Logo Wing I Pasukan Khas Angkatan Udara ( Paskhas AU ) Harda Marutha

Request logo by Novi Alim Murdani
Sejalan dengan penyempurnaan organisasi di jajaran Pasukan TNI AU sejak lahirnya Pasukan Khas TNI AU sampai sekarang, maka organisasi Wing I Paskhaspun mengalami berbagai perombakan. Perubahan ini mengikuti dinamika yang terjadi pada tubuh organisasi Korpaskhas secara keseluruhan.

Perkembangan jaman dan situasi makro dari waktu ke waktu, memang menuntut adanya reorganisasi yang disesuaikan dengan situasi, kondisi dan tuntutan tugas yang harus diemban oleh TNI, khususnya TNI AU serta Paskhas. Perubahan tersebut juga seiring dengan perubahan-perubahan sebutan nama Satuan mulai dari nama PPP, PGT, KOPPAU, Kopasgat, Puspaskhasau sampai dengan sebutan yang dikenal dengan nama Korpaskhas.

Dengan turunnya Keputusan Kasau Nomor : Kep/22/III/1985 tanggal 11 Maret 1985, nama Kopasgat berubah menjadi Pusat Pasukan Khas TNI AU (Puspaskhasau). Selanjutnya, berdasarkan keputusan Pangab Nomor : Skep/9/VII/1997 tanggal 7 Juli 1997, nama Puspaskhasau berubah menjadi Korpaskhas. Perubahan dari istilah “Pusat” menjadi “Korps” berarti juga perubahan dari tingkat Badan Pelaksana Pusat (Balakpus) menjadi Komando Utama Pembinaan (Kotamabin) TNI AU. Hal ini menunjukan adanya perubahan organisasi sesuai dengan perubahan istilah dan status yang diembannya. Istilah Komandan Puspaskhasau (Danpuspaskhasau) otomatis juga berubah menjadi Komandan Korpaskhas (Dankorpaskhas). Perubahan organisasi secara langsung juga terjadi dijajaran bawahnnya yang ditandai dengan munculnya nama “Wing”. Dengan demikian lahirlah Wing I Paskhas, termasuk Wing I Paskhas “Hardha Marutha”.

Dalam rangka pembenahan dan peningkatan satuan Paskhas, berdasarkan Peraturan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Nomor Perkasau/53/VIII/2008 tanggal 13 Agustus 2008 tentang penyempurnaan Pokok-Pokok Organisasi Korpaskhas TNI AU dan Peraturan Komandan Korpaskhas Nomor Perdankorpaskhas/56/IX/2009 tanggal 7 September 2009 tentang Prosedur dan Mekanisme Kerja Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara, maka dibentuklah satu Batalyon baru yakni Batalyon 467 Paskhas yang berkedudukan di Jakarta, sehingga Wing I Paskhas membawahi Batalyon 461 Paskhas di Jakarta, Batalyon 462 Paskhas di Pekanbaru, Batalyon 465 Paskhas di Pontianak, Batalyon 467 Paskhas di Jakarta, Kompi A BS Paskhas di Medan, Kompi B BS Paskhas di Subang, Kompi G BS Paskhas di Lhokseumawe dan Kompi G BS Paskhas di Banda Aceh.


1. Aktivitas

Aktivitas yang dilaksanakan di Wing I Paskhas beserta jajarannya diselenggarakan dengan mengacu pada tugas pokok dan tungsinya. Untuk itu, Wing I Paskhas terus berupaya untuk melaksanakan pembinaan terutama untuk terus berusaha meningkatkan sumber daya manusia (SDM)-nya dengan berbagai kegiatan latihan, mengirim para prajuritnya untuk mengikuti pendidikan-pendidikan, santiaji-santiaji, pembinaan rohani/mental para prajurit, dan evaluasi kegiatan sehabis latihan maupun penugasan. Tujuan akhir dan semua kegiatan tersebut adalah demi suksesnya pelaksanaan tugas-tugas yang diemban oleh Wing I Paskhas beserta jajarannya.

Latihan yang dilaksanakan dapat berupa latihan rutin sesuai dengan program latihan yang telah dibuat dan sifatnya mandiri (intern) di Satuan jajaran Wing I Paskhas seperti latihan menembak, baik jenis senjata perorangan (Senapan dan Pistol) maupun jenis senjata kelompok (Minimi, GPMG, SMB, Triple Gun, QW3), latihan Rappeling dan Fast Rope, latihan Hanud Titik (Posko Hanud dan gelar satbak), latihan Jumping Master, Satpur, Sarpur, Dallan, Dalpur, Force Down dan latihan gelar alat komunikasi/radio.

Latihan juga dilakukan dalam bentuk Antar Satuan baik dengan Satuan-satuan yang ada di jajaran Korpaskhas (latihan terpadu Korpaskhas) seperti latihan pemantapan Dalpur, Dallan dan Sarpur yang dilaksanakan secara terpusat di Wing III Diklat Paskhas, maupun intern TNI AU seperti latihan Rajawali Perkasa, Jalak Sakti, Tutuka dan Angkasa Yudha. Latihan Gabungan TNI yaitu PPRC sedangkan latihan bersama dengan negara lain seperti latihan terjun dengan Pasukan Udara Amerika Serikat “Teak Iron”, Elang Malindo, Indopura dan lain-lain.

Selain latihan yang bernuansa militer, jajaran Wing I Paskhas juga melaksanakan latihan seperti PHH yang tujuannya untuk menyiapkan prajurit jika ditugaskan untuk membantu Kepolisian bersama-sama Satuan TNI Iainnya seperti tugas dalam Pengamanan Tidak Langsung (Pamtaksung) Pemilu, Pamtaksung Sidang Umum MPR dan Pengamanan lbu Kota untuk menghalau massa demontrasi dan kerusuhan-kerusuhan yang terjadi seperti pada awal era Reformasi pada bulan Mei 1997.

Di samping itu, jajaran Wing I Paskhas juga terus membina fisik para prajuritnya rnelalui olah raga, baik olah raga militer (ormil) maupun olah raga urnum (orum). Wing I Paskhas pernah rnengadakan perlombaan-perlornbaan yang bersifat intern bahkan gabungan dengan Satuan lain maupun dengan masyarakat umum seperti pada perlombaan menembak yang diikuti oleh para pejabat TNI AU, mantan pejabat TNI AU dan dan masyarakat (Perbakin) serta dan Satuan-satuan TNI Iainnya.

OIah raga umum seperti bela diri, sepak bola, bola volly, tenis meja dan lain-Iainnya secara rutin dilaksanakan baik di Mawing I Paskhas maupun di Satuan-satuan jajarannya. Bahkan pembinaan olah raga untuk ibu-ibu Pia Ardhya Garini dijajaran Wing I Paskhas juga terus dilakukan untuk mendukung kesehatan keluarga prajunit dan dalam rangka memperenat hubungan sosial sesama istri prajurit Paskhas.



2. Penugasan-penugasan

Wing I Paskhas merupakan Satuan yang relatif baru, yang berdiri pada 16 September 1999. Walaupun begitu, Satuan-satuan yang berada di jajarannya sudah banyak melakukan tugas-tugas operasi, baik berupa tugas-tugas pertahanan maupun pengamanan serta tugas-tugas bakti TNI dan bakti sosial, jauh sebelum Wing I Paskhas ada. Adapun tugas-tugas yang pernah diemban oleh Satuan-satuan di jajaran Wing I Paskhas dapat dilihat dalam tabel berikut :



a.    Penugasan Dalam Negeri

1)  Operasi Trisula I, 1975

2)   Operasi Parikesit I, Timor-Timur, 1978-1979

3)   Operasi Parikesit II, Timor-Timur, 1979

4)   Operasi Segar I, 1980-1981

5)   Operasi Geser Timor-Timur, 1981-1999

6)   Operasi Bhakti Cilia Jaya I, 1982

7)   Operasi Pandawa, 1982

8)   Operasi Siaga Natuna, 1982-2002

9)   Operasi Geser Pekanbaru, 1982-1990

10) Operasi Penangkal Jaya, 1984

11) Operasi Rajawali IV, Timor-Timur, 1998-1999

12) Operasi Pemulihan Keamanan, NAD, 1999-2004

13) Satgab Intelijen TNI (SGI), Maluku, 2000-2001

14) Yon Gab TNI, Maluku 2000-2002



b.    Penugasan Luar Negeri

1)  Kontingen Garuda VIII Mesir, 1977-1978

2)  Kontingen Garuda XVII-3 Phillippines, 1980-1981

3)  Kontingen Garuda IX (UNIMOG) Irak, 1989-1990

4)  Observer Perdamaian Bosnia, 1993

5)  Operasi Perdamaian Bosnia, 1996-1997

6)  Kontingen Garuda Unifil Lebanon 2007-sekarang

7)  Kontingen MONUC Congo, 2009-sekarang


Selain tugas-tugas operasi seperti yang telah disebutkan di atas, Satuan-satuan jajaran Wing I Paskhas juga melaksanakan tugas –tugas pengamanan Satuan Radar TNI AU seperti Pam Satrad 211 Tj. Kait, Satrad 212 Ranai, Satrad 213 Tj. Pinang, Satrad 214 Pemalang, Satrad 216 Cibalimbing, Satrad 231 Lhokseumawe, Satrad 232 Dumai, Satrad 233 Sabang, Satrad 234 Sibolga, Posek I Jakarta, Posek III Medan serta pengamanan obyek-obyek  vital nasional seperti Pam PT Freeport di Timika Papua, PT Arun di Aceh, Pangkalan-pangkalan Udara beserta fasilitasnya dan pengamanan dalam rangka membantu kepolisian seperti pengamanan ibukota dan lain-lain.

Menyadari sepenuhnya bahwa TNI adalah bagian dari rakyat yang juga lahir dari rakyat, jajaran Wing I Paskhas juga melaksanakan tugas-tugas bhakti TNI yang dikenal dengan sebutan TNI Manunggal (dulu disebut ABRI Masuk Desa/AMD) di berbagadi daerah. Intinya, bersama-sama dengan rakyat membangun desa atau wilayah seperti pembuatan jalan, pembuatan mesjid, jembatan dan lain-lain agar roda perekonomian, keamanan dan aspek kehidupan lainnya di daerah tersebut dapat berjalan lebih baik lagi.

Jajaran Wing I Paskhas juga melaksanakan tugas-tugas bhakti sosial dan kemanusiaan seperti bantuan dalam menolong korban banjir, korban gempa bumi, korban tsunami, kecelakaan pesawat dan bencana alam lainnya.



Paskhas sebagai Pasukan Para Komando dan Merupakan Bagian Integral TNI Angkatan Udara



Dimensi masa yang akan datang atau sering disebut dengan istilah ‘Dimensi Masa Depan” merupakan suatu masa dimana setiap bangsa di dunia ini bercita-cita untuk mencapai sesuatu keinginan dan tujuan tertentu, yang jauh lebih baik, maju, dan lebih modern dan kondisi sekarang. Di dalam dunia kedirgantaraan, khususnya di dalam kekuatan Angkatan Udara, setiap negara termasuk Indonesia, juga terdapat suatu cita-cita yang menginginkan kondisi yang lebih baik lagi dan kondisi sekarang. Apalagi jika dikaitkan dengan semakin beratnya tugas, tanggung jawab dan situasi global yang harus dihadapi.

Kekuatan Dirgantara (Air Power) merupakan bagian integral dan potensi nasional suatu negara yang pada dasarnya digunakan untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan rakyatnya serta untuk pertahanan dan keamanan. Penggunaan kekuatan dirgantara untuk kepentingan kesejahteraan rakyat suatu bangsa merupakan sarana untuk menunjang perekonomian nasional dan ikut berperan bagi kehidupan rakyatnya.

Dalam upaya tersebut harus didukung dengan stabilitas keamanan suatu bangsa yang mantap dan terkendali agar dapat saling menunjang dalam penggunaan untuk kedua jenis kepentingan tersebut.

Sejalan dengan berbagai aspek kepentingan di suatu negara, aspek pertahanan dan keamanan rnerupakan faktor yang juga ikut menentukan dalam menjamin kelangsungan hidup negara tersebut. Sebab suatu negara tanpa mampu mempertahankan negara serta memelihara keamanan negaranya terhadap ancaman dan gangguan yang timbul, maka bangsa itu tidak akan dapat membangun serta tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidup bangsanya.

Dengan demikian suatu upaya yang diusahakan dan setiap negara adalah membangun kekuatan tentara/militer yang disesuaikan dengan kondisi geografis negaranya.

Kekuatan Dirgantara khususnya kekuatan militernya yaitu TNI Angkatan Udara sebagai bagian integral dan TNI mau tidak mau juga harus tangguh dan kuat jika ingin dapat melaksanakan tugas dalam rangka mempertahankan keutuhan wilayah dirgantara nasional Indonesia. Berat rasanya jika dengan keadaan kekuatan yang terbatas untuk dapat mempertahankan wilayah dirgantara nasional yang begitu luas. OIeh karena itu, sudah seharusnya negara Indonesia memperkuat jajaran TNI AU nya dengan melengkapi pesawat-pesawat terbang yang modern beserta fasilitas Iainnya.

Paskhas merupakan pasukan yang berciri khas matra udara dan merupakan bagian integral dan TNI AU yang bersama-sama Satuan lain di jajaran TNI AU maupun jajaran TNI pada umumnya, terus mengemban tugas-tugas sejak kelahirannya sampai sekarang. Prajurit-prajurit Paskhas yang dibekali dengan kualifikasi Para Komando, disamping dituntut harus mampu dalam hal kedirgantaraan (seperti pengoperasian pangkalan udara), juga dituntut mampu berolah yudha dalam tiga media (Trimedia: di darat, laut dan udara). Hal ini telah dibuktikan selama melaksanakan latihan dan tugas-tugas operasi bersama-sama Satuan lain. Sebagai pasukan yang berciri khas matra udara dan berkemampuan Para Komando, berarti prajurit-prajurit Paskhas bukan saja dituntut mampu dalam olah fisik, tetapi juga harus mampu berolah pikir untuk dapat memahami hal-hal yang berkaitan dengan teknologi kedirgantaraan. Paskhas adalah Pasukan Para Komando Udara. Sebutan ini didasari atas tugas dan kualifikasi yang dimiliki oleh Paskhas yaitu disamping sebagai prajurit yang dituntut menguasai tentang kematra-udaraan juga dituntut untuk dapat bergerak sebagai pasukan Komando sesuai dengan kualifikasinya. Prajurit Para Komando Udara dituntut mampu memasuki daerah belakang lawan untuk mencapai posisi-posisi elemen Air Power lawan dengan berbagai cara dan media.

Tingkat latihan yang dimiliki memungkinkan mampu untuk menyusup melalui udara, laut dan darat serta mampu bertempur di darat. Tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi kedirgantaraan memungkinkan untuk melumpuhkan elemen-elemen Airpower penentu lawan dengan cara-cara yang tidak memancing opini dunia yang menyebabkan perang terbuka. Akhirnya kita bisa mengatakan : “lnilah citra Pasukan Khas TNI Angkatan Udara Masa Depan dalam memasuki awal
dan peradaban Millenium Ill”. Sebagai bagian integral TNI AU, berarti Paskhas harus mendukung tugas-tugas yang diemban TNI AU yang telah dipercayakan oleh negara. Sebagai bagian integral TNI AU, berarti pula bahwa Paskhas selalu melekat pada pangkalan-pangkalan udara sesuai dengan tugas pokoknya dan bertugas bersama-sama jajaran TNI jika ada kebijakan dan pimpinan. Paskhas sebagai pasukan Para Komando Udara harus mampu mempertahankan seluruh Pangkalan/Alutsist dan lnstalasi TNI AU dan segala bentuk ancaman baik yang datang secara vertikal maupun horizontal sehingga operasi udara secara keseluruhan dapat diselenggarakan dengan berhasil guna dan berdaya guna. Pangkalan TNI Angkatan Udara sebagai titik/tempat awal dari seluruh pergerakan operasi udara atau bisa juga disebut sebagai sarang burung, mempunyai nilai strategis yang sangat tinggi dan selalu menjadi sasaran utama musuh dalam setiap melaksanakan serangan. Begitu pentingnya Pangkalan TNI Angkatan Udara sehingga Prajurit Paskhas harus mampu mempertahankannya.

Dengan adanya penetapan Paskhas menjadi Kotamabin sesuai dengan Keputusan Pangab Nomor : Skep/9/VII/1997 tanggal 7 Juli 1997, Paskhas terus berupaya membenahi dan menata diri, salah satunya yaitu membentuk kembali Wing-Wing Paskhas termasuk Wing I Paskhas “Hardha Marutha”. Di lain sisi, pembenahan dalam pengadaan dan pembinaan personel terus dilakukan dengan maksud untuk membangun sumber daya manusia (SDM) Paskhas yang lebih modern. Paskhas masih mempunyal obsesi tentang personel tersebut yaitu “SDM”-nya harus terpilih secara prosedur pemilihan prajurit TNI, khususnya TNI AU dan Paskhas, dan segi mentalitas, akademis dan juga fisik.

Hal ini tidak terlepas dan pembinaan personel kita “Dwi Purwa Cendikia Wusana’. Jadi “Merah Putihnya” dahulu baru yang lain-lain. Artinya, kejiwaan atau mentalitasnya dahulu yang harus terpilih, teruji dan tersaring. Mentalitas yang dimaksud adalah mentalitas yang Pancasila, yang UUD 1945, yang Sumpah Prajunit dan yang Sapta Margais.

Sementara itu, dalam kaitannya dengan persenjataan dan peralatan, Paskhas juga masih mempunyai obsesi, yakni pensenjataan dan perlengkapan yang modern, sesuai dengan dinamika perkembangan jaman. Terutama senjata untuk menghadapi serangan dan udara, oleh karena itu, dalam dinamika pembangunan jajaran TNI dan TNI AU Paskhas masih sangat mengharapkan persenjataan yang lebih baik.

Dalam pada itu, dengan adanya perubahan status Paskhas tersebut, terbersit pemikiran dan keinginan prajurit-prajurit Paskhas termasuk dan jajaran Wing I Paskhas tentang kepangkatan Komandan Korpsnya (Dankor), “apakah tetap berbintang satu atau akan berbintang dua?”. Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus berbintang dua, Dankor Marinir berbintang dua dan Dankor Brimob dan Kepolisian pun berbintang dua. Sangat wajar sekali jika para prajurit Paskhas di Satuan manapun menginginkan Dankornya juga berbintang dua sejajar dengan pasukan-pasukan “elit” Indonesia Iainnya. Hal ini tentu harus melalui suatu pengkajian, balk masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Dan semuanya itu pasti tidak terlepas dan Pimpinan TNI AU dan Pimpinan tertinggi TNI.

Untuk membangun suatu kekuatan yang baik itu memang tidak mudah, perlu saling kerja sama unsur-unsur terkait, untuk itu tidak berlebihan kiranya jika para prajurit Paskhas dan jajaran Wing I Paskhas yang juga merupakan prajunit Paskhas dan prajurit TNI AU mempunyai keinginan-keinginan seperti yang telah diuraikan di atas. Dan wajar kiranya jika prajurit yang paling bawah/muda pun berharap bahwa Satuannya akan Ièbih maju di masa yang akan datang itulah “dimensi masa depan nya” .

sumber : http://tni-au.mil.id
0 Komentar