Request Logo by Novi Alim Murdani
Sejarah Singkat
Korem 033/Wira Pratama
1 Keberadaan Korem 033/Wira Pratama tentunya tidak terlepas dari sejarah perkembangan wilayah Kepulauan Riau (Kepri) yang telah dikukuhkan menjadi propinsi setelah sebelumnya menjadi bagian dari Propinsi Riau. Propinsi Kepulauan Riau merupakan Propinsi baru yang dibentuk dan merupakan satu-satunya Propinsi di Indonesia yang wilayah daratnya hanya ± 5 % dari luas wilayah laut dan terdiri dari ribuan pulau. Letaknya yang sangat strategis dan berbatasan langsung dengan beberapa Negara Tetangga menjadikan wilayah ini sangat rawan ditinjau dari aspek pertahanan. Posisinya yang sangat strategis Propinsi Kepulauan Riau yang terletak pada 0° 40’ LS – 7° 19’ LU atau antara 103° 30’ – 110° 00’ BT. Dengan luas wilayah ± 252. 6969, 85 KM² terdiri dari 242.025,73 KM² (95,67%) Lautan dan 10.944,12 KM² (4,33%) daratan dengan bentuk pulau – pulau yang tersebar ± 2.408 pulau besar dan kecil, pulau yang berpenghuni 1 .170 pulau dan 1.238 pulau masih kosong (tidak berpenghuni), serta 1.350 pulau bernama dan 1. 058 pulau belum bernama. Dan jumlah penduduknya ± 1.273,011 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata 3,27 % pertahun dan kepadatan penduduk rata-rata 120 jiwa / KM² mayoritas hidupnya tinggal dipusat-pusat kota.
2 Hal semacam ini mengundang kerawanan tersendiri untuk dijadikan tempat penyusupan oleh pihak asing. Berada pada lintas perairan Selat Malaka dan Laut Cina Selatan kemudian berada pada perbatasan dengan Negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Vietnam dan Thailand, tentunya menempatkan wilayah ini berada pada sentra bisnis dan keuangan Asia Pasifik yaitu Singapura dan Malaysia sehingga provinsi Kepri sangat strategis bagi pertumbuhan ekonomi wilayah, tidak saja menjanjikan bagi kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat, juga signifikan bagi peningkatan devisa Negara.
3 Disamping itu, anugrah kekayaan alam yang potensial seperti minyak bumi, timah, pasir, batu granit, bouksit, gas alam serta potensi ikan yang melimpah menjadikan Provinsi Kepri, pusat perhatian investor asing dan berbagai perusahaan manca Negara. Namun dalam aspek pertahanan dan keamanan wilayah, posisi Kepri yang berada pada jalur Selat Malaka yang telah dianggap sebagai sebagai salah satu lintas laut Internasional, membuat wilayah ini menjadi titik rawan terhadap kejahatan lintas Negara seperti penyeludupan barang, senjata, amunisi, bahan peledak juga rawan terhadap penyeludupan manusia, imigran gelap, narkoba, penangkapan ikan secara illegal dan bentuk-bentuk kejahatan terorganisir lainnya. Pada sisi lain Provinsi Kepulauan Riau yang berbatasan langsung dengan beberapa Negara berpeluang terhadap konflik perbatasan Negara, yang dapat mengancam keutuhan dan kedaulatan NKRI.
4 Berangkat dari beberapa hal-hal yang disampaikan diatas termasuk aspirasi yang berkembang ditengah masyarakat dikala itu dan setelah dilakukan pengkajian secara mendalam oleh berbagai pihak, maka sudah saatnya wilayah Kepri ini memiliki suatu komando satuan setingkat Korem yang dapat dengan cepat dan tepat dalam mengatasi setiap potensi ancaman yang bisa menganggu kestabilan dan kedaulatan wilayah NKRI diwilayah Kepri. Maka sesuai Skep Kasad Nomor Kep / 67 / XII /2005 tanggal 30 Desember 2005 tentang Pengesahan Pembentukan Korem 033/Wira Pratama. Kemudian ditindaklanjuti dengan Sprint Pangdam I/BB Nomor : Sprint/ 1132 / VII / 2006 tanggal 10 juli 2006 tentang Pengesahan Pembentukan Korem 033/Wira Pratama, bertempat di Sei Timun Tanjungpinang pada tanggal 19 September 2006 Markas Komando Resor Militer 033/Wira Pratama (Korem 033/WP) secara resmi berdiri dengan Komandan pertamanya adalah Kolonel Inf Ridwan yang langsung dilantik dan menerima tongkat Komando dari Pangdam I/BB Mayjen TNI Liliek A S. Sumaryo,
5 Adanya beberapa satuan bawah yang berada dikepulauan Riau memerlukan perhatian khusus untuk memudahkan pengawasan, pembinaan, serta pengendalian dalam melaksanakan tugas pokok TNI AD.
Satuan–satuan bawah tersebut antara lain :
-
Kodim 0315/Bintan berkedudukan di Tanjung Pinang
-
Kodim 0316/Batam berkedudukan di Batam
-
Kodim 0317/TBK berkedudukan di Tanjung Balai Karimun
-
Kodim 0318/Natuna berkedudukan di Natuna
-
Batalyon 134/TS berkedudukan di Batam
ARTI DAN MAKNA LAMBANG SATUAN
a. Tata Warna :
-
Merah Tua : Keberanian
-
Kuning Emas : Keagungan, Kejayaan dan Kesungguhan Illahi
-
Putih : Kebenaran dan Suci
-
Hitam : Keabadian
-
Biru : Kedamaian
-
Coklat : Kekuatan dan Loyalitas
b. Keris Pusaka. Dengan kelok “7” terhunus tegak menghadap keatas bermakna : Setiap Prajurit selalu memegang teguh disiplin sesuai dengan Sapta Marga, jujur, rela berkorban, penolong sesama tanpa mengutamakan kepentingan pribadi, berjiwa luhur selalu waspada sebagai Bhayangkara Negara serta dapat menyesuaikan dan manunggal dengan lingkungan dan adat istiadat setempat.
c. Bintang Besar. Bersudut lima melambangkan arti :
-
Ketuhanan Yang Maha Esa.
-
TNI Angkatan Darat sebagai “ Bhayangkari” Nusa dan Bangsa.
-
Cita – Cita setinggi – tingginya.
d. Rangkaian daun/butir padi dan Rangkaian daun/bunga kapas.
-
Rangkaian daun/butir padi dan rangkaian daun/bunga kapas berjumlah :
– 17 daun kapas.
- 8 bunga kapas.
– 45 butir padi.
-
Arti dari gambar tersebut adalah melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan sesuai tujuan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 yang tetap akan dipertahankan sesuai dengan Amanat Penderitaan Rakyat.
e. Gelombang Laut.
-
Gelombang laut berjumlah “8” gelombang bermakna bahwa setiap prajurit harus mampu berpikir ke setiap sudut penjuru ( 8)
-
Penjuru arah, sehingga mampu mempertahankan keutuhan NKRI terhadap ancaman yang datang dari manapun dan mampu mengamalkan 8 wajib TNI sebagai wujud kemanunggalan dengan rakyat.
-
Gelombang laut berjumlah “7” gelombang, bermakna bahwa setiap prajurit dalam melaksanakan tugas harus berpegang teguh kepada Sapta Marga sebagai pedoman.
-
Gelombang laut berjumlah “5” gelombang, bermakna bahwa setiap prajurit harus senantiasa ingat akan Sumpah Prajurit sebagai janji bhakti kepada nusa dan bangsa.
0 Komentar