Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut di singkat Kobangdikal adalah salah satu komando utama TNI Angkatan Laut selain Koarmabar, Koarmatim, Kolinlamil, Korps Marinir, Seskoal dan AAL. Sebelumnya bernama Kodikal dan sejak 12 Mei 2007 berganti nama menjadi Kobangdikal. Saat ini Kobangdikal bermarkas di Kawasan Bumimoro, Krembangan, Surabaya.. Saat ini Komandan Kobangdikal di jabat Laksamana Muda TNI Djoko Teguh Wahojo.
Sejarah
Antara tahun 1945 sampai 1950, Angkatan Laut mengadakan berbagai
jenis pelatihan di Jawa dan Sumatra seperti: Latihan Opsir di Serang,
Latihan Opsir di Kalibakung, Sekolah Pelayaran di Tanjung Balai Asahan,
Sekolah Pelayaran di Pariaman, Training Station Serang Jaya di Aceh,
Training Camp di Pariaman dan Training Camp Orion di Sibolga.
Salah seorang pemimpin Angkatan Laut R.E. Martadinata memberikan pendapat tentang pentingnya pendidikan ini:
“ | “…..Pendidikan profesional itu sangat penting, meskipun situasinya hampir tidak memungkinkan. Jika hal itu tidak menarik perhatian kami, maka ALRI hanya akan menjadi tentara darat dan hal itu akan menimbulkan kesulitan besar di laut…” | ” |
Langkah maju dalam bidang pendidikan adalah didirikannya Jawatan
Pendidikan Angkatan Laut pada bulan Maret 1946 atas perintah Markas
Besar ALRI di Yogyakarta yang saat itu dipimpin oleh Laksamana III
Maspardi selaku Kepala Staf Umum ALRI. Jawatan ini dapat dianggap
sebagai cikal bakal Direktorat Pendidikan Angkatan Laut (Ditdikal).
Sebagai kelanjutan dari usaha tersebut, Laksamana III Maspardi,
Laksamana III Adam dan Mayor Martadinata berjuang dengan keras untuk
mendirikan Sekolah Angkatan Laut (SAL). Mengingat situasi saat itu masih
menghadapi ancaman dari Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia,
maka dipilihlah Tegal sebagai tempat pendidikan dengan alasan karena di
Tegal sudah pernah memiliki Sekolah Pelayaran dan juga karena kota-kota
besar seperti Jakarta, Semarang dan Surabaya masih jadi ajang
pertempuran.
Setelah dipublikasikan melalui Harian Kedaulatan Rakyat yang terbit
di Yogyakarta, berhasil masuk 200 siswa yang selanjutnya ditempatkan di
Kesatrian Pendidikan, menempati bekas Sekolah Kepandaian Putri Tegal
yang sebelumnya pernah digunakan oleh Jepang untuk menawan tentara
Belanda. Setelah persiapan selesai maka tanggal 12 Mei 1946, SAL Tegal
dibuka secara resmi oleh Presiden R.I. Soekarno disaksikan Wakil
Presiden Moh. Hatta, Panglima Besar Soedirman, Para Menteri, Pejabat
teras Mabes ALRI Yogyakarta dan anggota ALRI Pangkalan IV Tegal.
Peresmian SAL Tegal ini selanjutnya dijadikan sebagai momen penting dan
tonggak sejarah bagi perkembangan pendidikan TNI AL sehingga akhirnya
ditetapkan sebagai Hari Pendidikan TNI AL.
SAL Tegal menyelenggarakan dua macam pendidikan yaitu untuk tingkat
calon perwira dan tingkat calon bintara. Lama pen-didikan 3 tahun dengan
perincian dua tahun untuk pelajaran teori dan satu tahun untuk
pelajaran praktik. Komandan pertama adalah Laksamana III Adam. SAL Tegal
bertujuan untuk mendidik atau membentuk pelaut yang mampu memimpin
kapal perang dan men-jalankan mesin. Sesuai dengan tujuan
ins-titusional, sekolah ini terdiri atas dua bagian. Yang pertama,
kelompok siswa dididik untuk bekerja di geladak-geladak kapal dan yang
kedua kelompok siswa dididik untuk menjadi ahli mesin kapal perang.
Kurikulum yang diajarkan dibuat oleh Jawatan Pendidikan AL, 60 %
mempelajari ilmu navigasi, astronomi, mesin dan undang-undang pelayaran,
10 % mempelajari pengetahuan dan praktik kemiliteran seperti
pengetahuan senjata dan gerakan dasar kemiliteran. Dan sisanya materi
ajar berkaitan dengan pengetahuan umum seperti matematika, Bahasa
Inggris dan Bahasa Indonesia. Para siswa terbagi dalam tiga kelompok.
Kelompok pertama adalah mereka yang telah menyelesaikan pendidikan di
Sekolah Rakyat. Kelompok kedua adalah mereka yang memiliki ijazah SMP.
Ketiga, mereka yang berasal dari Sekolah Menengah Tinggi dan Sekolah
Guru A (SGA). Kelompok kedua dan ketiga mengikuti pendidikan untuk
memperoleh ijazah Bintara (SAL mendidik 48 siswa calon bintara),
kelompok pertama dididik untuk menjadi tamtama. Dengan menganalisis cara
penerimaan siswa yang dilakukan SAL, dapat dikatakan bahwa jenis
pendidikan ini berbeda dengan pendidikan yang diusulkan sebelumnya oleh
Angkatan Laut, seperti Latihan Opsir Serang dan Sekolah Radio dan
Telegrafis Lawang. Dua sekolah yang masing-masing mempersiapkan opsir
dan teknisi dalam bidang telegrafi ini hanya menerima para pelaut. Ciri
ketiga, masih terkait dengan penerimaan siswa. Para calon diwajibkan
mengikuti ujian masuk. Hal ini berbeda dengan dua pendidikan yang
didirikan sebelumnya. Dapat dikatakan SAL Tegal merupakan sekolah
Angkatan Laut pertama yang mendidik Calon Bintara dan Tamtama dengan
menerima siswa yang berasal dari sipil.
Seperti telah dikemukakan oleh Martadinata, situasi memang belum
memungkinkan sehingga keadaan kesatrian maupun akomodasinya pada saat
itu masih sangat sederhana, para siswa tidur beralas tikar di lantai dan
makan nasi bungkus. Peralatan untuk latihan juga sangat minim akibatnya
mereka tidak memiliki kesempatan untuk menerapkan dan mempraktikan apa
yang mereka pelajari. Sesungguhnya sekolah ini ingin mendidik siswa
untuk menjadi pelaut yang dapat menangani kapal perang tetapi
kenyataannya mereka belum pernah sekalipun menginjakkan kaki di kapal
perang. Untuk latihan mereka menggunakan kapal nelayan penangkap ikan.
Memang jauh dari harapan namun setidaknya mereka mengetahui bagaimana
keadaan laut, mendayung dengan baik, bagaimana mereka berlayar dan yang
terpenting para siswa mengenal lebih dekat dengan kehidupan laut.
Kegiatan SAL Tegal sempat terhenti ketika Belanda melancarkan agresi
pada bulan Juni 1946. Para siswa tidak dapat belajar sepenuhnya karena
harus ikut bertempur dan berjuang bersama rakyat melawan Belanda. Gedung
sekolah terpaksa dibumi hanguskan karena terus diintai pesawat udara
lawan. Setelah perjanjian Renville ditandatangani, SAL Tegal kembali
dilanjutkan namun dipindah lokasinya ke Juwana (dekat tegal). Setelah
menjalani pendidikan selama kurang lebih 3 tahun, akhirnya pada tahun
1949 diadakan ujian akhir dan sebanyak 40 orang berhasil lulus sebagai
Sersan Mayor Calon Perwira dan 80 orang lulus sebagai Kopral Calon
Bintara. Salah seorang alumni yang berhasil menjadi perwira tinggi
adalah Letjen Mar Ali Sadikin mantan Gubernur DKI Jakarta.
Pada tahun 1950 Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Republik
Indonesia dan menyerahkan seluruh pangkalan angkatan laut serta kapal
perangnya kepada ALRI. Seiring dengan berjalannya waktu maka kekuatan
personel ALRI juga semakin bertambah. Setelah perang kemerdekaan selesai
pada tahun 1950 maka seluruh komponen bangsa mengadakan pembenahan
termasuk ALRI yang sudah mempunyai anggota sekitar 5.000 orang.
Mengingat sibuknya pembenahan organisasi dan terbatasnya sumber daya
pelaut maka Mabes ALRI memprioritaskan masalah pendidikan dengan membuka
kembali pendidikan angkatan laut yang mengutamakan para anggotanya.
Kasal memutuskan untuk mendirikan pendidikan AL dengan mengambil tempat
di Pasiran yang letaknya dekat dengan pemusatan armada di Surabaya dan
fasilitasnya memadai.
Kesatrian Pendidikan AL Pasiran diresmikan pembukaannya oleh Presiden
R.I. pada bulan Maret 1950 dan yang menjadi komandan pertama adalah
Mayor Pelaut E.H. Thomas. Tujuan penyelenggaraan ini adalah untuk
mendidik siswa baru dan melaksanakan upgrading perwira, bintara dan
tamtama hasil didikan Belanda dan Jepang. Pendidikan yang ada meliputi
semua tingkat yang masing-masing terbagi atas tiga korps yaitu; Pelaut,
Mesin dan Administrasi.
KPAL Pasiran hanya berlangsung sampai dengan bulan September 1950
karena selanjutnya dipindah ke Morokrembangan setelah Dinas Penerbangan
Belanda menyerahkan seluruh aset Pangkalan Udara Angkatan Laut Belanda
yang ada di Morokrembangan kepada ALRI. Kesatrian Pendidikan AL
Morokrembangan (KPALM) yang diresmikan pada tanggal 11 Juli 1952 pada
awalnya menyelenggarakan pendidikan baik bagi calon perwira, bintara
maupun tamtama. Namun kemudian dipisah menjadi dua yaitu Pendidikan
Calon Perwira dilaksanakan oleh Institut Angkatan Laut (IAL) sedangkan
pendidikan bagi calon bintara dan tamtama tetap dilaksanakan di KPALM.
Pada tahun pertama jabatan IAL dan KPALM masih dirangkap oleh seorang
komandan. IAL selanjutnya menjadi penyelenggara pendidikan setaraf
akademi yang selanjutnya berkembang menjadi AAL.
Pendidikan yang disediakan untuk anggota yang sudah aktif meliputi:
a. Kursus ulangan dan tambahan untuk perwira (KUTP). b. Kursus ulangan
dan tambahan untuk bintara (KUTB). c. Sekolah Kader Kopral (SKK). d.
Pelajar Sersan (PS). e. Sekolah Lanjutan atau Vak Opleiding (VO).
Pendidikan yang siswanya direkrut dari masyarakat. a. Latihan
Kemiliteran Pertama (LKP). b. Pendidikan Vak Pertama (PVP). c.
Pendidikan Vak Lanjutan (PVL). d. Latihan Kader (LK). e. Pendidikan Vak
Lanjutan II (PVL-II). f. Pendidikan Perwira Tenaga Ahli (PTPAL).
Berdasarkan telegram Kasal Tw. 180221 Z/Februari 1963, KPALM
disempurnakan menjadi Pusat Pendidikan Angkatan Laut (PUSDIKAL) namun
penyempurnaan ini belum mencakup beberapa pendidikan kejuruan yang
diselenggarakan di luar PUSDIKAL yang masih dikendalkan oleh MBAL. Untuk
lebih memadukan program pengajaran maka berdasarkan Skep Kasal No.
1301.13 tanggal 2 Februari 1963. Komandan Pusdikal ditunjuk sebagai
Koordinator Lembaga Pendidikan Angkatan Laut (KORDIKAL) Wilayah Timur.
Penyem-purnaan terus dilakukan, berdasarkan Skep M/PANGAL No. 5401.11
tanggal 7 Maret 1968, Pusdikal diubah menjadi Komando Pendidikan dan
Latihan Angkatan Laut (KODIKLATAL). Pendidikan yang diselenggarakan juga
mengalami peningkatan, yaitu :
1. Pusat Pendidikan Dasar Militer (PUSDIKSARMIL) meliputi :
- Pusat Pendidikan Khusus Perwira Angkatan Laut
- Pusat Pendidikan Chusus Tamtama dan Bintara Angkatan Laut
- Pusat Pendidikan Chusus Korps Wanita Angkatan Laut
- Sekolah Teritorial Maritim Angkatan Laut
- Sekolah Elektronika Angkatan Laut
2. Pusat Pendidikan Kejuruan (PUSDIKJUR) meliputi:
- Sekolah Artileri AL (SARTAL).
- Sekolah Navigasi dan Informasi Tempur Angkatan Laut (SNITAL).
- Sekolah Torpedo dan Anti Kapal Selam Angkatan Laut (STAKSAL).
- Sekolah Teknik Menengah Chusus Angkatan Laut (STMC-AL).
3. Pusat Latihan Tempur (PUSLATPUR) meliputi :
- Latihan Tempur Ranjau.
- Latihan Tempur Atas Air.
Selanjutnya demi untuk memenuhi tuntutan perkembangan ALRI,
berdasarkan SK KASAL No. 5401.51 tanggal 25 Oktober 1970 diresmikanlah
KOBANGDIKAL sebagai penyempurnaan dari KODIKLATAL. Dalam wadah baru ini
bermacam-macam sekolah yang ada dikelompokkan kedalam 9 pusat pendidikan
yaitu:
- Pusat Pendidikan Korps Pelaut
- Pusat Pendidikan Korps Teknik
- Pusat Pendidikan Korps Elektronika
- Pusat Pendidikan Korps Komando
- Pusat Pendidikan Korps Adminitrasi
- Pusat Pendidikan Korps Kesehatan
- Pusat Pendidikan Korps Wanita AL
- Pusat Pendidikan Korps Spesifik
- Pusat Pendidikan Korps Lanjutan dan Ilmiah
Akhirnya dengan disempurnakaannya Organisasi TNI AL sesuai Keputusan
Menhankam Pangab No. Kep/11/IV/76 tanggal 5 April 1976 sebagai tindak
lanjutnya KOBANGDIKAL turut disempurnakan menjadi KOMANDO PENDIDIKAN
ANGKATAN LAUT (KODKAL) berdasarkan Skep Kasal No. 1713/VIII/76 tanggal
17 Agustus 1976. Dalam organisasi baru ini jumlah Pusdik ditambah satu
yaitu PUSDIKLAPA 2 yang sebelumnya bernaung dibawah PUSDIKLA. Ketika TNI
AL akan membeli kapal korvet pada tahun 1976 maka Kodikal
menyelenggarakan pendidikan korvet untuk menyiapkan instruktur calon
awak kapal, personel pemeliharaan dan perbaikan dan penyiapan awak kapal
sebelum mereka dikirim untuk mengambil kapal yang sudah dibeli.
Demikian juga ketika akhir 1977 diselenggarakan pendidikan untuk
persiapan peneriman PSK dan Kapal Selam Baru. Berdasarkan Surat
Keputusan Kasal No. Skep/ 729 / IV /1977 tanggal 21 April 1977, tanggal 12 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan TNI AL sekaligus sebagai Hari Ulang Tahun Kodikal.
Lemdik Kobangdikal
Berikut Daftar Lembaga Pendidikan yang di selenggarakan di Kobangdikal :
Komando Pendidikan Oprasi Laut (Kodikopsla)
- Pusdik Lanjutan Perwira TNI AL
- Sekolah Fungsional
- Pusdik Pelaut
- Sekolah Senjata Bawah Air
- Sekolah Artileri
- Kejuruan Meriam
- Kejuruan Amonisi
- Kejuruan Rudal
- Pusdik Khusus
- Sekolah Penerbal
- Sekolah Pasukan Katak
- Sekolah Kapal Selam
- Sekolah Penyelam
- Pusdik Hidro Oseanografi
- Pusdik Intelijend Maritim
Komando Pendidikan Marinir (Kodikmar)
- Pusdik Infanteri
- Sekolah Khussus
- Pusdik Kavaleri
- Pusdik Artileri
- Pusdik Bantuan Tempur
Komando Pendidikan Dukungan Umum (Kodikdukum)
- Pusdik Teknik
- Pusdik Elektronika & Senjata
- Pusdik Bantuan Administrasi
- Pusdik Kesehatan
- Pusdik Polisi Militer AL
- Pusat Penyelamatan Kapal Dan Nubika
Pusat Pelatihan dan Pendidikan Dasar Militer (Puslatdiksarmil)
- Sekolah Perwira TNI-AL
- Pusdik Bintara REG
- Pusdik Lanjutan Bintara TNI AL
- Pusdik Pertama Bintara PK
- Pusdik Pertama Tamtama PK
Pusat Pelatihan dan Pengendalian Senjata (Puslatdikdalsen) Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)
Sumber artikel : Wikipedia
0 Komentar