Request Logo by Prasetya Edi Angkasa
Satuan Bravo 90 (disingkat Satbravo-90) terbilang pasukan khusus Indonesia yang paling muda pembentukannya. Baru dibentuk secara terbatas di lingkungan Korps Pasukan Khas TNI-AU pada 1990, Bravo berarti yang terbaik. Konsep pembentukannya merujuk kepada pemikiran Jenderal Guilio Douchet:
Lebih mudah dan lebih efektif menghancurkan kekuatan udara lawan dengan
cara menghancurkan pangkalan/instalasi serta alutsista-nya di darat
daripada harus bertempur di udara. Motto: Catya Wihikan Awacyama Kapala
artinya Setia, Terampil, Berhasil.
Pengukuhan Satuan Bravo-90
Dikukuhkan pada tanggal 16 September 1999 oleh KSAU Marsekal Hanafie
Asnan. Dalam melaksanakan operasinya, Bravo dapat juga bergerak tanpa
identitas. Bisa mencair di satuan-satuan Paskhas, atau seorang diri.
Layaknya dunia intelijen Bukan main-main, Bravo-90 juga melengkapi
personelnya dengan beragam kualifikasi khusus tempur lanjut, mulai dari
combat free fall, scuba diving, pendaki serbu, teknik terjun HALO (High
Altitude Low Opening) atau HAHO (High Altitude High Opening), para
lanjut olahraga dan para lanjut tempur (PLT), dalpur trimedia (darat,
laut, udara), selam, tembak kelas 1, komando lanjut serta mampu
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan sarana multimedia.
Pasukan elite ini juga kebagian jatah untuk berlatih menembak dengan
menggunakan peluru tajam tiga kali lipat lebih banyak dari pasukan
reguler lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk melatih ketepatan dan
kecepatan mereka untuk bertindak dalam waktu sepersekian detik.
Struktur Organisasi Satuan Bravo-90
Satbravo mempunyai 3 detasemen yang disebutDetasemen 901, 902 dan 903
Detasemen 901 mempunyai spesialisasi intelijen, Detasemen 902
berkualifikasi spesialisasi aksi khusus dan Detasemen 903 spesialisasi
bantuan teknik khusus. Tapi sebenarnya 3 detasemen itu mempunyai
keahlian yang merata di bidang counter terrorism. Pasukan anti teror
baret jingga ini juga kerap berlatih dengan “kakak2 “nya di Gultor Kopassus, Kopaska TNI-AL dan Den Jaka Marinir
Bravo saat ini sudah memiliki fasilitas pertempuran jarak dekat
(CQB). Bahkan untuk latihan pembebasan sandera di pesawat, Bravo
langsung melaksanakannya di dalam pesawat baik milik TNI-AU maupun PT.
DI.
Bravo juga menjadi pasukan khusus pertama di Indonesia yang mampu
menguasai ilmu bela diri Stema yang merupakan ciri khas dari pasukan
elite Rusia.
Tahap Pendidikan Bravo-90
Pendidikan Bravo sekitar 6 bulan. Dilaksanakan di Pusdiklat Paskhas
khususnya Satdik 02 Lanjut dan Satdik 03 Khusus. Anggotanya diseleksi
dari siswa terbaik peringkat 1-40 lulusan sekolah komando Paskhas dan
personel aktif di skuadron/Wing. Semua diseleksi ketat mulai dari IQ,
kesemaptaan, keahlian spesialisasi militer yang dibutuhkan, serta
kesehatan. Semua dengan asistensi lembaga TNI-AU yang berkompeten dengan
bidang masing–masing. Tampaknya para pelatih Detasemen Penanggulangan
Teror “ala” Pasukan khusus TNI-AU ini tak main–main. Peluru tajam
digunakan dalam latihan tahap akhir. Alhasil para calon Bravo juga penuh
perhitungan, cermat, cepat, sekaligus tepat dalam bertindak. Bertempur
total dan habis – habisan. Itulah kesimpulan akhir pendidikan Bravo.
Mereka tercetak menjadi prajurit elite Paskhas yang siap diterjunkan di
mana saja di seluruh Indonesia. Setelah lulus, para personel Bravo muda
ini berhak atas brevet bravo, lambang, Call Sign dan perlengkapan tempur
standar Bravo lainnya. Mereka juga dibagi ke dalam 3 tim Alfa dan Tim
Ban Nik. Bagi para personel Bravo yang telah dianggap senior, bisa
dipindahkan ke Tim khusus yang tak lain “berisi” prajurit Bravo
berkemampuan di luar matra udara yaitu Frogmens yang mampu melakukan
infiltrasi lewat laut, Selam Tempur, UDT, EOD, Zeni Demolisi,
Penerbangan, elektronika dll.
Sumber artikel :wikipedia
Mas Ardi bisa minta tolong dikirimkan file vectornya ke email saya : edi_angkasa@yahoo.com. Terima kasih
BalasHapusSudah ya !!!
Hapus