Dikutip langsung dari gorajaampat.com, situs resmi Pariwisata Raja Ampat
MENUJU RAJA AMPAT
Rute yang umum ditempuh para wisatawan untuk mencapai kepulauan Raja Ampat saat ini adalah dengan cara menempuh perjalanan udara ke kota Sorong, Papua Barat. Saat tulisan ini dibuat, penerbangan yang mendarat di pelabuhan udara Kota Sorong (SOQ), yaitu pelabuhan udara Domine Edward Osok, adalah penerbangan yang berasal dari kota Manado (MDC), Ambon ( AMQ), Makassar(UPG), Denpasar (DPS) dan penerbangan langsung dari kota Jakarta (CKG). Maskapai yang melayani penerbangan ke kota Sorong di antaranya adalah: Sriwijaya Air, Batavia Air, Merpati, Express Air, dan Lion Air.
Tidak ada rute penerbangan Internasional yang langsung menuju kota Sorong. Bagi anda wisatawan yang datang dari luar Indonesia sperti Malaysia, Singapore dan Australia, anda bisa menemukan rute penerbangan penghubung ke kota Sorong dari kota Jakarta, Denpasar dan Makassar. Perhatikan peta penerbangan di atas dengan seksama.
Foto: Bandar Udara Domine Edward Osok, Kota Sorong. Papua Barat, Indonesia.
Dari Sorong perjalanan menuju ke Kepulauan Raja Ampat dilanjutkan dengan menggunakan kapal Ferry Marina Express, kapal Ave Maria atau menyewa speed boat dari Pelabuhan Rakyat, kota Sorong. Waktu keberangkatan untuk kapal Ferry Marina Express adalah pukul 14.00 waktu setempat dan kapal Ave Maria biasanya berangkat dalam rentang waktu 1-2 jam setelahnya.
Foto: Kantor Pelabuhan Rakyat, Kota Sorong dan turis berpose di depan Kapal Ave Maria
Bagi anda yang berniat untuk menyewa kapal speedboat untuk menyeberang ke Kepulauan Raja Ampat, waktu yang ideal untuk menyeberang adalah sebelum pukul 12.00 waktu setempat atau sebelum air laut naik akibat gelombang pasang. Bentuk kapal speedboat yang biasanya lebih kecil dibandingkan kapal Marina Express membuatnya lebih peka terhadap goncangan gelombang pasang.
Satu catatan khusus yang sebaiknya dipatuhi oleh siapa pun yang ingin menyeberang ke Kepulauan Raja Ampat dengan menggunakan speedboat adalah; bila Nahkoda kapal anda memutuskan untuk menunda keberangkatan kapal akibat cuaca buruk atau gelombang pasang atau suatu hal lain. maka anda harus mematuhinya. Sebaiknya jangan coba menegoisasi atau memaksakan keberangkatan anda dan rombongan kepada Nahkoda kapal. Para nahkoda dan awak kapal yang beroperasi di perairan papua barat dan kepulauan Raja Ampat ini adalah para professional yang tumbuh dan ditempa oleh alam di perairan tersebut. Mereka memiliki insting dan kepekaan tersediri terhadap gejala-gejala alam dan cuaca yang terjadi.
Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat pun menyadari adanya kekurangan dalam ketersediaan alternatif transportasi lain selain jalur laut untuk mencapai kepulauan Raja Ampat. Sebagai solusinya, sebuah bandar udara yang diberi nama Bandar Udara Marinda telah dibangun oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat di dekat lokasi ibukota kabupaten Raja Ampat, Waisai. Peresmian penggunaan fasilitas bandar udara ini dilakukan oleh Menteri Perhubungan Republik Indonesia E.E Mangindaan bersama Gubernur Papua Barat Abraham O. Atururi dan Bupati Kabupaten Raja Ampat Drs. Marcus Wanma MSi bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Raja Ampat ke 9 pada tanggal 9 Mei 2012. Peresmian bandar udara ini ditandai dengan pendaratan pesawat twin otter (baling-baling ganda) berkapasitas 30 orang.
Bandar udara Marinda yang baru diresmikan ini telah memiliki fasilitas terminal penumpang dan berbagao fasiltas lainnya. Bandar udara ini rencananya akan terus dibangun dan dikembangkan penggunaannya sehingga bukan hanya melayani rute penerbangan antara kabupaten di sekitar Raja Ampat, namun juga melayani penerbangan domestik nasional dari berbagai kota besar di Indonesia tanpa harus singgah di kota Sorong. (wbp)
0 Komentar