Di Kabupaten Keerom, Agama Islam Menjadi Mayoritas

Lambang Kabupaten Keerom
Di Kabupaten Keerom, Agama Islam Menjadi Mayoritas
Provinsi papua yang terdiri dari 28 Kabupaten dan 1 Kota ini, sebagain besar penduduknya menganut agama Kristen, kecuali di Kabupaten Keerom dan Merauke, provinsi yang menurut data sensus penduduk tahun 2010, jumlam penduduknya sebesar 2.833.381, kalau dilihat berdasarkan komposisi kehidupan beragama, Agama kristen menjadi mayoritas di Provinsi ini yaitu sebesar 1.855.245 atau 65, 48 % dan agama Katolik sebesar 500.545 atau 17, 66 %, sedangkan Agama islam sebesar 450.096 atau 15,88 %. adapun  Agama Islam dengan pupulasi besar terdapat di Kota Jayapura, Kabupaten Merauke, Mimika, Nabire, Jayapura, dan Kabupaten Keerom, namun agama islam bukanlah mayoritas di daerah -daerah itu melainkan hanya di Merauke dan Keerom.

Kabupaten Keerom, Kabupaten yang berdiri tahun 2002 lalu dengan luas 8.390 meter persegi, adalah kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Jayapura, adapun letak kabupaten ini berbatasan lansung dengan kabupaten Jayapura dan berada di bagian Utara Provinsi papua, jumlah penduduk Kabupaten ini pada hasil sensus penduduk tahun 2010 sebesar 48.536 dan terdiri dari 7 distrik, distrik Arso merupakan ibukota dari kabupaten ini. Dari jumlah penduduk yang ada, penduduk yang beragama islam sebesar 22.326 atau sekitar 46 persen, sedangkan penduduk beragam Kristen sebesar 12.967 atau 27 % dan Katolik Sebesar 11.996 atau 25 % dari total jumlah penduduk. Dari data yang di sebutkan di atas, maka penduduk yang menganut agama Isam di Kabupaten ini menjadi Mayoritas.

Adapun kata Keerom dalam pemahaman yang harfiah seperi dikutip dari Wikipedia, dimengerti sebagai ungkapan " Mari Ke sini, kita pergi akan Kembali" ini dikemukakan oleh seorang  misionaris Belanda bernama P. Frankenmolen pada tahun 1939 yang pada waktu itu bersama dngan orang atau masyarakat asli akan pergi ke suatu tempat dengan tujuan tertentu. Setibannya di kali atau sungan Paai, tiba-tiba terjadilah banjir besar sehingga mereka tidak dapat menyeberang dan diputuskan untuk kembali ketempat tinggal semula. P.Frankenmolen memanggil masyarakat dengan kata Keer Omh yang artinya kembali Pulang ke rumah"

Dengan melihat keadaan di atas, admin mulai mencoba mencari tau sejarah masuknya agama Islam di Kabupaten Keerom ini, apakah ada sejak jaman sebelum kemerdekaan ataukah meraka adalah penduduk hasil transmigrasi oleh pemerintah pusat yang dulunya merupakan bagian dari tujuan pemertaan penduduk. Admin mulai mencoba mencari referensi itu, disini admin hanya mengandalkan berselancar di dunia maya, dan inilah satu-satunya jalan yang ada unyuk posisi admin sekarang ini, dan hasilnya ternyata belum ada yang mempublikasikan ini, semoga saja kedepannya nanti ada, dalam artikel mengenai sejarah masuknya agama islam di Papua, di antara daerah-daerah di Papua yang disebutkan namanya sebagai daerah yang pernah berinteraksi dengan kerajaan akan kesultanan yang pemimpinya beragam islam di waktu jamannya dulu, tidak ada kata Keerom atau tempat lain di daerah keerom atau sekitanya di sebutkan. Namun pada halaman wikipedia tentang kabupaten Keerom, yang dijelaskan hanyalah sejarah masuknya Pemerintahan Belanda di Daerah ini, dari mulai tahun 1909 saat pemerintah Belanda menugaskan seorang marinir bernama C Ruhl untuk  melaksanakan penyurveyan batas- batas wilayah Nieuw Guinea belanda dan Nieuw  Guinea Jerman, masuknya kalangan Misonaris di Daerah ini hingga saat terbentuknya kabupaten ini.

Demikian sedikit catatan admin, semoga bermanfaat. salam Blogger
Previous
Next Post »
0 Komentar