![]() |
Logo Politeknik Banjarnegara |
Sesuai dengan tujuan Negara Republik Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pendidikan sangat perlu dikembangkan. Hal tersebut dilakukan guna memberikan kesempatan kepada semua warga negara untuk sumberdaya manusia sebagai pelaku pembangunan, dengan demikian untuk meningkatkan kualitas tenaga manusia perlu adanya pendidikan yang terarah, baik pendidikan formal maupun informal.
Data tahun 2005 sampai dengan 2007 menunjukkan bahwa selama tiga tahun terakhir jumlah lulusan SMU/SMK yang ada di Banjarnegara menunjukkan peningkatan sebanyak 42,17 persen. Sedangkan jumlah lulusan yang melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi terdapat peningkatan rata-rata sebanyak 3 persen per tahun. Input yang sangat signifikan perlu dikelola dalam wadah institusi pendidikan keterampilan sehingga mampu menjadi lulusan yang siap pakai dan penuh keunggulan (completence graduate).
Fakta menunjukkan bahwa seluruh lulusan yang dihasilkan oleh sekolah menengah di Kabupaten Banjarnegara tidak mungkin seluruhnya tertampung di Perguruan Tinggi Negeri, hal ini disebabkan karena daya tampung masing-masing PTN terbatas. Atas dasar latar belakang fakta dan pemikiran tersebut maka pada kesempatan kunjungan Mendiknas ke Kabutapen Banjarnegara, Mendiknas memberikan masukan agar Kabupaten Banjarnegara Mendirikan Politeknik yang lebih cocok dengan kebutuhan Nasional dan daerah yang bersangkutan, menyiapkan tenaga Ahli madya siap pakai.
Melalui program hibah DITJEN DIKTI pada tanggal 11 Juni 2008 ijin operasional Politeknik Banjarnegara resmi diterima setelah sebelumnya Pemda Kabupaten Banjarnegara dan DITJEN DIKTI menandatangani MoU, melalui proses seleksi proposal yang panjang mengingat Progam Hibah Pendirikan Politeknik Baru DITJEN DIKTI diperebutkan oleh 26 Kabupaten/Kota dan Proposal Pemda Kabupaten Banjarnegara berhasil memperoleh nilai tertinggi diantara Proposal Kabupaten /Kota yang dinilai Tim Ditjen DIKTI. Pada awal berdiri Politeknik Banjarnegara memiliki 3 jurusan Agroteknologi, Kebidanan dan Malariologi (Kesehatan Lingkungan).
Data tahun 2005 sampai dengan 2007 menunjukkan bahwa selama tiga tahun terakhir jumlah lulusan SMU/SMK yang ada di Banjarnegara menunjukkan peningkatan sebanyak 42,17 persen. Sedangkan jumlah lulusan yang melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi terdapat peningkatan rata-rata sebanyak 3 persen per tahun. Input yang sangat signifikan perlu dikelola dalam wadah institusi pendidikan keterampilan sehingga mampu menjadi lulusan yang siap pakai dan penuh keunggulan (completence graduate).
Fakta menunjukkan bahwa seluruh lulusan yang dihasilkan oleh sekolah menengah di Kabupaten Banjarnegara tidak mungkin seluruhnya tertampung di Perguruan Tinggi Negeri, hal ini disebabkan karena daya tampung masing-masing PTN terbatas. Atas dasar latar belakang fakta dan pemikiran tersebut maka pada kesempatan kunjungan Mendiknas ke Kabutapen Banjarnegara, Mendiknas memberikan masukan agar Kabupaten Banjarnegara Mendirikan Politeknik yang lebih cocok dengan kebutuhan Nasional dan daerah yang bersangkutan, menyiapkan tenaga Ahli madya siap pakai.
Melalui program hibah DITJEN DIKTI pada tanggal 11 Juni 2008 ijin operasional Politeknik Banjarnegara resmi diterima setelah sebelumnya Pemda Kabupaten Banjarnegara dan DITJEN DIKTI menandatangani MoU, melalui proses seleksi proposal yang panjang mengingat Progam Hibah Pendirikan Politeknik Baru DITJEN DIKTI diperebutkan oleh 26 Kabupaten/Kota dan Proposal Pemda Kabupaten Banjarnegara berhasil memperoleh nilai tertinggi diantara Proposal Kabupaten /Kota yang dinilai Tim Ditjen DIKTI. Pada awal berdiri Politeknik Banjarnegara memiliki 3 jurusan Agroteknologi, Kebidanan dan Malariologi (Kesehatan Lingkungan).
dikutip dari : http://www.polibara.ac.id/sejarah-singkat.html
0 Komentar