (jantung) berarti Dasar Negara Pancasila.

Warna dasar perisai MERAH, berarti berani dalam menegakkan Keadilan/Kebenaran.

Warna bagian atas KUNING, berarti Kesetiaan dalam berbakti kepada Tuhan, Negara, Bangsa dan Tanah Air. Dan di atas dasar kuning ini tertera tulisan SULAWESI SELATAN nama Daerah Propinsi/Kwartir.

Buah Padi :

Berjumlah 14 butir, menunjukkan tanggal Hari Pramuka

Kapas :

Berjumlah 8 buah kelopak berarti bulan Agustus sebagai bulan keramat Bangsa Indonesia dan juga bagi Gerakan Pramuka.

Bintang-Segi Lima :

Berarti Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama dari Pancasila, menunjukkan bahwa setiap anggota Pramuka harus mengamalkan ajaran agama sesuai keyakinannya masing-masing

Gunung, Berpuncak Tiga :
Berarti bahwa daratan Sulawesi Selatan bergunung-gunung. Tiga buah puncaknya berarti TRISATYA sebagai janji dan ketentuan moral anggota Pramuka

Riak dan Ombak :
Berjumlah 24 buah, bermakna bahwa Kwarda Sulawesi Selatan mempunyai 24 Kwartir Cabang sesuai jumlah Kabupaten/Kota yang ada.

Cikal Bakal :
Berada di tengah-tengah menjulang ke atas adalah lambang Gerakan Pramuka, tanaman serba guna mengkhiaskan bahwa anggota Gerakan Pramuka adalah Manusia “serba guna”

Tulisan HASANUDDIN:

Pada pita, adalah nama Pahlawan Nasional dari Sulawesi Selatan yang dijuluki oleh penjajah “Ayam Jago dari Benua Timur”.

Huruf Lontara :

(huruf Makassar), bacanya adalah TAMALATEYA arti umum TAK KUNJUNG LAYU. Yang berarti bahwa Gerakan Pramuka adalah Organisasi pendidikan yang akan tetap mekar dan subur, tetap berkembang terus dari generasi ke generasi.

Arti WarnA :
HIJAU, pada kapas berarti lambang kesuburan daerah Sulawesi Selatan. Juga pada gunung-gunungnya.

KUNING, pada bintang segilima, berarti Agung, lambang keagungan Tuhan.

COKLAT, pada cikal dan tulisan HASANUDDIN melambangkan warna tanah, bumi Indonesia yang dapat ditanami segala macam tumbuhan.

PUTIH, pada kapas berarti kesucian. Suci dalam pikiran, perbuatan dan tutur kata.

Badge ini belum dipergunakan/dipakai oleh anggota Pramuka pada ANDACAB I di Kabupaten Pangkep Tahun 1967.

Tapi mulai dipergunakan pada Musker ANDACAB/LT ke II di Kabupaten Bone Tahun 1968 setelah disempurnakan dan seterusnya sampai sekarang.
dikutip dari : http://pramukagantarang.blogspot.com/2012/03/badge-kwarda-sulawesi-selatan.html

Logo Kwarda Jawa Barat

Add Comment
Logo Kwarda jawa Barat
dikutip dari : http://www.kwarda-jabar.or.id/index.php/kwarda-jabar/profile
Kwartir Daerah merupakan organisasi gerakan pramuka di provinsi dan mempunyai tugas memimpin dan mengendalikan gerakan pramuka dan kegiatan kepramukaan di provinsi.(UU No. 12 Tahun 2010)

Kwartir daerah mempunyai tugas dan tanggungjawab:
  1. Mengelola Gerakan Pramuka di tingkat daerah.
  2. Melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Musyawarah Nasional, Keputusan Kwartir Nasional dan Keputusan Musyawarah Daerah.
  3. Membina dan membantu Kwartir Cabang di wilayang kerjanya, termasuk pembinaan Gugusdepan dan Satuan Karya Pramuka.
  4. Melakukan hubungan dan kerja sama dengan Majelis Pembimbing Daerah.
  5. Melakukan Hubungan dan kerja sama dengan instansi Pemerintah, swasta, dan organisasi masyarakat tingkat propinsi yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka, dan melaporkan pelaksanaanya kepada Majelis Pembimbing Daerah.
  6. Menyampaikan laporan kepada Kwartir Nasional mengenai perkembangan Gerakan Pramuka di daerah.
  7. Menyampaikan pertanggungjawaban kwartir daerah kepada Musyawarah Daerah, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
  8. Membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk disampaikan kepada Rapat Kerja Daerah.
(ART Gerakan Pramuka)

KWARTIR DAERAH GERAKAN PRAMUKA JAWA BARAT
Alamat:Jl. Cikutra No. 276A Bandung 40124
Telp / Fax:(022) 7216914 / (022) 7216915
E-mail: pramuka@kwarda-jabar.or.id
humas.kwardajabar@gmail.com
Facebook:INFO PRAMUKA JABAR
KWARDA JAWA BARAT
dede.yusuf
Twitter:@pramuka_jabar
@dedeyusuf_1

Logo Kwarda NTB

Add Comment
Logo Kwarda NTB
KWARDA GERAKAN PRAMUKA NTB
d/a. Kak Yan R. Bakary (Ka Kwardari)
Jln. Puring No. 14 Kel Dasan agung
Mataram, NTB 83125
Tlp. (0370) 636986, 63204 Fax (0370) 636986, 632041

SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN GERAKAN PRAMUKA DI NUSA TENGGARA BARAT

Semenjak dikeluarkannya Keputusan Presiden RI Nomor 238 Tahun 1961, Pemerintah Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Barat waktu itu langsung membentuk Kwartir Daerah yang berkantor pertama kalinya di ruang Assisten Gubernur. Pada saat itu yang menduduki kepengurusan adalah dari kalangan aparatur pemerintah daerah terutama para guru.

Pada periode pertama kali Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nusa Tenggara Barat dipimpin oleh Kanda Sugeng Wijaya periode tahun 1961 - 1965. Dalam kurun waktu beberapa tahun kemudian sekretariat berpindah alamat ke rumah Kanda Sukardi di Jalan Semangka No. 14 Mataram.

Berikutnya Nama-nama yang menjadi Ketua Kwarda dari periode ke periode :

1. Sugeng Wijaya Periode 1961 - 1965

2. Syam Amir Periode 1965 - 1969

3. Drs. H. M. Said Periode 1978 - 1982

4. H. Moh. Syareh, SH Periode 1982 - 1986

1986 - 1991

1991 - 1996

5. Drs. Muhidin Aziz Periode 1996 - 2001

6. Drs. H. L. Mudjitahid Periode 2001 - 2004

7. Ir. H. Nanang Samodra KA Periode 2004 - 2009

8. Dr. Ir. H. Rosiady Sayuti, M. Sc Periode 2009 - 2014

Pada perkembangannya Kwarda NTB pertama kali mengadakan PERKADA (sekarang Jambore Daerah) dilaksanakan pertama kali Tahun 1962 di Lendang Marang-Kwartir Cabang Lombok Timur, di Merante-Kwartir Cabang Sumbawa tahun 1965, dan Tahun 1969 di Bumi Perkemahan Karang Bayan yang sampai saat ini telah menjadi Buper resmi Kwartir daerah NTB.

Untuk pertama kalinya Kwarda NTB mengirimkan peserta kursus mahir untuk menjadi pelatih pada tahun 1975 di Cijantung yang terdiri dari : Kak Yan Bakary, Kak Nursi, Kak Darminto, Kak Nur Ismail, Kak MasninJunaedi, Kak Husni, Kak Ayunin, dan Kak Mas’ud Komala. Inilah pelatih pertama di Kwarda NTB yang memiliki sertifikat.

Pada tahun 1974 dengan instruksi Gubernur melalaui Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan diadakan semacam kursus mahir dasar di semua kwartir Cabang selama 3 (tiga) bulan.

Kwartir Daerah NTB juga pernah ikut LT V tahun 1964 yang mana pada waktu itu peserta mengurus sendiri semua keperluan keberangkatan. Untuk kelancaran administrasi dan fungsi organisasi, Kwarda NTB secara periodik dan berkesinambungan tetap melaksanakan Musyawarah Daerah.

Sumber: Arsip Kwarda NTB, Sesepuh Pelatih Pertama Di NTB.

Logo Kwarda Riau

1 Comment
Logo Kwarda Riau
Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Organisasi
Awal berdirinya Kwartir Cabang/Daerah

Pada tahun 1961, Provinsi Riau berada pada masa peralihan Pusat Pemerintahan Daerah Tingkat I Provinsi yang semula di Tanjungpinang, berdasarkan surat keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia nomor: Des.52/I/44.25 tanggal 20 Januari 1959 dipindahkan ke Pekanbaru. Mei 1961, saat diterbitkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 238 tahun 1961 tentang pembentukan Gerakan Pramuka, proses pemindahan ibukota provinsi Riau dari Tanjungpinang ke Pekanbaru belum selesai.
 
Belum semua perangkat pemerintahan Daerah Tingkat I selesai memindahkan kegiatannya maupun personilnya ke Pekanbaru. Gedung perkantorannya juga belum semuanya tersedia, sehingga masih ada yang menumpang di rumah-rumah penduduk atau bangunan toko. Kota Pekanbaru yang sebelumnya berstatus Kota Praja tidak memiliki fasilitas fisik yang memadai. Begitu juga lembaga-lembaga atau organisasi kemasyarakatan juga tidak banyak seperti di Kota-kota lain yang lebih besar dan lebih tua.

Keberadaan Gerakan Pramuka di Daerah Riau diawali dengan terbentuknya Kwartir Cabang di Tanjungpinang pada tanggal 29 Juni 1961, yang diresmikan/dilantik pada tanggal 17 Juli 1961 oleh PANGDAMAR II Tanjungpinang. Di Jakarta sendiri saat itu masih dilakukan proses penyusunan personil Kwartir Nasional, sambil menunggu pulangnya Bung Karno dari perjalanan keluar negeri. Keputusan Presiden RI nomor 238 tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961 yang berisikan keputusan Pembentukan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya perkumpulan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan di Indonesia, dan perkumpulan lain yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan di Indonesia, dan perkumpulan lain yang serupa dilarang, ditandatangani oleh Ir H Djuanda sebagai Penjabat Presiden saat Presiden berada di luar negeri, karena adanya manuver dari golongan sosialisasi/komunis di bawah Prof Dr Priyono sebagai salah seorang anggota panitia Pembentukan Gerakan Pramuka untuk membentuk Pioneer Muda seperti yang ada di negara-negara komunis. Berdasarkan Keputusan Presiden nomor 238 tahun 1961, Ahmadi dan Mulyadi Joyo Martono, berhasil menyusun personalia Kwartir Nasional yang kemudian dilantik oleh Bung Karno Presiden RI pertama pada tanggal 14 Agustus 1961, ditandai dengan penganugerahan Panji Gerakan Pramuka (semacam bendera) dengan logo Tunas Kelapa. Kemudian dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, tanggal 14 Agustus ditetapkan sebagai HARI PRAMUKA dan Bung Karno Presiden Republik Indonesia sebagai PRAMUKA TERTINGGI.

Di Pekanbaru sebagai Ibukota Provinsi Riau pengganti ibukota lama Tanjungpinang berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor Des. 52/I/44.25 tanggal 20 Januari 1959 (dan proses perpindahannya baru dimulai bulan Januari 1960), Gerakan Pramuka baru dibentuk sekitar tanggal 1 Juli 1961 dengan susunan personil Kwartir Daerah yang diketuai oleh Kapten Amiruddin dan Imam Satoto Abdul Kahar sebagai Andalan Daerah urusan Sekretariat. Kapan dilantik, siapa yang melantik dan siapa-siapa yang dilantik tidak diperoleh informasi. Informasi yang diperoleh adalah bahwa pembentukannya diprakarsai oleh A Muin Sadjoko anggota BPH (Badan Pemerintah Harian) Kantor Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau.

Pada bulan Agustus 1961, di Rengat Ibukota Kabupaten Indragiri, Bupati Masnoer bersama tokoh-tokoh Pandu HW dan Ali Talib dari Pandu Al Anshar, membentuk Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Indragiri. Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Indragiri dilantik/diresmikan tanggal 17 Agustus 1961 bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke 16. Sayangnya, susunan personil Kwartir Cabang dan panitia Pembimbing yang dilantik tidak diproleh informasinya.

Sampai akhir tahun 1961, tidak ada pertumbuhan dan perkembangan organisasi Gerakan Pramuka di Daerah Riau. Di Kabupaten Kampar yang Pemerintahnya masih berada di Kota Pekanbaru, belum dibentuk Kwartir Cabang. Tetapi kegiatan kepramukaan sudah berlangsung di beberapa tempat seperti Kecamatan Bangkinang dengan pelakunya A Sani Is, Anwar, Damhuri, Abbas dan Fahruddin. Di Kecamatan Kampar dengan pelakunya Sipun, Maasin, Abbas Bay, SN Wirjasa, Abdul Hamid, dan H Muchtar Muhammad dan di tempat-tempat lain dengan pelaku yang lain pula. Di Kotapraja Pekanbaru sendiri, Kwartir Cabang Gerakan Pramuka belum terbentuk. Kegiatan kepramukaan di Kotapraja Pekanbaru dibina langsung oleh Kwartir Daerah. Sampai tahun 1963, saat gugusdepan 15 dan 16 yang berpangkalan di SPG Negeri Pekanbaru dan Gugusdepan 33 dan 34 yang berpangkalan di SMEA Negeri 1 Pekanbaru dikukuhkan, di Bengkalis belum terbentuk Kwartir Cabang Gerakan Pramuka. Namum di beberapa tempat seperti Bagansiapi-api, Selatpanjang, dan Dumai sudah berlangsung kegiatan keparamukaan dipimpin langsung oleh para mantan Pandu di sana.

Pada tahun 1962, tepatnya tanggal 7 sampai 9 April 1962, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka menyelenggarakan Musyawarah Andalan Pusat dan Daerah disingkat ANPUDA pertama di Bogor. Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Riau mengirim utusan terdiri dari Kapten Amiruddin dan Imam Satoto (Ketua dan Sekretaris Kwartir Daerah Riau), A Muin Sandjoko dan A Rusli Nasution dari Panitia/Majelis Pembimbing Daerah. Sekembalinya dari mengikuti Musyawarah ANPUDA I, Dikotapraja Pekanbaru dibentuk Kwartir Cabang Gerakan Pramuka, tetapi tidak tercatat siapa Ketua dan sekretarisnya, kapan dan oleh siapa personil Kwartir Cabang dilantik. Yang diperoleh informasinya hanya nama beberapa orang pengurus, antara lain Sardjoe sebagai Andalan Cabang urusan Putra (Ancutra), Nurbaiti sebagai Andalan Cabang urusan Putri (Ancutri) dan Hasibuan sebagai Andalan Cabang Urusan Kristen (Ancukris). Ini diketahui dari surat Pengantar Kwartir Daerah nomor OA/D.III/088/1962 tanggal 6 Juli 1962 kepada Andalan yang bersangkutan yang hanya dilampiri petikan Surat Keputusan Pengukuhan Kwartir Cabang Pekanbaru tanpa mencantumkan nama-nama Andalan yang lain.

Sementara itu di Tanjungpinang pada tanggal 21 Juli 1962 terjadi perubahan Pengurus Kwartir Cabang dengan susunan sebagai berikut:
1.Kisworo: Ketua merangkap Andalan Cabang Urusan Putra.
2.Sudirman: Andalan Cabang Urusan Sekretariat (Ancusek)
3.Najamuddin: Andalan Cabang urusan Keuangan (Ancukuang)
4.Sumira: Andalan Cabang Putri (Ancutri)
5.Suwarto: Andalan Cabang Urusan Latihan (Anculat)
6.R Muchtar: Andalan Cabang Urusan Perlengkapan (Ancuperkap)
7.Dalimi: Andalan Cabang Urusan Rohani Islam (Ancuris)
8.Bernandus: Andalan Cabang Urusan Khatolik (Ancukat), dan Perwira pemeriksaan Angkatan Laut sebagai Andalan Cabang Urusan Samudra (Ancudra) Susunan panitia/Majelis Pembimbing tidak mengalami perubahan.

Pada tanggal 7-16 Agustus 1963, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka menyelenggarakan musyawarah ANPUDA II di Jakarta. Kwartir Daerah Riau mengirim 3 orang utusan dipimpin oleh A Muis Sadjoko dari panitia Pembimbing Daerah, Kapten Amiruddin dan Herry Caksono dari Kwartir Daerah sebagai anggota. Sekembali dari mengikuti ANPUDA II, Kwartir Daerah Riau menyelenggarakan Kursus Pembina (dengan kurikulum Kursus Penuntun Pandu) bertempat di SPMA (Sekolah Pertanian Menengah Atas) perhentian Marpoyan. Pesertanya sebagian besar guru-guru Sekolah Dasar di Kotapraja Pekanbaru. Lulusan kursus yang dipimpin oleh Syafitri S inilah yang membentuk gugusdepan-gugusdepan di Kotapraja Pekanbaru.

Memasuki tahun 1964, tidak ada perkembangan yang berarti di lingkungan Gerakan Pramuka di Riau. Hal ini anatara lain karena kesulitan dana dan kurangnya tenaga di Kwartir Daerah. Sampai tahun 1964 ini belum ada informasi tentang pembentukan Kwartir Cabang Kampar dan Bengkalis. Namun di semua kabupaten baik yang sudah ada Kwartir Cabangnya maupun yang belum, baik di tingkat Gugusdepan dengan latihan mingguan maupun di tingkat Kwartir/Kabupaten. Pada akhir tahun 1964, Kwartir Daerah Riau mengirim peserta kursus Pembina Pramuka yang diselenggarakan oleh Kwartir Nasional tanggal 8 November sampai 15 Desember 1964 di Jakarta. Kursus ini dilaksanakan dalam persiapan Pembentukan Cor Daerah (Kelompok Pelatihan Pembina Pramuka sebagai: “jantung” yang menggerakan kegiatan kepramukaan di daerah). Peserta yang berjumlah 7 orang, masing-masing Syafitri S, Jamal Janait dari Kwartir Daerah; Alinas, Maradjab Mars, Suryati Tahsur dari Kwartir Cabang Indragiri (Rengat), Sukamdi dan Maryanto dari Tembilahan. Setelah selesai mengikuti kursus yang berlangsung 5 minggu, Sjafri S ditunjuk sebagai Nayawan Cor Daerah disingkat NCD (suatu perangkat Kwartir Daerah yang bertugas menyelenggarakan pelatihan bagi anggota Dewasa Gerakan Pramuka), 6 orang lainnya sebagai anggota Cor Daerah.

Sementara itu, pada tanggal 12 Agustus 1965 Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Riau, R Soebrantas S meresmikan berdirinya Kwartir Cabang Indragiri Hilir dalam suatu upacara di lapangan Kota Tembilahan setelah Kabupaten Indragiri dimekarkan menjadi Indragiri Hulu dengan Ibukota Rengat Indragiri Hilir dengan Ibukota Tembilahan Pengurus Kwartir Cabang Indragiri Hilir pada saat peresmian terdiri dari:

1.Ahmad Muhammad: Ketua
2.Irham Mas: Sekretaris
3.Ridwan As, Maryanto dkk: Andalan

Kepengurusan ini berlangsung dari tahun 1965 hingga 1968, selanjutnya Kwartir Cabang Indragiri Hilir dipimpin oleh Baharuddin Latief 1968-1973, Widoto 1973-1974, Irham Mas 1974-1978, Drs Badrun A Saleh 1978-1982, 1982-1985, 1985-1988, R Yala 1988-1991, Dr Raihana Ara 1991-1994, Drs Badrun A Saleh 1994-1996, Masdjuri Hasan, 1996-1999, dan Drs Syaid Syarifuddin 1999-2004.
dikutip dari : http://www.kwardariau.org/organisasi.php?act=full&kat=13&id=28