Tampilkan postingan dengan label Kabupaten. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kabupaten. Tampilkan semua postingan

Lambang/Logo Kabupaten Padang Lawas - Sumatera Utara

17 Comments
Logo Kabupaten Padang Lawas - Provinsi Sumatera Utara
Waisai, ardi-lamadi.blogspot.com - Kabupaten Padang Lawas adalah kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia, yakni hasil pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan.
Kabupaten ini resmi berdiri sejak diundangkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 38 Tahun 2007, tepatnya pada tanggal 10 Agustus 2007, bersamaan dengan dibentuknya Kabupaten Padang Lawas Utara, menyusul RUU yang disetujui pada 17 Juli 2007. Ibukota kabupaten ini adalah Sibuhuan. Kepala Daerah yang pertama kali memimpin Kabupaten Padang Lawas adalah Pj. Bupati, Ir. Soripada Harahap.
Baca Juga :
Sesuai hasil Pemilukada Kabupaten Padang Lawas pertama yang dihelat pada Tahun 2008, kepala daerah terpilih adalah Bupati Basyrah Lubis, SH dan Wakilnya H. Ali Sutan Harahap (TSO).
Kabupaten Padang Lawas sempat dipimpin H. Ali Sutan Harahap (TSO) yang sebelumnya merupakan Wakil Bupati karena Bupatinya diberhentikan oleh Mendagri tanpa didampingi seorang Wakil Bupati hingga berakhirnya sisa periode 2008 - 2013.
Peta Kabupaten Padang Lawas (wikipedia)
Pada Tahun 2013, Setelah Kabupaten Padang Lawas melaksanakan perhelatan Pemilukada kedua kalinya untuk periode 2013 - 2018, Kabupaten ini dipimpin kembali oleh H. Ali Sutan Harahap (TSO) sebagai Bupati dan drg. Ahmad Zarnawi Pasaribu, Cht.
Arti Logo/Lambang Daerah Kabupaten Padang Lawas
Peraturan Daerah Kabupaten Padang Lawas No. 01 Tahun 2009 tentang Lambang Daerah
Isi logo / Lambang Daerah terdiri dari beberapa bagian antara lain :
  1. Potensi Primadona Daerah yang dituangkan dalam gambar/ label Siala Sampagul dibagi tiga bagian yaitu :
    1. Pohon Sawit (Warna Hijau dengan buah merah hati);
    2. Pohon Karet (Warna Coklat);
    3. Pertanian (Warna Kuning persawahan);
  2. Bukit Barisan yang diartikan bahwa sumber daya alam yang memberikan kemakmuran kepada masyarakat.
  3. Harapan dari masyarakat kabupaten yang dituangkan dalam logo adalah:
    1. Buku / kitab menggambarkan harapan masyarakat Padang Lawas sebagai masyarakat yang berilmu dan agamais;
    2. Kubah mesjid menggambarkan harapan masyarakat yang taat beragama yang mengakui Ketuhanan Yang Maha Esa;
    3. Padi dan kapas menggambarkan harapan masyarakat yang sejahtera;
  4. Semboyan / Selogan lambang daerah ini mempunyai moto "Rim Nitahi Dogogona" yang berarti atas musyawarah segenap unsur pemerintahan dan unsur masyarakat lainnya mempunyai kekuatan yang utuh untuk mencapai tujuan bersama;
  5. Lambang daerah ini berbentuk oval dengan pinggiran bergaris warna kuning;
  6. Rantai melambangkan  hubungan kekeluargaan masyarakat yang tidak terpisahkan karena ikatan keterikatan Dalihan Natolu;
  7. Tombak dan Pedang melambangkan keadilan;
  8. Ulos warna merah, biru tua, dan hitam dengan manik warna putih, hitam dan merah melambangkan budaya adat Batak Mandailing, melambangkan adat Batak;
  9. Tulisan pada Ulos adalah Padang Lawas;
  10. Siala Sampagul menggambarkan kekompakan masyarakat dan menggambarkan bahwa Kabupaten Padang Lawas adalah pecahan dari Kabupaten induk Tapanuli Selatan;
  11. 2 (Dua) sungai melambangkan sejarah keberadaan penduduk bermukim disekitar sungai pada sekitar sungai Barumun dan sungai Sosa yang bergabung dalam kesatuan wilayah masyarakat Padang Lawas;
  12. Pengertian warna logo adalah :
    1. Hijau artinya kesejukan dalam kehidupan bermasyarakat;
    2. Merah artinya berani memperjuangkan kemakmuran;
    3. Kuning artinya keadaan hidup yang gemilang;
    4. Putih artinya tekad yang suci;
    5. Hitam artinya kekal dan abadi;
    6. Biru artinya kesetiaan dan kejujuran dalam bermasyarakat;
Sumber Artikel : 
Wikipedia
padanglawaskab.go.id

Lambang/Logo Kabupaten Muna Barat (MUBAR) - Sulawesi Tenggara

15 Comments
Logo Kabupaten Muna Barat (MUBAR)
Waisai, 999-logo.blogspot.com - Kabupaten Muna Barat atau disingkat Mubar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara, hasil pemekaran dari Kabupaten Muna pada pertengahan tahun 2014. Ibukota Kabupaten Muna Barat terletak di Laworo, Kecamatan Sawerigadi.

Pemerintahan Daerah

Pemerintahan Kabupaten Muna Barat berbentuk daerah kabupaten otonom yang dipimpin oleh seorang Bupati dan Wakil Bupati. Untuk sementara daerah ini dipimpin oleh Pelaksana Tugas Bupati yang ditunjuk langsung oleh Gubernur Sulawesi Tenggara. Pelaksana Tugas Bupati Kabupaten Muna Barat saat ini dilaksanakan oleh Radjiun Tumada.
Baca Juga :

Wilayah Administratif

Kabupaten Muna Barat dengan ibukotanya Laworo secara administratif terdiri atas 11 kecamatan definitif yang selanjutnya terdiri atas 86 unit desa dan 5 Unit Pemukiman Transimigrasi (UPT).
Peta Kabupaten Muna Barat (petatematikindo.files.wordpress.com/)
Berikut adalah kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Muna Barat.

  1. Kecamatan Lawa
  2. Kecamatan Tiworo Kepulauan
  3. Kecamatan Sawerigadi
  4. Kecamatan Maginti
  5. Kecamatan Barangka
  6. Kecamatan Kusambi
  7. Kecamatan Wadaga
  8. Kecamatan Tiworo Tengah
  9. Kecamatan Tiworo Utara
  10. Kecamatan Tiworo Selatan
  11. Kecamatan Napano Kusambi

Batas Wilayah

Batas wilayah Kabupaten Muna Barat adalah sebagai berikut:
  1. Utara : Kabupaten Konawe Selatan
  2. Selatan : Kabupaten Muna
  3. Barat : Kabupaten Bombana
  4. Timur : Kabupaten Muna

Agama

Masyarakat Kabupaten Muna Barat sebagian besar beragama Islam dan hanya ada sebagian kecil beragama Hindu dan Kristen Protestan. Minoritas Hindu dan Kristen umumnya dapat dijumpai pada unit pemukiman transmigran.

Sosial Kependudukan

Berdasarkan Sensus Ekonomi Kependudukan tahun 2010, jumlah populasi penduduk Kabupaten Muna Barat adalah sebanyak 83.364 jiwa, dengan kepadatan penduduk mencapai 81,5 jiwa/km2.
Masyarakat Kabupaten Muna Barat merupakan masyarakat heterogen yang berpendudukkan beragam suku. Suku utama yang mendiami daerah ini adalah Suku Muna. Selain itu di daerah ini dihuni pula oleh penduduk transmigran yang berasal dari Jawa, Bali, dan Maluku.

Artikel dikutip dari Wikipedia