ARTI DAN MAKNA LAMBANG SATUAN
“ MACAN TUTUL CAKT “I
Request logo by Novi Alim Murdani
I. Makna Lambang Satuan.
a. Kuning dan merah adalah merupakan warna identitas korps Kavaleri TNI AD.
1. Warna kuning melambangkan kebesaran dan keagungan.
2. Warna merah melambangkan keberanian yang berlandaskan pada kebenaran.
b. Macan Tutul.
1. Macan Tutul merupakan binatang yang banyak terdapat di wilayah hutan kalimantan
Timur termasuk di wilayah Kutai Kartanegara. Macan Tutul merupakan binatang
yang memiliki karakteristik yang identik dengan Ranpur Kavaleri yaitu Macan tutul
merupakan binatang yang mempunyai kecepatan dalam melumpuhkan mangsanya.
Sifat ini identik dengan kemampuan Ranpur Kavaleri yang mampu bermanuver
dengan cepat sebagai keunggulan daya gerak satuan Kavaleri dalam
menghancurkan musuh.
2. Berdasarkan hal tersebut di atas maka lambang Satuan Denkav-1 / MTC
menggunakan sesanti ” MACAN TUTUL CAKTI ”.
c. Arti secara keseluruhan.
Kepala
Macan Tutul yang sedang mengaum memiliki arti bahwa Satuan Denkav -1
memiliki kemampuan layaknya seekor Macan Tutul yang mampu bergerak
dengan cepat dalam setiap tugas yang diemban untuk membela bangsa dan
negara.
II. Semboyan Denkav-1/MTC Dam VI/Mlw.
a. Semboyan Denkav - 1 / MTC Dam VI / Mlw adalah ” DALLAS BALANGSAR DADA ”.
Yang memiliki makna bekerja keras hingga tuntas dengan semangat baja sampai titik
darah penghabisan
b. Arti semboyan Denkav-1/MTC Dam VI/Mlw.
b. Arti semboyan Denkav-1/MTC Dam VI/Mlw.
1. Bekerja keras : Bahwa Prajurit Denkav-1/MTC Dam VI/Mlw mempunyai keinginan dan
semangat yang tinggi untuk bekerja keras dalam melaksanakan tugas.
2. Semangat Baja : Bahwa Prajurit Denkav-1/MTC Dam VI/Mlw dalam setiap pelaksanaan
tugas mempunyai semangat pantang menyerah dalam membela bangsa dan negara.
3. Sampai Tuntas : Bahwa Prajurit Denkav-1/MTC Dam VI/Mlw selalu melaksanakan tugas
yang diemban hingga tuntas.
4. Titik Darah Penghabisan : Bahwa Prajurit Denkav-1/MTC Dam VI/Mlw dalam tugasnya
membela bangsa dan Negara tidak mengenal kata menyerah hingga titik darah
penghabisan.
c. Arti secara keseluruhan. Bahwa Prajurit Denkav - 1/ MTC Dam VI / Mlw dalam setiap
pelaksanaan tugasnya selalu melaksanakan dengan semangat baja dan pantang menyerah
serta dilakukan hingga tuntas sampai titik darah penghabisan demi membela bangsa dan
negara.
Sejarah dan Tradisi Satuan Denkav-1/MTC
sumber : denkav1.mil.id
Sunday, 28 August 2011 09:57 |
DENKAV-1/MACAN TUTUL CAKTI
Bersama
pasang surutnya perjuangan bangsa Indonesia dalam mengisi kemerdekaan.
pepatah mengatakan “ Karena tak kenal maka tak sayang “. Untuk dapat
disayang perlu mengetahui sejarah singkat Detasemen Kavaleri-1 dan
perkembangannya.
Kita
sadari bersama bahwa kehidupan manusia tidak bisa lepas dari sejarah.
Kita tidak mungkin meninggalkan sejarah karena sejarah akan mempengaruhi
kehidupan kita di masa yang akan datang. Mempelajari sejarah
menjadikan seseorang lebih bijaksana dalam menempuh hidupnya pada masa
yang akan datang. Untuk maju ke depan kita harus memperhitungkan
pertimbangan keadaan sebagai hasil penyelidikan masa lalu. Hakekat
sejarah berfungsi tiga dimensi, yaitu pertimbangan tentang masa lalu
sebagai pedoman untuk tindakan masa kini dan sebagai bahan pertimbangan
untuk masa depan. Kita harus mempelajari sejarah masa lampau dengan
berpijak kepada kenyataan-kenyataan situasi masa kini, serta menancapkan
perkiraan-perkiraan dan harapan di masa yang akan datang.
Segala
kekurangan, kesalahan-kesalahan dan kemenangan kita, bila tidak
diabadikan dalam bentuk sejarah, akan lenyap ditelan masa atau mudah
hilang dari ingatan, sehingga tidak mungkin lagi dipetik manfaatnya oleh
generasi mendatang. Dengan mengabadikan nilai perjuangan kita di masa
lampau, maka generasi muda Indonesia dapat mengetahui jiwa dan semangat
juang yang telah mendorong perjuangan generasi pendahulu, letak
kelebihan dan kekurangannya, sehingga dapat diambil manfaatnya sebagai
bahan perbandingan bagi perjuangan bangsa selanjutnya.
Sebaliknya
bagi para pelaku sejarah, mempelajari dan menghayati kembali untaian
sejarah perjuangan, akan dapat menambah keyakinan akan tujuan akan
perjuangan mereka di masa lampau.
Sejarah
dapat mengungkapkan kembali kenangan pahit dan manis serta suka duka
juga derita yang dialami dalam mempertahankan cita-cita dan tujuan
perjuangan. Dapat dipelajari kesucian dasar perjuangan sehingga dapat
memberikan kontrol dan petunjuk untuk tetap mempertahankan, meluruskan
dan meneruskan dharma bakti serta cita-cita perjuangan, sehingga segala
bentuk penyelewengan dapat dihindarkan.
Kita
sadari bahwa sejarah kesatuan dapat berfungsi dan berdaya guna
edukatif, instruktif, inspiratif dan rekreatif. Kita dapat menarik
pelajaran dan manfaat dari segala bentuk karya juang dan pengabdian
rekan-rekan kita di masa lampau. Segala bentuk sukses dan kemenangan
ataupun kesalahan dan kekalahan dapat dijadikan suatu teladan dan cermin
perbandingan untuk menjadi lebih bijaksana di masa yang akan datang.
Pengalaman kesatuan di masa lalu dapat memberi inspirasi bagi tindakan
selanjutnya. Mengenang masa lampau adalah suatu kebanggaan pribadi dan
kesatuan yang dapat pula memperkokoh semangat dan kebanggaan Korps.
Sejarah kesatuan dapat memberi pengaruh yang besar dalam pembinaan
mental dan tradisi prajurit suatu kesatuan.
Mengungkap
kepahlawanan dan hasil gemilang dan karya juang bukanlah bermaksud
untuk menjadikan kita sombong dan takabur. Sukses dan keunggulan
kesatuan adalah berkat semangat Korps, persatuan yang kokoh yang
didasari oleh keyakinan akan cita-cita perjuangan, pengabdian yang
ikhlas serta kerelaan hati untuk berkorban. Sukses kesatuan berpijak
kepada pengorbanan seluruh prajuritnya.
Embrio
Kavaleri Angkatan Darat mulai timbul selama perang kemerdekaan.
Pertempuran di Surabaya pada bulan Nopember 1945 yang melibatkan
beberapa pemuda Indonesia diantaranya pemuda Subiantoro yang kemudian
menjabat sebagai Danpussenkav TNI AD. Pada saat itu para pejuang telah
menggunakan beberapa Ranpur Panser hasil rampasan dari Jepang, Belanda
dan Ingggris untuk melawan Tentara sekutu.
Kendaraan tempur hasil rampasan tersebut telah digunakan di beberapa
daerah antara lain pada akhir Desember 1949 di Palembang dan awal
tahun 1950 dipulau Jawa dan di Medan. Didorong oleh semangat tekad dan
cita-cita yang kuat untuk mempertahankan kemerdekaan, meskipun hanya
menggunakan alat peralatan yang serba terbatas, para pemuda
menggabungkan Ranpur hasil rampasan perang untuk membentuk organisasi
satuan berlapis baja. Selanjutnya pimpinan Angkatan Darat pada saat
itu mengeluarkan Surat Keputusan pembentukan organisasi lapis baja
dengan Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor : 5 / KSAD /
Pntp / 1950 tanggal 9 Pebruari 1950 tentang pembentukan Satuan
Berlapis Baja.
Proses
awal pembentukan Kavaleri diawal tahun 1950, satuan Kavaleri dibentuk
dengan nama Komando Pasukan berlapis baja dibawah pimpinan Letkol Kav
KGPH Soerjo Soejarso membawahi 4 (empat) eskadron Kavaleri di
Bandung, Magelang, Palembang dan Medan. Eskadron Kavaleri tersebut
dilengkapi dengan alat Tempur Utama kendaraan-kendaraan tempur ex KNIL
berupa Ford Lynk Humber Scout, Otter Body Car, Universal Carrier dan
Stuart. Di bidang Materiil Pada periode ini dilakukan proses
memperpanjang usia Tranpur Asset lama (konservasi) melalui rekondisi,
repowering ataupun retrofitting. Pada tahun 1995-1997, dilakukan
pengadaan ranpur Tank Scorpion dan Stormer dari Inggris serta Panser
VAB-NG dan juga Ranpur Panhard VBL dari Perancis. Dibidang Organisasi
Pengembangan organisasi dilakukan dengan pembentukan 2 Denkav di Kodam
VI/Tanjungpura dan 1 embrio Denkav di Kodam XVII/Trikora yang dilengkapi
dengan Ranpur BTR, Saladin dan Ferret hasil Repowering yaitu :
1 Denkav-1 Dam VI/Tpr dibentuk pada bulan September 1996
2 Denkav-2 Dam VI/Tpr dibentuk pada bulan Maret 1997.
3 Embrio Denkav-3 Dam XVII/Trk dibentuk pada bulan September 1997.
Berdasarkan
Surat keputusan Pangab Nomor : Skep/ 05 / VIII / 1996 tanggal 4
Agustus 1996 tentang pembentukan Detasemen Kavaleri-1 Kodam
VI/Tanjungpura.
Surat
Keputusan Kasad Nomor : Skep/ 15 / X / 1996 tanggal 4 Oktober 1996
tentang pembentukan Detasemen Kavaleri-1 Kodam VI/Tanjungpura di
Balikpapan. Pussenkav sebagai pembina tehnis kecabangan Kavaleri
mengambil langkah awal dengan mengambil personel dari satuan – satuan
Kavaleri yang sudah ada antara lain :
Personel tersebut diatas kecuali personel dari Yonkav-10/Serbu
ditampung di Pusdikkav Padalarang Bandung selama 2 minggu. Dalam
penampungan tersebut Prajurit Kavaleri dididik, dibina dan digembleng
serta disusun sesuai tugas dan tanggung jawab sesuai struktur organisasi
dan tugas Detasemen Kavaleri. Pada saat itu hanya baru terbentuk 1
(satu) Kompi Panser dibawah pimpinan Kapten Kav Hilman Hadi Nrp 32384,
Kompi Panser tersebut merupakan bagian dari kerangka Detasemen
Kavaleri-1 Kodam VI/Tpr yang diberangkatkan pertama.
Kemudian pada tanggal 3 Oktober 1996 pukul 09.00 Wita , dilaksanakan
upacara penyerahan pasukan Kavaleri dari Kasad yang diwakili
Danpussenkav TNI AD kepada Pangdam VI/Tpr. Dengan usainya penyerahan
Pasukan dari Danpussenkav TNI AD maka satuan Detasemen Kavaleri-1
telah resmi menjadi satuan organik Kodam VI/Tpr. Oleh karena itu pada
tanggal 3 Oktober 1996 ditetapkan sebagai hari jadi Detasemen
Kavaleri-1.
Selama kurun waktu 15
tahun usia Denkav-1 sudah banyak mengalami perubahan dan perkembangan
dilingkungan Kodam VI/Tpr dengan adanya penambahan personel baru setiap
tahunnya yang dididik dari Pusdikkav Kodiklat TNI AD Bandung.
Susunan struktur organisasi satuan Denkav-1 yang terdiri dari :
a. Maden.
b. Satu Kompi Markas.
c. Dua Kompi Tempur.
Dengan terbentuknya struktur Organisasi satuan Denkav-1 Kasad
menerbitkan surat Keputusan Nomor : Skep/ 56 / X / 1997 tentang
pengangkatan jabatan An. Kapten Kav Anthonius Somalinggi, S.IP sebagai
Dandenkav-1 yang pertama, sebagai reorganisasi penempatan jabatan
dilingkungan TNI AD.
Disamping melaksanakan tugas pokok pertahanan dan keamanan juga
melaksanakan tugas bhakti sosial, pembinaan teritorial terbatas
khususnya dalam mempelopori usaha memanfaatkan lahan tidur melalui AMP
yang diawali penanaman perdana jagung Hibrida oleh Pangdam VI/Tpr di
Asrama Denkav-1 pada tanggal 5 Nopember 1998. Dalam pelaksanaan tugas
pokok Hankam dan bhakti sosial antara lain :
1. Pada tahun 1997 melaksanakan tugas pengamanan pemilu diwilayah Kodam VI/Tpr.
2. Pada bulan Oktober 1997 melaksanakan tugas AMD di Tarakan tepatnya di Pulau Bunyu.
3. Pada bulan Mei 1998 melaksanakan paska PAM Pemilu 1997 di Banjarmasin.
4. Pada bulan April 2002 melaksanakan PAM Daerah rawan konflik di Maluku.
5. Pada bulan April 2009 melaksanakan PAMTAS antara RI dan Malaysia.
6. Pada bulan Nopember 2010 melaksanakan penugasan ke Libanon.
Sampai saat ini Detasemen Kavaleri-1 tetap melaksanakan tugas-tugas
rutin sesuai jadwal dan program kerja serta beberapa kegiatan protokoler
PAM VIP dan PAM Pemilu.
Untuk mendukung tugas pokok satuan maka sebagai prajurit Kavaleri
semestinya mengamalkan dan melestarikan Tradisi Korps secara turun
temurun serta ditaati, dipatuhi dan dijunjung tinggi oleh seluruh warga
Denkav-1 Dam VI/Tpr. Tradisi Korps pada dasarnya dibagi dalam dua
bagian yaitu Trakorps yang berkaitan dengan disiplin dan trakorps yang
berkaitan dengan upacara.
1.
Trakorps Satuan yang berkaitan dengan disiplin. Tradisi Korps
satuan yang berkaitan dengan disiplin meliputi kebiasaan-kebiasaan yang
harus ditaati, dipatuhi dan dijunjung tinggi oleh setiap prajurit
Denkav-1 yang masih aktif dinas antara lain :
a.
Rambut. Tradisi yang merupakan cirri khas prajurit Denkav-1
antara lain dilihat dari rambut baik bentuk maupun potongannya telah
diatur dan ditetapkan, dengan tujuan guna mewujudkan kebanggan dan
kebersamaan serta loyalitas baik terhadap sesama prajurit maupun
terhadap satuan dengan ketentuan seluruh prajurit Denkav-1 yang masih
berdinas aktif maka harus memelihara potongan rambut yang pendek dan
rapih sesuai model TNI, dengan ukuran sebagai berikut :
1) Bagian depan terurai maksimal 2 Cm
2) Bagian belakang maksimal 1 Cm
3) Bagian samping maksimal ½ Cm
b.
Kumis. Selain ketentuan bentuk dan potongan rambut, bagi
prajurit Denkav-1cara memelihara kumispun merupakan tradisi dan cirri
khas yang harus ditaati, dipatuhi dan dijunjung tinggi oleh setiap
prajurit Denkav-1 dengan ketentuan sebagai berikut :
1)
Bagi prajurit yang berpangkat pamen keatas. Khusus bagi prajurit
Denkav-1yang berpangkat Perwira menengah keatas yang berminat memelihara
kumis, diperbolehkan dengan persyaratan harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
(a) Bentuk : Rapih
(b) Ukuran : Maksimal sampai batas ujung bibir bagian atas.
2)
Bagi prajurit yang berpangkat kapten kebawah. Pada dasarnya prajurit
yang berpangkat Kapten ke bawah tidak diperbolehkan memelihara kumis,
dengan ketentuan Bagi prajurit Denkav-1 yang berpangkat Kapten ke
bawah dilarang memelihara kumis dan setiap hari harus licin.
c.
Cambang dan jenggot. Seluruh prajurit Denkav-1 dengan tidak
memandang pangkat, dilarang memelihara cambang dan jenggot, dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Untuk cambang harus dipotong rapih sebatas tengah-tengah telinga.
2) Untuk jenggot dilarang dipelihara dan setiaphari harus selalu dicukur licin.
2.
Trakorps satuan yang berkaitan dengan upacara. Tradisi ini
merupakan tradisi upacara yang dilaksanakan berkaitan dengan pengukuhan
prajurit yang baru menjadi prajurit Denkav-1, prajurit yang akan alih
tugas/pindah satuan dan prajurit yang akan mengakhiri masa dinasnya atau
pensiun serta prajurit yang berprestasi dalam berbagai kegiatan yang
membawa nama baik satuan seperti bidang pendidikan, olahraga dan
lain-lain.
a.
Upacara pemakaian baret. Upacara ini dilaksanakan berkaiatan dengan
pengukuhan prajurit yang baru menjadi prajurit Denkav-1 yang baru
melaksanakan Latorlan.
1) Waktu.
Waktu upacara pemakaian baret hitam dilaksanakan menjelang fajar
menyingsing. Mengadung makna bahwa kelahiran prajurit Denkav-1 bersamaan
dengan terbitnya fajar menyingsing di ufuk timur, yang artinya bahwa
dengan kelahirannya prajurit Denkav-1 tersebut sudah siap menyongsong
tugas-tugas yang akan dihadapi di masa mendatang.
2) Kegiatan dalam upacara pemakaian baret yaitu :
(a) Penyiraman
air kembang setaman. Kegiatan ini dilaksanakan oleh
Inspektur Upacara yaitu Dandenkav-1 yang diikuti oleh seluruh Perwira
serta ibu-ibu Persit Kartika Candra Kirana yang hadir. Mengandung
makna bahwa prajurit Denkav-1 yang baru tersebut diibaratkan bayi yang
baru lahir yang membawa semerbak harum mewangi dan suci bersih, yang
artinya bahwa setiap prajurit Denkav-1 baik sikap, ucapan, tindakan
maupun kegiatan selalu memelihara, menjaga dan membawa nama baik
Denkav-1 dimanapun ia berada dan bertugas.
(b) Minum
air kelapa muda. Kegiatan pemberian minum air kelapa muda yang
berarti bahwa prajurit Denkav-1 yang baru lahir adalah merupakan
tunas-tunas bangsa yang siap untuk menimba semua ilmu, pengetahuan yang
akan digunakan untuk membekali diri dalam pelaksanaan tugas terhadap
bangsa dan Negara yang kita cintai.
b.
Upacara pelepasan bagi anggota yang alih tugas/pindah satuan dan
prajurit yang akan mengakhiri masa dinasnya/pensiun. Upacara ini
merupakan tradisi dan ciri khas satuan Denkav-1, yang dilaksanakan bagi
prajurit yang akan alih tugas atau pindah satuan serta mengakhiri masa
dinasnya atau pensiun. Upacara ini mengandung makna sangat dalam yaitu
sebagai penghargaan dan ungkapan rasa terima kasih kepada prajurit
tersebut atas pengabdiannya selama melaksanakan tugas dilingkungan
satuan Denkav-1.
c.
Upacara pemberiaan tanda penghargaan. Tradisi upacara ini
diberikan kepada prajurit yang bertugas dilingkungan satuan Denkav-1
yang berhasil meraih prestasi sesuai bidang yang diraihnya baik prestasi
dalam melaksanakan operasi, pendidikan ataupun bidang lain yang membawa
dan mengharumkan nama baik satuan. Upacara ini dimaksudkan sebagai
penghargaan dan rasa terima kasih kepada prajurit tersebut, sehingga
akan timbul rasa kebanggaan, moril yang tinggi dan kecintaan kepada
satuan.
d.
Tradisi penerimaan dan pelepasan Perwira Denkav-1. Tradisi tersebut
merupakan tradisi dengan tujuan untuk memberikan penghormatan kepada
Perwira yang baru masuk, sebagai wujud kecintaan dan harapan bagi warga
Denkav-1 terhadap pemimpinnya.
|
0 Komentar