BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dibahas hasil-hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Muhammadiyah 2 Kota Sorong, setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pemberian penguatan saat proses belajar mengajar berlangsung. Data tentang hasil tes dibahas secara kuantitatif dengan menggunakan statistika deskriptif, sedangkan data mengenai pengamatan dalam proses belajar mengajar beserta tanggapan siswa dianalisis secara kualitatif.
A. Analisis Kuantitatif
Dari hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, yang terdiri dari 2 siklus maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Deskripsi Hasil Tes Siklus I
Pada Siklus I, setelah selesai penyajian satu sub pokok bahasan maka dilakukan tes hasil belajar matematika dalam bentuk ulangan harian. Adapun hasil dari analisis deskriptif terhadap skor perolehan siswa setelah diterapkan dengan pemberian penguatan selama proses belajar mengajar berlangsung adalah sebagai berikut :
TABEL 2.1 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V
SD Muhammadiyah 2 Sorong Pada Siklus I
Statistik3 | Nilai Statistik |
Subjek Skor Ideal Skor Tertinggi Skor Terendah Rentang Skor Skor Rata-rata Standar Diviasi | 24 100.00 90 25 65 54.71 16.08 |
Dari Tabel 2.1 di atas terlihat bahwa skor rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas V SD Muhammadiyah 2 Kota Sorong terhadap materi pelajaran pada Siklus I adalah 54.71. Untuk skor ideal atau maksimal yang layak dicapai adalah 100.00 sedangkan skor minimal yang mungkin dicapai adalah 0.00 dengan standar deviasi adalah 16.08.
Adapun skor hasil belajar siswa kelas V SD Muhammadiyah Sorong jika dikelompokkan kedalam skala pengelompokkan skor, maka diperoleh distribusi frekuensi dan proporsi sebagai berikut :
TABEL 2.2 Distribusi Frekuensi dan Proporsi Skor Hasil Belajar Siswa Kelas V Matematika SD Muhammadiyah 2 Sorong Pada Siklus I
Skor | Kategori | Frekuensi | Presentase (%) |
86 - 100 71 - 85 56 - 70 41 - 55 < 40 | Baik Sekali Baik Cukup Kurang Sangat kurang | 1 2 9 6 6 | 04.16 % 08.33 % 37.50 % 25.00 % 25.00 % |
Setelah dikelompokkan dalam skala pengelompokan skor pada tabel 2.2 sudah jelas bahwa, dari 24 orang siswa yang dijadikan subjek penelitian, maka terdapat 1 orang dengan presentase (04.16 %) yang berada pada kategori baik sekali, 2 orang dengan presentase (08.33 %) yang berada pada kategori baik, 9 orang dengan presentase (37.50 %) berada pada kategori cukup, 6 orang dengan presentase (25.00 %) yang berada pada kategori kurang dan 6 orang dengan presentase (25.00 %) berada pada kategori sangat kurang.
Adapun skor rata-rata dari hasil belajar tes siklus I sebesar 54.71, berdasarkan tabel 2.1 hasil belajar matematika siswa Kelas V SD Muhammadiyah 2 Sorong, yang diajar dengan menngunakan pemberian penguatan saat pembelajaran berlangsung pada Siklus I termasuk dalam kategori kurang.
2. Deskripsi Hasil Tes Siklus II
Adapun data yang diperoleh dianalisis seperti halnya pada siklus I. Data pada Siklus II dianalisis terhadap skor hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan pendekatan pemberian penguatan dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut ini :
TABEL 2.3 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Matematika SD Muhammadiyah 2 Sorong Pada Siklus II
Statistik | Nilai Statistik |
Subjek Skor Ideal Skor Tertinggi Skor Terendah Rentang Skor Skor Rata-rata Standar Diviasi | 24 100 100 40 60 65.54 18.30 |
Dari Tabel 2.3 jelas bahwa nilai skor rata-rata pada hasil belajar matematika SD Muhammadiyah 2 Sorong terhadap materi pelajaran pada Siklus II adalah 65.54 dan untuk skor ideal atau maksimal yang layak dicapai adalah 100.00 sedangkan skor terendah atau minimal yang mungkin dicapai adalah 0.00 dengan standar deviasi adalah 18.30.
Adapun jika skor hasil belajar siswa kelas V SD Muhammadiyah 2 Sorong, dikelompokkan kedalam skala pengelompokkan skor, maka diperoleh distribusi frekuensi dan proporsi sebagai berikut
TABEL 2.4 Distribusi Frekuensi dan Proporsi Skor Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas V Matematika SD Muhammadiyah 2 Sorong Pada Siklus II
Skor | Kategori | Frekuensi | Presentase (%) |
86 - 100 71 - 85 56 - 70 41 - 55 < 40 | Baik Sekali Baik Cukup Kurang Sangat kurang | 4 4 8 5 3 | 16.67 % 16.67 % 33.33 % 20.83 % 12.5 % |
Setelah dikelompokkan kedalam skala pengelompokan skor pada tabel 2.4 nampak jelas bahwa dari 24 orang siswa yang dijadikan subjek penelitian, maka terdapat 4 orang siswa dengan presentase (16.67 %) yang berada pada kategori baik sekali, 4 orang siswa dengan presentase (16.67 %) yang berada pada kategori baik, 8 orang siswa dengan presentase (33.33 %) berada pada kategori cukup, 5 orang siswa dengan presentase (20.83 %) yang berada pada kategori kurang dan 3 orang siswa dengan presentase (12.5 %) berada pada kategori sangat kurang.
Adapun skor rata-rata hasil belajar tes siklus II sebesar 65,54 berdasarkan tabel 2.3 hasil belajar matematika siswa Kelas V SD Muhammadiyah 2 sorong, yang diajar dengan menngunakan pemberian penguatan saat pembelajaran berlangsung pada Siklus I termasuk dalam kategori cukup.
TABEL 2.5 Distribusi Frekuensi dan Proporsi Skor Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas V Matematika SD Muhammadiyah 2 Sorong Pada Siklus I dan Siklus II
Skor | Kategori | Frekuensi | Presentase (%) | ||
Siklus I | Siklus II | Siklus I | Siklus II | ||
86 - 100 71 - 85 56 - 70 41 - 55 < 40 | Baik Sekali Baik Cukup Kurang Sangat kurang | 1 2 9 6 6 | 4 4 8 5 3 | 04.16 % 08.33 % 37.50 % 25.00 % 25.00 % | 16.67 % 16.67 % 33.33 % 20.83 % 12.5 % |
Dari tabel di atas sudah jelas bahwa frekuensi dan proporsi siswa kelas V SD Muhammadiyah 2 Sorong yang hasil belajarnya berada pada kategori sangat kurang dan cukup mengalami penurunan, sedangkan frekuensi dan proporsi hasil belajar siswa yang berada pada kategori baik dan baik sekali mengalami peningkatan. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan pemberian penguatan saat proses kegiatan belajar berlangsung dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa Kelas V SD Muhammadiyah 2 Kota Sorong.
Jika kita kelompokan hasil pembelajaran dari siklus I dan siklus II kita dapat melihat skor hasil belajar matematika siswa Kelas V SD Muhammadiyah 2 Kota Sorong pada tabel berikut :
TABEL 2.6 Skor Rata-rata Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Matematika SD Muhammadiyah 2 Sorong Untuk Siklus I dan Siklus II
Siklus | Skor Rata-rata | Kategori |
I II | 54.71 65.54 | Kurang Cukup |
Pada tabel 2.6 diatas, terlihat bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa kelas V SD Muhammadiyah 2 Sorong meningkat dari 54.71 pada siklus I menjadi 65.54 pada siklus II, demikian juga dengan kategori yang mengalami peningkatan dari kategori kurang menjadi kategori cukup. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran dengan pemberian penguatan saat proses pembelajaran berlangsung dapat meningkatan hasil belajar matematika siswa Kelas V SD Muhammadiyah 2 Kota Sorong.
B. Analisis Kualitatif
- Perubahan Sikap
Untuk melihat perubahan sikap dalam proses belajar mengajar dapat kita ketahui dengan melihat hasil observasi yang dilakukan pada setiap pertemuan berlangsung. Selain terjadinya peningkatan hasil belajar selama penelitian berlangsung dari siklus I sampai siklus II, tercatat juga sejumlah perubahan yang terjadi pada keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Perubahan itulah merupakan data kualitatif yang didapat dari lembar observasi pada setiap pertemuan, perubahan itu dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut yaitu kehadiran siswa dalam tiap jam pelajaran, presentasi hasil belajar saat berlangsungnya belajar, memberi tanggapan kepada guru maupun teman sekolahnya, mengerjakan soal-soal dipapan tulis, bertanya dan menjawab pertanyaan oleh guru dan teman, mengerjakan tugas-tugas rumah, kurang aktif dalam kelompok.
Untuk melihat lebih rinci dari poin-poin diatas kita jabarkan sebagai berikut:
1. Meningkatnya kehadiran, dimana siswa dari siklus I dengan nilai presentase sebanyak 88.54% siwa selama 4 kali pertemuan dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan hasil presentase menjadi 97.91% siswa selama 4 kali pertemuan dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II. Hal ini menunjukan dan membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pemberian penguatan saat belajar mengajar berlangsung dapat meningkatkan motivasi siswa kelas V SD Muhammadiyah 2 sorong.
2. Presentase dalam keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusinya sebagai perwakilan dari kelompoknya atau tugas pribadi mengalami peningkatan.Disamping itu juga siswa semakin semangat memiliki keberanian diri untuk tampil ke depan dan mempresentasekan hasil kelompoknya di papan tulis. Dalam pertemuan di siklus I sebanyak 21.87% Siswa SD Muhammadiyah 2 Sorong yang mempresentasikan hasil diskusinya sebagai perwakilan kelompok pada siklus II meningkat menjadi 27.08%. hal ini membuktikan bahwa dalam pembelajaran dengan menggunakan pemberian penguatan saat belajar mengajar berlangsung dapat meningkatkan motivasi siswa kelas V SD Muhammadiyah 2 Sorong.
3. Memberi tanggapan atau menjawab pertanyaan kelompok yaitu tanggapan yang dijawab oleh siswa dan diterangkan kepada guru dan teman-temannya. Adapun pada siklus I presentasenya sebanyak 20.83 % sedangkan pada siklus II siswa yang memberi tanggapan atau pertanyaan meningkat menjadi 12.12 %. hal ini sangat membuktikan bahwa dalam pembelajaran dengan menggunakan pemberian penguatan saat belajar mengajar berlangsung dapat meningkatkan motivasi siswa kelas V SD Muhammadiyah 2 Sorong.
4. Keberanian siswa untuk tampil di depan dalam mengerjakan soal-soal kelompok maupun pribadi di papan tulis juga mengalami peningkatan. Pada awalnya siswa malu-malu dan ragu-ragu untuk tampil di depan menyelesaikan soal-soal, namun setelah dimotivasi dengan metode pemberian penguatan dalam proses belajar mengajar siswa mulai berani menyelesaikan soal-soal di papan tulis dengan tenang. Keberanian siswa untuk tampil di depan untuk mengerjakan soal-soal di papan tulis pada siklus I dengan presentase sebanyak 20.83 % sedangkan siswa yang berani maju dipapan tulis untuk mengerjakan soal-soal pada siklus II dengan presentase menjadi 27.08 % ini menunjukan keberanian siswa dari siklus I ke Siklus II meningkat. hal ini membuktikan bahwa dalam pembelajaran dengan menggunakan pemberian penguatan saat belajar mengajar berlangsung dapat meningkatkan motivasi siswa kelas V SD Muhammadiyah 2 Sorong
5. Siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru maupun teman-temanya baik lisan maupun tulisan dalam proses belajar mengajar dengan mengunakan pendekatan pemberian penguatan juga mengalami peningkatan. Dalam hal ini tercatat pada siklus I dengan hasil presentase sebanyak 17.70 % sedangkan siswa yang aktif untuk menjawab pertanyaan lisan gurunya maupun teman-temanya meningkat dengan nilai presentasi menjadi 23.95 % pada siklus II. hal ini membuktikan bahwa dalam pembelajaran dengan menggunakan pemberian penguatan saat belajar mengajar berlangsung dapat meningkatkan motivasi siswa kelas V SD Muhammadiyah 2 Sorong
6. Pekerjaan rumah yang dikerjakan siswa kelas V SD Muhammadiyah 2 Sorong mengalami peningkatan. Dari sebanyak 67.70 % siswa yang mengerjakan tugas pekerjaan rumah meningkat menjadi 82.29 % pada siklus II. Ini membuktikan bahwa dalam proses belajar mengajar mendapat perhatian dan kesungguhan dari siswa. hal ini sangat membuktikan bahwa dalam pembelajaran dengan menggunakan pemberian penguatan saat belajar mengajar berlangsung dapat meningkatkan motivasi siswa kelas V SD Muhammadiyah 2 Sorong
7. Siswa yang kurang aktif dalam kelompoknya megalami penurunan. Tercatat sebanyak 18.75 % siswa yang kurang aktif dalam kelompoknya menurun menjadi 14.58 % pada siklus II. hal ini membuktikan bahwa dalam pembelajaran dengan menggunakan pemberian penguatan saat belajar mengajar berlangsung dapat meningkatkan motivasi siswa kelas V SD Muhammadiyah 2 Sorong.
- Refleksi Terhadap Pelaksanaan Tindakan
1. Refleksi Siklus I
Pada saat awal pertemuan dikelas pada siklus I peneliti terlebih dahulu mengadakan perkenalan kepada siswa tentang diri peneliti maupun materi yang akan diajarkan dengan metode pemberian penguatan di kelas tempat penelitian dilaksanakan. Ketika proses pembelajaran penguatan diterapkan kepada siswa, siswa merasa asing dan aneh terhadap metode ini. Hal tersebut dikarenakan siswa masih belum terbiasa tentang metode ini, siswa masih terhipnotis terhadap pembelajaran sebelumnya yang serba monoton tanpa ada penguatan kepada siswa. , sementara pembelajaran dengan pendekatan pemberian penguatan dalam proses pembelajaran berlangsung mengharuskan siswa terlibat secara aktif.
Oleh karna itu dengan pendekatan melalui pemberian penguatan, peneliti menjelaskan materi dengan cara mengaitkan materi-meteri tersebut dengan kehidupan sehari-hari yang ada disekitar siswa. Siswa diarahkan untuk mengamati dan menyebutkan contoh-contoh yang ada disekelilingnya yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Setelah siswa mengerti materi maka dimemberikan tugas pekerjaan yang dapat langsung dikerjakan untuk dapat mengetahui mana siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai, dari hasil pengelompokan siswa tersebut diambil siswa yang pandai dan kurang pandai untuk membentuk suatu kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 5 orang dalam setiap kelompok. Kelompok ini disesuaikan dengan kepandaian siswa dalam mengerjakan soal, sehingga dalam kelompok bisa ada timbal balik kepada teman-teman dan bisa bekerja sama dengan baik.
Pada saat pertemuan kedua dan ketiga, pembelajaran tetap dilakukan dengan membahas soal-soal yang ada di lembar kerja siswa (LKS). Pada awal pertemuan terlebih dahulu membahas tugas (PR) dan di kumpulkan serta membahas yang dianggap sulit secara bersama-sama. Sebelum memulai materi yang akan diajarkan berikutnya terlebih dahulu siswa diingatkan kembali materi yang dibahas pada pertemuan lalu. Dalam mengerjkan tugas, guru selalu memperhatikan siswa dan selalu memberikan penguatan agar siswa selalu bersemangat untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Setelah mengerjakan soal, guru memberikan kesempatan pada salah satu siswa untuk mengerjakan tugas dipapan tulis dan siswa yang lain memperhatikan dan memberikan tanggapan sedangkan geru sebagi penengah dan memberi kesimpulan pada soal yang dikerjakan siswa dipapan tulis. Pada pertemuan ini nampak perubahan pada keaktifan siswa mulai terlihat siswa banyak yang mau berdiskusi dengan temannya menyelesaikan soal-soal, tidak ragu-ragu untuk bertanya, sudah berani tampil mempresentasekan hasil kerja kelompoknya.
Pada pertemuan keempat, tugas (PR) dikumpulkan dan dibahas yang dianggap sulit dikerjakan secara bersama-sama. Peneliti mengingatkan kembali materi yang telah dibahas pada pertemuan lalu, sebelum materi berikutnya dijelaskan. Pada pertemuan ini siswa tidak dikelompokkan lagi kedalam kelompok belajar, secara individu sudah mulai terjadi perubahan sikap, siswa mulai ikut aktif dalam proses pembelajaran. Ini dapat terlihat dari kegiatan-kegiatan siswa mulai terfokus pada pelajaran yang dibahas.
Pada pertemuan kelima merupakan pertemuan terakhir untuk siklus I, dan diberikan tes hasil belajar siswa dalam bentuk uarian dan hasilnya akan dianalisis guna untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar siswa kelas V SD Muhammadiyah 2 Kota Sorong.
2. Refleksi Siklus II
Dari hasil refleksi Siklus I, ada beberapa hal yang masih kurang dan perlu diperbaiki lagi oleh peneliti guna tercapainya tujuan dan hasil yang diharapkan dari pembelajaran dengan menggunakan pemberian penguatan. Ada beberapa hal yang perlu diperbaiki oleh peneliti untuk memaksimalkan pembelajaran dengan pendekatan pemberian penguatan . Diataranya adalah Dalam suatu kelompok masih dipimpin dan didominasi oleh siswa yang pandai saja, Siswa masih ragu-ragu untuk tampil ke depan teman-temannya untuk bicara atupun mengerjakan tugas dipapan tulis,. Kurangnya kerjasama antara teman-teman dalam menyelesaikan soal-soal kelompok. Dari siklus ini peneliti melakukan perubaha-perubahan pada siklus II.
Didalam Siklus II ini dilaksanakan sebanyak 5 kali pertemuan, dimana siswa sudah mulai mengerti dan memahami tentang metode yang diberikan atau yang diajarkan kepada siswa yaitu metode pemberian penguatan saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dari siklus II ini Kesungguhan, perhatian dan keaktifan siswa semakin menunjukkan peningkatan. Ini terbukti dari banyaknya siswa aktif mengajukan pertanyaan untuk materi yang kurang dimengerti, memberikan tanggapan pada saat pembahasan soal-soal secara bersama-sama, serta keberanian siswa untuk mengerjakan soal-soal di papan tulis, dan tugas (PR) dikerjakan dengan tepat waktu.
Dengan mengacu pada pengalaman Siklus I, pembentukan kelompok tidak lagi berdasarkan dengan daftar hadir, tetapi diacak sesuai dengan siswa yang pandai dan mempunyai kemampuan yang lebih sehingga mereka dapat membimbing temannya yang kurang mampu. Ternyata cara ini membuahkan hasil, siswa yang semula malas menjadi semangat karena termotivasi. Mereka merasa dilibatkan dalam kerja kelompok, dan siswa yang memiliki kemampuan kurang bekerja dan menyelesaikan soal yang diberikan sehingga muncul pada dirinya sudah ada tempat untuk bertanya atau membimbingnya.
3. Analisis Refleksi Siswa
Dari 24 siswa, secara umum ternyata mereka setuju dalam pembelajaran diterapkan dengan pendekatan pemberian penguatan , mereka menyatakan dengan pendekatan ini proses pembelajaran lebih menarik karena dikaitkan dengan lingkungan sekitar atau hal-hal yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dan dapat menambah motivasi siswa untuk percaya diri guna menyelesaikan soal-soal yang diberikan di sekolah maupun di rumah, serta dapat meningkatkan hasil belajar mereka sebagai peserta didik.
download skripsi lengkapnya di link ini: http://www.ziddu.com/download/9281692/skripsimulyadi.rar.html
0 Komentar